Kini jaemin berdiri didepan anak sulungnya itu, dirinya tersenyum ke arah anaknya. Rasanya jaemin ingin memeluk tubuh anaknya lalu mengucapkan beribu maaf kepada putranya itu.
Kedua tangan itu dia rentangkan sambil berjalan kearah putranya itu. Namun pada saat jaemin meraih tubuh anaknya itu tiba-tiba tangannya di tepis membuat senyuman itu luntur.
"Abang pasti marah ya sama papa? maafin papa ya karna lupa sama janji kita. Sebagai gantinya bagaimana besok papa ajak abang buat jalan-jalan kebutalan papa libur"
"Papa gak usah buat janji untuk mengajak main ataupun bertemu lagi. "
"Kali ini papa gak bohong, besok kita berangkat bareng samak navio loh."
"Papa udah berkali janji sama abang! Aku gak mau berharap lagi sama papa kalo ujung-ujungnya papa mengingkari nya. Papa dari dulu seperti ini kan? "
Perkataan dari anaknya cukup membuatnya tertusuk. Tapi jaemin tidak bisa mengelak karna perkataan itu ternyata memang bener adanya.
"Papa punya alasannya"
"Alesannya karna lebih mentingin orang lain dibanding aku kan pah? "
Jaemin diam membisu ketika anaknya lagi- lagi melontarkan kata-kata yang menusuk dari mulut anaknya.
"Aku tau kok pah bahkan aku juga dari dulu sadar karna papa lebih mentingan dia dibanding aku, papa semisal ngajak bermain atau ketemu aku sekarang udah gak mau lagi. Abang gak benci papa kok, papa tenang aja.abang cuman mau sembuhin luka abang sendiri. "
Tetesan air mata itu keluar dari bola mata anaknya,bibir kecil terisak. jaemin yang melihat itu begitu sangat hancur. Anaknya terluka karnanya. Harusnya dia melihat binar gembira dari mata itu bukan melihat tangisannya. Jaemin juga ingin melihat senyuman atau tawa nya karna dirinya tapi semua itu dia renggut.
Seharusnya jaemin tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.Andai saja dirinya bisa bersikap lebih bijak sana,
Andai saja dirinya bisa menghargai keluarganya,
Andai saja dirinya tidak egois,
Andai sajaBerandai-andai yang jaemin seharusnya lakukan dahulu
"Maaf, maafin papa nak. Tolong beri papa kesempatan buat nebus kesalahan papa. Naren jangan benci papa nak. "
Jaemin merapatkan kedua tangannya, dirinya pertama kali tertunduk dan minta maaf terhadap anaknya.
"Papa berdiri!"
Jaemin menggeleng dengan kuat, kakinya bersimpuh di lantai dan tangannya malah memeluk kaki putranya.
"Papa lepas hikss"
"Maaf"
Naren tak kuasa melihatnya ayahnya seperti ini dirinya lebih memalingkan wajahnya.
"Pah tolong Lepas atau abang akan benci papa selamanya" Telak naren membuat jaemin mengendurkan rengkuhan itu dan membuat bocah itu bisa pergi meninggalkan jaemin.
kepercayaan anaknya sudah dia hancurkan karna dirinya.
Tanpa jaemin sadari ada sepasang tangan memeluk pundaknya, jaemin tau siapa itu. Dirinya dengan segera menghapus air matanya lalu membalikkan badannya menghadap anaknya.
"Papa ayo tidur "
Jaemin tersenyum lalu mengangukkan kepalanya.
Renjun yang akan memejam kan matanya itu tiba- tiba di kagetkan suara pintu terbuka dan ternyata itu putra sulungnya.
"Malam ini Abang bobo disini ya ma, bolehkan mah?Sementara ini Abang gak mau ketemu papa dulu, papa tidur sama kakak aja. "
Renjun pun jelas memperbolehkan anaknya itu tidur bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Husband
RandomPernikahan merka memanglah karna keterpaksaan dan renjun mempertahankan pernikahan itu hanya demi anak-anaknya. Renjun juga harus menerima kenyataan tersebut apalagi suaminya tidak mencintai nya. Bagaimana jika jadinya hubungan pernikahan sudah 8...