20#19²

477 57 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Perlahan kedua netra itu terbuka setelah cukup lama terpejam, ia menyipitkan mata guna menyesuaikan cahaya yang amat terang menyilaukan, badan nya terasa kaku, dan kepala yang teramat pusing membuat nya meringis,

Ia perlahan mencoba untuk mendudukkan dirinya, netra nya menangkap sesosok yang tengah terlelap tidur tepat di samping nya,
Dan ia juga melihat yang lain tidur di sofa dan lantai, seperti si bungsu yang tak lain ialah jisung,

Ia melihat si bungsu jisung tidur tepat di bawah kolong sofa, ia terheran heran bagaimana bisa jisung sampai di kolong sofa, ia menduga jika kebiasaan jisung jika tidur adalah tak bisa diam, selalu bergerak layak nya sebuah helikopter atau Trenggiling.

Fokus nya teralihkan saat ia mendengar suara yang ia kenal, lantas ia pun menoleh ke arah suara,

" kau sudah bangun " ucap orang itu

" ya seperti yang pangeran Jeno lihat " jawab haechan

Orang itu tak lain ialah Jeno, ia memang kerap menemani haechan kala saat dirinya belum sadar, bahkan Jeno rela libur berlatih hanya untuk menjaga haechan,

Sungguh tuan muda kita satu ini amat teramat peka dan sweet sekali 😌.

" ingin sesuatu " tanya Jeno

" air, aku harus " ucap haechan

Lantas Jeno pun pergi meninggalkan haechan sendiri bersama dengan sodaranya yang masih molor alias merangkai mimpi,

Sementara itu haechan menatap sekeliling kamar yang entah milik siapa ia tak tau, karna dari awal ia datang ia belum sempat berkeliling sepenuhnya, hanya beberapa bangunan saja tidak sampai per kamar an.

Tak lama pintu kembali di buka terlihat Jeno yang kembali dengan tangan yang mengadah membawa nampan,

" minum lah " ujar Jeno

Sembaring menyerahkan segelas air yang haechan minta, dengan senang hati haechan pun menerimanya

Setelah rasa harus nya hilang, ia menyerahkan kembali gelas ia tadi ke Jeno, dan Jeno meletakkan gelas kosong itu ke atas naska,

" berapa lama aku tertidur " ucap haechan

" tidak lama hanya dua minggu, mungkin " jawab Jeno

Haechan yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Jeno, dan apa apaan Jeno tadi Tidak lama kata nya, dua minggu bukan waktu yang singkat,

" pangeran bercanda " jawab haechan yang masih dengan keraguan

" apakah wajah ku sedang bercanda " tanya Jeno

" apakah wajah ku sedang bercanda " tanya Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi Jeno ☝︎

Haechan yang melihat ratu wajah Jeno yang...., entahlah ia pun tidak bisa menjelaskan nya,

" ummm... Iya " jawab haechan

Jeno yang mendengar jawaban haechan langsung pudar senyuman nya,

'Sejak saat itu senyum ku menjadi token' batin Jeno

" aku merindukanmu " ucap Jeno lirih

Haechan yang tengah termenung langsung menoleh ke arah Jeno,

" apa " tanya haechan

" apa? " tanya Jeno balik

" lah pangeran tadi ngomong apa " ucap haechan

" engga ada " jawab Jeno

Yang terkesan seperti membantah menutup barang bukti kasus kriminalisasi,

" pangeran tuh gimana sih jelas tadi ngomong kok " ujar haechan

Ia yakin tadi Jeno ngomong sesuatu

" tidak ada, dari tadi diam saja "ucap Jeno

" pangeran, pangeran kalo boong pantat nya kelap kelip loh mau " ucap haechan

" teori macam apa itu, buku apa yang kau baca " tanya Jeno

Saat haechan ingin menjawab, ia terhenti saat mereka mendengar suara orang lain, lantas mereka pun menoleh ke sumber suara,

" haechan kau sudah bangun " tanya jisung

" ya aku sudah bangun " jawab haechan

" bagus, ayo menikah dengan ku " ujar jisung

Setelah mengatakan itu jisung kembali tertidur dengan posisi yang sama di bawak kolong sofa,

Sementara itu haechan dan Jeno terkejut akan apa yang jisung katakan baru saja, haechan hanya tersenyum melihat tingkah absurd  jisung, sedang Jeno ia menghampiri jisung dan melayang sebuah ucapan selamat pagi,

PLAKK....

" ughhh " rintih jisung

" bangun kau sialan, apa maksud perkataan mu " triak Jeno

Sungguh ia tak Terima jika haechan menikah dengan jisung nantinya, padahal jelas jelas haechan itu miliknya,

Teriak an Jeno membuat yang lain terganggu, alhasil mereka semua pun terbangun dengan nyawa yang masih belum terkumpul, haechan yang melihat yang lainn terbangun pun tersenyum,

" selamat pagi " ucap haechan

Entah sadar atau tidak mereka menjawab perkataan haechan,

" pagi haechan " ujar chenle

"Hm pagi " mark

"Ya " jaemin

"Pagi juga" renjun

Melihat hal itu Jeno menoleh ke arah haechan, seakan tak Terima tadi ia bangun tak di ucapkan selamat pagi,

" apa " tanya haechan

Heran karna Jeno menatap nya tajam

" kau tidak mengatakan selamat pagi pada ku, tapi kau mengatakan itu ke yang lain " ujar Jeno

" benarkah, baiklah ulang " ucap haechan

"Selamat pagi pangeran Jeno, aku juga merindukanmu je " ujar haechan

Yang suara nya semakin mengecil, ia harap Jeno tak mendengar kan nya, tetapi ia salah Jeno tetap mendengarkan nya,

" apa katakan sekali lagi " ucap Jeno

" tidak ada " jawab haechan

Saat tengah asik berdebat, mereka dikejutkan oleh suara yang lantang, suara siapa lagi kalau bukan

" HAECHAN KAU SUDAH SADAR " teriak chenle

Saat nyawa nya sudah benar benar terkabul, ia melihat seseorang yang amat ia rindukan siapa lagi kalau bukan haechan,

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.bersambung avvvvvvvvvv










Transmigrasi prince [Haechan x nct dream]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang