10.sebuah harapan

886 98 35
                                    

Renjun menyiapkan sarapan untuk keluarga nya sambil menggendong putra bungsunya.

"Ren kasih kala ke gua ya, biar lo gak kerepotan siapin makanannya. "

Renjun menulikan suara jaemin dirinya lebih fokus menata makanan tersebut.

Jaemin merasa diabaikan pun hanya menghela nafas. se fatal itu kah omongannya tempo lalu ? Jaemin sama sekali tidak kasih toleransi.dirinya sangat menyesali perkataan yang membuat renjun seperti ini.

Demi apapun jaemin rindu kepada anaknya, dirinya ingin memeluk tubuh kecil anaknya. Apa renjun tidak bisa mengasihininya? Jika waktu bisa di putar jaemin tidak akan mengatakan ucapan laknat itu.

"Gak ada harapan ya bagi gua buat nebus kesalahan gua? " Ujar jaemin namun masih di abaikan oleh renjun.

jaemin berusaha mengambil atensi nya kepada renjun dirinya tidak bisa di abaikan terus menerus. Tangan kekar memegang tangan halus renjun.

"Lepas" Ucap renjun raut wajah yang menunjukkan ketidak sukaan

"Ren--"

"Jaemin apa gua harus bertekuk lutut agar lo bisa pergi meninggalkan gua dan anak-anak? Jaemin perkataan lo bukan nyakitin gua aja tapi kala. Darah daging lo sendiri di katain dengan sebutan ' Anak haram' walaupun Kala belum mengerti tapi gua sebagai ibunya yang melahirkan dia ikut sakit hati!!"

"-Tapi demi Tuhan jaemin!! Kala itu anak lo walaupun dulu hadirnya Kala adalah sebuah keterpaksaan dan keegoisan lo. jaemin, gua bukan serendahan itu. " Isak renjun

jaemin terdiam seribu bahasa karna perkataan yang renjun lontarkan. Lidahnya mendadak tercekat dan sulit untuk mengatakan apapun.

"Tes DNA lah agar rasa keraguan lo bisa membuat lo lebih tenang dan yakin"

Jaemin menggeleng dengan cepat lalu tangannya memeluk tubuh renjun.

"Maaf... Maafin gua... Gua tau tindakan gua salah,gua tau perkataan maaf tidak bisa menebus kesalahan gua tapi demi Tuhan gua bakal memperbaiki semuanya Ren. "

Dengan erat jaemin membekap tubuhnya begitu sangat erat dengan kedua tangannya namun renjun memberontak berusaha melepaskan nya namun nihil malah jaemin memeluknya dengan erat dan berakhir dagunya teredam di dalam bahu lebar suaminya.

"Lepas, gua takut Kala nangis jaem"

Sepertinya jaemin tidak memperdulikan itu, dirinya malah semakin erat memeluknya.

"Renjun gua bener-bener sayang sama lo, gua cinta sama lo. Hukuman yang lo berikan kepada gua, gua gak sanggup Ren. Gua gak bisa lo pergi dari gua.
Rasanya gua ingin mati ren, gua gak sanggup berpisah sama lo dan anak-anak "

"-Tolong gua ren... Tolong kasih gua kesempatan sekali lagi. "

Renjun rasanya ingin berteriak tapi suaranya tidak mampu mengeluarkannya karna jaemin mendekap nya dengan sangat erat.

"I love you ren, tolong kasih kesempatan sekali lagi."

Rancauan jaemin membuat nya sedikit terenyuh namun dirinya masih dengan pendirian nya. Renjun mencoba lepas dari genggaman jaemin. Sungguh rasa sakitnya tidak bisa dia obati dengan perkataan maaf. Dirinya hanya ingin egois sekali ini saja, apa tidak bisa? Kenapa rasa di hatinya kepada jaemin itu masih ada? Kenapa dirinya tidak bisa benar- benar membenci suaminya itu.

Kenapa jaemin berubah sekarang? Kemana jaemin saat dirinya membutuhkan sosok pria itu? Dirinya dulu mengemis untuk bisa dia prioritas kan dan memintanya waktu namun jaemin enggan menurutinya.

"Jaemin bisa anter navio kerumah sakit? Navio demam "-r

"Sorry gak bisa, uangnya udah gua transfer"-j



"Anterin gua belanja bulanan, stok makanan dirumah habis"-r

"Gua masih meeting, uang udah gua transfer, gua lebihin takut lo kurang belanja nya"-j




"Lo gak pulang lagi ya? "-r

"Ren, maaf arletta gak bisa gua tinggal. Tangannya banyak luka lebam karna suaminya main tangan"- j



"Navio nanyain lo mulu,gua gak tau harus beralasan apalgi jaem. "

"Lo ga bodohkan?! Lo bisa  bilang kalo gua sibuk?!?! "-j

" Gua gak tega boongin dia terus,navio masih kecil, tolong kali ini lo pulang ya" -r

"Lebay banget lo, iya gua pulang kesana"-j



"Ren, sekarang gua pulang . Tolong beresin rumah ya. Arletta bakal tinggal disini karna rumah nya masih di renovasi"-j

" Gua gak bisa, lo bisa nyewa tempat buat dia"-r

"Ren, suami dia masih ngejar-ngejar dia, gua takut suaminya itu bakal berbuat kasar lagi. "-j

" Oke kalo lo masih bawa dia ke rumah , kita cerai. "-r

" Gak usah kayak anak kecil lo anjing?!? !"

"Oke gua bakal pergi dan besok bakal gua kirim surat percerainnya dan anak-anak bakal gua bawa. "-r

"Bangsat lo, iya gua gak jadi bawa arletta kesina" -j




" Sampai kapan lo masih ngurusin arletta sama anaknya? Plis anak lo juga butuh lo sebagai ayahnya"-r

"Dia masih punya lo, lo ibunya kan? Kalo lo gak sanggup ngurus mereka serahin mereka sama gua. Gua bisa ngurus mereka kalo lo gak sanggup dan uang gua bisa buat bayar baby sister buat anak-anak"-j



kejadian dulu masih tergiang- ngiang di pikiran renjun, bagaimana suaminya memilih mantannya dibanding dirinya yang dimana dia lah yang berhak atasan jaemin.

Seolah kesadarannya kembali dirinya mendorong tubuh jaemin dengan keras sehingga tubuh suaminya hampir terjatuh.

"Besok persidangan di mulai, gua harap lo datang. " Ujar renjun pergi meninggalkan jaemin yang masih terdiam sambil menatap punggung istrinya yang sedang menggendong anaknya.

Selang beberapa menit akhirnya semua orang berkumpul di meja makan, senyum merekah dan mata berbinar saat melihat makanan yang renjun masak. Hidangan nya cukup membuat mereka tergiur dan ingin segera memakannya namun senyum kedua orang tua renjun mendadak luntur pada saat jaemin muncul di hadapan nya.

"Dasar Gak tau malu, kamu berani menginjakkan kaki dirumah ini"

"Maafin saya ayah" Ucap jaemin dan segera berlutut di kaki yuta

"Saya tidak akan memaafkan kamu yang sudah menyakiti hati anak dan cucu saya"

Hallo apakabar? Maaf ya jarang update nanti aku lanjut lagi tapi gak tau kapan hehehe

Tadinya aku bakal update pas ada moment jaemren tapi kayaknya jaemren tuh harus d pancing dulu gak sih biar ada momen hehehe

Ayolah jaemren ada momen kek minimal mah selca😠😠

Half HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang