gara-gara secangkir kopi

56 4 1
                                    

"halo"gadis berambut panjang itu menyodorkan tangannya kearah Niar
Dengan senang hati isteri Abimanyu itu menerima uluran tangan perempuan yang tengah tersenyum di depannya "vina"
"Niar" jawab Niar

"Vina,mulai hari ini kamu dan buk Niar akan bergabung dengan grup PKK desa kita" dengan senang hati Lia menjelaskan jika Vina dan Niar akan ikut bergabung sebagai anggota grup pkk

"Terimakasih mbak, ngomong - ngomong mbak Niar orang baru yang soalnya saya agak kurang familiar"

Lia meraih tangan vina "kamu ini bicara apa vin, memangnya belum tahu?"

"Tentang apa?"

Lia merotasikan matanya merasa Vina ini ketinggalan info "mbak Niar ini isterinya pak bima" senyum vina langsung luntur seketika ia melihat kembali kearah Niar yang tersenyum manis kepadanya. Sungguh ini di luar ekspektasi Vina yang masih menganggap jika bima belum menikah

"O-oh maaf Vina gak tahu hehe" vina tersenyum malu berusaha menyembunyikan rasa yang tak bisa dia ungkapkan sekarang

"Jangan merasa tidak enak Begitu,lagi pula itu hal wajarkan" ucap Niar

"Mbak niar ini orang Jakarta wajar kalo kita -kita merasa asing" Lia menimpali ungkapan niar

"Emhh-- kalo gitu kita mau bikin apa dulu nih" vina mengalihkan pembicaraan menanyakan kegiatan apa saja yang harus di persiapkan

"Oh iya di dapur emang lagi sibuk-sibuknya bikin bumbu kita gabung aja" Lia mengajak keduanya untuk ikut bergabung bersama ibu-ibu lain yang tengah sibuk membersihkan berbagai bahan masakan

Rusli kembali ke teras depan dimana bima masih duduk bermain ponsel sembari menunggu siapa tahu ada yang di butuhkan untuk keperluan lain "pamajikan lagi ngobrol sama Vina sigahna lagi ngenalin isteri kamu" ucap rusli tiba-tiba saat duduk di kursi sebelah bima
"Ngerokok" tawar rusli yang memang baru meroko lagi setelah tidak bersama Sean sementara bima menoleh ke dalam rumah rusli

"Gak" bima mencari keberadaan istirnya lewat tatapan ternyata benar Vina dan Niar itu duduk berdampingan sembari mengupas sayuran yang akan mereka pasak

"Kalo Vina sama Lia cantikan mana" tanya rusli tiba-tiba setelah itu asap rokok keluar dari mulutnya

"Ngomong apa sih rus,Lia itu bini Lo kalo gue pilih dia bisa-bisa aing di pencit ku salakina" jawaban bima secara tidak langsung memilih vina

"Kalo Vina sama Niar?"

"Serius Lo nanya kaya gitu?"

rusli tertawa renyah setelah jawaban bima malah balik bertanya

***

"Buk Lia itu pak Rusli sama pak bima barangkali mau makan ini lauknya sudah matang" kata Linda

"Simpan dulu aja di situ" Lia menoleh ke arah Niar "buk pak bima nya di tawarin makan dulu geh nasi sama lauknya mumpung masih anget"

"Kayaknya enggak deh buk, soalnya sebelum kesini tadi makan"

"Mmh--pasti masakan buk Niar enak banget soalnya kata rusli pak bima kalo makan siang sekarang suka pulang kerumah"

"Loh bukannya kalo makan siang memang di rumah ya"

"Di kantor juga ada yang masakin loh buk tapi pak bima semenjak nikah jadi makan siang di rumah katanya "

Oalah bima ternyata sengaja pulang kerumah saat jam makan siang, Vina yang berada di tengah-tengah Niar dan lia memegang gagang pisau dengan kencang jantung nya terasa panas namun taknbisa berbuat apa-apa dia bukan siapa-siapa "vin,makan dulu gih" tawar Lia "ah-masih kenyang mbak" kata vina

the melting darknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang