Panas tengah hari membuat siapa saja mengeluh kegerahan termasuk niar
Setelah sampai dirumah ia langsung membersihkan diri dikamar mandi, setelah dirasa bersih dan segar Niar keluar dari kamar mandi hanya berbalut kan handuk sepaha dan rambut yang basah terurai Niar berjalan pelan menuju kamarnya"Assalamualaikum" terdengar suara salam dari pintu yang juga terbuka tanpa menunggu lama sosok itu masuk dengan tubuh tegap berjalan menuju kedalam rumah
Niar yang mematung di tempatnya hanya bisa menatap sosok yang juga berhenti didepannya,pandangan mereka beradu
Bima yang melihat Niar seperti ini untuk pertama kalinya hanya bisa meneguk ludah
"Aaaaaaaaa--!" jerit Niar yang berlari menuju kamarnya lalu mengunci pintu rapat-rapat
Bima hanya bisa melirik hingga Niar tak terlihat lagi"Astaghfirullah hal'adzim siang-siang panas gini dapet kelapa seger dua lagi" seraya melihat dua jarinya
Hingga saat makan Niar tidak berani bicara begitupun dengan Bima yang hanya berusaha fokus pada makanannya sendiri
Seperti biasa Niar selalu menemani Bima makan walaupun ia tidak ikut makan,namun hari ini ia terpaksa menemani bima makan matanya merem melek menandai kegugupannyaNiar terus berusaha menghilangkan rasa malunya sambil menelan makanan yang terasa keras di tenggorokan,Niar melirik bima sekilas-sekilas dari ekor matanya bima yang banyak diam juga sesekali menarik nafas
"Ekhem aku haus minta air dong" Bima mencoba mencari topik agar kecanggungan ini bisa berakhir"Hah sayur nggak ada sayur Bim,kamu gak bilang mau makan sama sayur" terlihat sekali kegugupannya Niar ini
"Water winter water,air bukan sayur aku haus"
Niar mendelik tak suka "Stopnyah, aku gak suka dipanggil gitu"
"Iya lagian kamu ngelamun terus dari tadi"
"INi airnya, silahkan di siram tuan"
"Astaga kamu jahat banget sih"
Mereka tertawa melihat tingkah masing-masing yang merasa canggung secara bersamaan juga berubah menjadi lucu***
"Halo kak bagaimana kabarmu?"
"Aku sehat,kakek gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
the melting darkness
RomanceWinter mahaniar linggar harus menikah ketika sang kakek yang tiba-tiba jatuh sakit memintanya untuk menemui seorang pemuda kampung yang di gadang-gadang akan menikahinya Abimanyu Erlangga pemuda sederhana yang tinggal di kampung halaman bersama seo...