Bima sejak tadi sibuk di belakang rumah memeriksa pompa air yang disinyalir mati,
Niar mendekat dengan air minum dan piring ubi rebus yang ibunya masak tadi"Makasih ya" ucap bima lalu meneguk air yang Niar bawa
"Iya,itu yang mati bagian apanya"
"Gak tahu, kayaknya ini kebakar deh" bima memegang salah satu bagian kecil yang ia claim kebakar itu
"Ooh,terus gimana mau beli baru aja"
"Iya nanti sore kita pergi beli pompa air baru mau ikut?"
"Mauu" Niar tersenyum senang dari ajakan suaminya
"Biiim,gimana pompanya apa sudah di perbaiki" ucap ibu dari arah jendela dapur membuat kedua sejoli itu menoleh
"Kebakar buk,ini harus beli baru"
"Ooh gitu" ibu mengangguk paham
"Kita ngemilnya sama ibu aja yuk,disini panas"
"Okey" bima dan Niar bangkit membawa kembali ubi dan air menuju ke rumah lagi
Setelah sampai di rumah ibu tengah menonton televisi"Apa mau beli hari ini juga pompanya?"
Bima dan Niar duduk berdampingan lesehan di atas tikar "iya nanti sore kayaknya nunggu paluh"
"Yasudah ini uangnya buat beli pompa"
"Ibu jangan gitu lah bima berasa gak ada harga dirinya didepan Istri"
"Ibu salah Tah"
"Ibu, maksud bima biar bima aja yang beli pompanya uang ibu di simpan saja" jelas Niar
"Ya gak papa,ibu kan mau bantu juga cuma beli pompa air doang kan"
"Justru itu,biar bima aja yang beli uang ibu di simpen ya" kata bima menggeser uang untuk di ambil kembali
"yasudah kalo gitu ibu mau ke belakang dulu,mau ngambil kemangi buat di bikin pepes"
Ibu meninggalkan Niar dan bima di ruang tv yang menyala"Ponsel kamu udah ketemu?"
Niar menggeleng "belum,kebiasaan deh aku suka lupa naro" bima mengusap lembut kepala Niar "yasudah gak usah di cari kalo ada apa-apa kan masih ada ponsel aku"
"Aku mau kemesjid dulu yah,udah mau ashar"
"Iya"
Bima beranjak memasuki kamar lalu mengusap dadanya, setidaknya biar belum tahu dimana ponsel miliknya dan semoga Niar gak tahu juga tentang berita Yangs Edang terjadi sekarang
Setelah kepergian suaminya Niar berniat menyapu lantai rumah walaupun terbilang sederhana tapi cukup nyaman dan betah
Niar bersyukur lagi-lagi kehidupan pernikahan nya tidak serumit yang di bayangkan,bima juga bukan tipe laki-laki yang menyebalkan walaupun di awal mereka pernah sesekali saling adu pendapat tapi Niar cukup bersabar dan berhasil menurunkan ego nyaNiar memindahkan Chanel tv lalu melanjutkan kegiatannya menyapu ia ingin segera selesai karena setelah asar akan pergi ke toko bersama bima
"Pemirsa artis cantik Marsha yang tengah naik daun kini tengah di isukan menjadi orang ketiga dalam hubungan rumah tangga orang lain,Marsha diduga menjadi perebut suami orang yang berprofesi sebagai pengusaha kaya"
Niar menoleh cepat saat mendengar berita itu di tv matanya terfokus dan mematung
Gambar yang terpampang jelas di layar tv itu seseorang yang ia kenal,dia tahu siapa Marsha yang di sebut
Niar mendekat dengan degup jantung yang berpacu cepat merasakan keterkejutannya setelah tak lagi berurusan dengan Perusahaan kini masalah muncul menyeret artisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
the melting darkness
RomanceWinter mahaniar linggar harus menikah ketika sang kakek yang tiba-tiba jatuh sakit memintanya untuk menemui seorang pemuda kampung yang di gadang-gadang akan menikahinya Abimanyu Erlangga pemuda sederhana yang tinggal di kampung halaman bersama seo...