12. divorce

650 88 11
                                    

Hari ini adalah hari keputusan hakim, kedua pasangan itu akan melepas setatus sepasang suami dan istri yang selama 8 tahun pertahankan.

Penampilan jaemin jauh di kata baik-baik saja. Rambut sedikit berantakan, sorot mata yang tertunduk.

Ketukan palu masih terdengar di telinganya, kesempatan untuk memperbaiki sudah sirna.

"Ren apa boleh gua bicara sama lo sebentar? "

Renjun diam tak bergeming, dirinya lebih memilih pergi dari hadapan jaemin.

"Gua mohon sebentar saja, untuk terakhir kali nya" Teriak nya yang masih di dengar dari pendengaran renjun.

"Untuk terakhir kalinya" Kata jaemin dengan lemah.

Renjun yang mendengar itu pun membalikkan badannya,ia melihat mantan suaminya yang lemah bersandar di kursi itu. Pada akhirnya renjun kalah dengan ego nya. Ia merasa tidak tega jika melihat jaemin seperti ini.

"Sini, ren.... Lo masih sudi buat ngobrol sama si brengsek ini kan? " Dengan ragu renjun melangkah ke arah jaemin.

Jaemin tersenyum karna renjun masih mau berbaik hati terhadap nya.

"Lo emang baik ren, orang sebaik lo emang gak pantes buat gua" Jaemin menarik pergelangan tangan renjun secara perlahan tak lama renjun duduk si sampingnya.

"Hari ini tepat sidang perceraian kita, ketukan palu sudah di ketukan yang artinya lo resmi bukan milik gua lagi. Sekarang gua baru ngerasain kehilangan lo." Jaemin mengangkat sedikit dagu renjun lalu membawa nya di bahunya.
Dirinya mengelus rambut halus renjun.
Ia memejamkan matanya.

"Selama 8 tahun lo harus merelakan kebahagiaan lo sendiri dan selama itu lo berjuang sendirian. Lo hebat, gak semua nya bisa seperti lo. Gua dulu dengan bodohnya bilang kalo gua tersiksa dengan hubungan ini padahal lo lebih tersiksa. "

"Dunia lo hilang dan impian lo juga sudah hilang semuanya. Jiwa dan raga lo juga hancur sedangkan kehidupan gua masih tetap berjalan. Seharusnya gua bisa memahami dan beri dukungan buat lo. Kenapa dengan egois gua malah prioritas orang lain dibandingkan lo? Dengan percaya dirinya gua malah bilang lo bisa sendiri tanpa adanya gua. Jaemin lo bodoh, bodoh sekali. "

Tuhan, dirinya sudah sadar akan kesalahannya dulu.seharusnya ia memperlakukan renjun sebaik mungkin.
Seandainya waktu bisa dia putar pasti jaemin memilih memperlakukan renjun selayaknya ratu. Jika itu terjadi mungkin dirinya tidak akan bernasib seperti ini.

"Keputusan hakim sudah di tetapkan, hak asuh anak -anak jatuh ke tangan lo. " Ucap nya dengan mulut bergetar

"Gua bakal Terima sebesar apapun rasa amarah lo karna gua sadar betapa bajingannya gua tapi gua mohon jangan jauhin gua sama Anak-anak."

Tangan renjun dia kepalkan, mata yang terperjam dan tak lupa tangisan yang
Deras dia suarakan. Setiap untaian kata yang di keluarkan dari mulut jaemin membuat nya melemah dan untuk pertama kalinya dirinya mendengar penuturan dari jaemin. Dimanakah sifat angkuhnya?dimana sifat jaemin yang selalu menghardiknya dengan kata-kata yang menyakiti dirinya. Kenapa baru sekarang disaat keadaan nya sudah berubah? Jika dulu jaemin berubah mungkin renjun tidak akan mengambil keputusan seperti ini.

"Kenapa baru sekarang? " Ucap renjun dengan lirih.

"Maaf, gua minta maaf atas perlakuan gua yang membuat lo terluka. Renjun. Dari awal gua gak pernah berniat buat nyakitin lo karna gua sadar bukan lo yang seharusnya gua salahkan bahkan lo sendiri korban. Semua itu datang karna gua kalut dan gak bisa berpikir dengan bijak. Gua terlalu fokus menyalahkan lo atas kehilangan arletta. Dan gua selalu berpikir lo dan keluarga hanya ingin harta keluarga gua. " Kerah jaemin dinkepalkan untuk menahan emosinya.

" Ya emang lo udah nyakitin gua jaemin,lo udah hancurin semuanya. impian gua sebenarnya cuman sederhana. Hidup bersama pasangan yang cinta dan sayang sama gua. Selalu jadiin gua rumah dan selalu jadiin gua prioritas utama tanpa melihat orang lain. Daripada gua hidup mewah
Tapi gua harus menderita karna pasangan yang sama sekali gak bisa memberikan cinta. "

"Gua rela mengorbankan semua impian yang seharusnya gua bisa raih,jaemin. Gua harus menjadi istri dan ibu yang baik walaupun sebenarnya gua gak tau apa- apa tentang dunia itu karna jika lo tau hidup gua dari dulu berbeda. lo pasti gak bakal menyangka bahwa gua bisa seperti sekarang ini."

"Awalnya gua tidak menginginkan ini semua sama dengan hal nya lo tapi gua gak bisa karna gua gak mau mengecewakan mereka. Mereka pikir hidup bersama dan menikah dengan lo adalah keputusan yang terbaik bagi mereka bukan karna kepentingan untuk perusahaan mereka. "

"Setiap malam gua selalu menangis, menahan untuk tidak menemui mereka, rindu pelukan mereka dan juga kehangatan mereka. Tapi gua coba tahan rasa rindu gua terhadap mereka. Gua memilih memendam itu semua sendirian. Mencoba bersabar seolah keajaiban akan datang tehadap diri gua"

Ucapan dari mulut renjun membuat hatinya tersayat, ternyata sudah sedalam ini dirinya menyakiti renjun.

"tapi rasanya Kesabaran dan ketahanan gua sudah melampaui batasnya jaemin. Gua gak sekuat itu. Perjuangan gua selama 8 tahun sudah cukup sampai disni. gua lelah dan putus asa, jaemin. "
Jaemin menggelengkan kepalanya seolah dirinya tidak Terima keputusaan renjun.

"tetaplah bersama gua sampai semua masalah kita selesai,oke? walapun kita sudah selesai dengan hubungan ini, ya? Kita bisa rujuk kan?gua janji bakal bahagiain lo sama Anak-anak ren. Walaupun terlambat gua bisa wujudin impian lo untuk bisa memliki keluarga yang hamonis. Gua gak bisa hidup tanpa lo. " Ucapnya terhenti lalu tersenyum kearahnya.

"Gua sangat mencintai lo,ren." Kata terakhir yang dia sematkan berharap renjun membalasnya

"Jaemin harus seberapa besar gua sabar? Sabar gua harus sedalam apa jaemin? Kalo lo cinta sama gua seharusnya lo bisa lepasin gua untuk tetap bahagia. Cinta itu ketika lo harus melepaskan dan membiarkan orang yang lo cinta bahagia. Kalo lo terus tetap tahan cinta itu artinya lo jahat membiarkan orang yang lo cintai tetap bersama lukanya tanpa mencoba mengobati lukanya. "

"Lepasin ya, lepasin gua... biarkan gua hidup baagia dan sembuhin luka gua ya. Lo bukan cinta tapi lo cuman butuh dan takut kehilangan. "

"Lo bisa nemui anak-anak kapan pun lo mau, gua gak akan ngehalagi lo menemui mereka.bagaimanapun lo masih ayah kandung mereka. Gua gak bisa egois karna mereka membutuhkan figur ayah. Meskipun kita gagal sebagai pasangan setidaknya kita tidak gagal menjadi orang tua. "

"Gua janji bakal lupain perkataan lo terhadap kala dan gua bakal maafin lo semuanya termasuk perkataan dan perlakuan lo. Dan gua bakal izinin lo nyentuh kala lagi.tapi gua mohon lepasin gua dan biarkan gua hidup dengan tenang. "

Hati jaemin sebenarnya masih merasa di rundung kesedihan karna ucapa- ucapan yang di lontarkan renjun itu membuat nya sesak di dadanya.

Setelah renjun mengucapkan itu jaemin memeluknya begitu sangat erat seolah dirinya takut kehilangan rennjn untuk selamanya.

Renjun tidak memberontak sama sekali dirinya malah membenamkan wajahnya di bahu jaemin membalas pelukan itu.

Tanpa mereka sedari yuta sudah berdiri di hadapan mereka lalu renjun melepas kan pelukan itu.

"Sudah kamu berbicara dengan anak saya? Sekarang biarkan anak saya bersama dengan saya. "

Renjun beranjak dari kursi tersebut lalu menggandeng tangan yuta dan pergi meninggalkan jaemin yang menatapnya dengan tatapan sendu.

Half HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang