Tangkai Enam

172 23 7
                                    

"Apakah kamu tahu soal Penjelajah, Solar?"

Solar kelihatan sedikit bingung dengan pertanyaan yang mendadak itu, "Saya tahu sedikit. Apa Anda tertarik dengan mereka?"

"Mereka?" Taufan yang tadinya sedang fokus pada suatu lembar buku kali ini menengok pada Solar

"Penjelajah ada banyak, Yang Mulia"

"Aku kira Penjelajah adalah satu orang"

Solar menggeleng pelan saat dia meletakkan piring camilan lalu duduk di depan Taufan (taufan mengajaknya duduk bersama tadi)

"Apa Anda mau saya jelaskan sedikit tentang mereka?" Taufan mengangguk antusias "Penjelajah adalah orang dari dunia lain, Yang Mulia. Beberapa orang mengatakan tujuan mereka adalah untuk merasakan hidup mereka yang lain, yang berbeda dimensi"

"Misalnya Anda ingin merasakan hidup Anda sebagai Taufan yang lain yang Tata Suryanya berbeda dengan kita. Anda pergi ke sana, di mana Anda yang lain hidup. Maka Anda adalah Penjelajah. Ada yang hidup keduanya berbeda tipis dengan kehidupan asli, ada pula yang 180° berbeda dari aslinya"

Taufan takjub dengan konsep baru yang di dengarnya itu. Kekaisaran Iris tidak pernah memperkenalkan hal semacam ini, mereka berfokus pada apa yang mereka dapatkan.

"Apa kamu pernah bertemu dengan salah satu dari mereka, Solar?"

"Beberapa kali ada yang mengaku seorang Penjelajah. Mereka menjelaskan bukti yang mereka bawa, namun karena ada sedikit perselisihan, mereka tidak pernah benar benar diselidiki. Sebagian besar rakyat percaya di antara mereka ada seorang Penjelajah"

"Lantas kalau Penjelajah itu datang, apa yang terjadi dengan pemilik kehidupan?"

Solar tampak sedikit ragu menjelaskan kali ini.

"Penjelajah mencicipi kehidupan mereka yang lain dengan berbagai cara, Yang Mulia. Bisa hanya lewat mimpi lalu menyebrangi dimensi, dengan cara itu pemilik kehidupan Anda yang lain akan tertidur dalam kehampaan. Jika Anda benar benar merasuk ke dalam tubuhnya, meninggali tubuh itu selamanya, maka pemilik kehidupannya akan mati. Anda tidak akan bisa kembali ke dimensi asli Anda juga. Itulah yang saya tahu. Mungkin ada cara yang lain"

Taufan menelan ludahnya.

Lewat mimpi? Itu adalah cara yang baik untuk kabur dari situasi mengekang bukan? Taufan sekarang bertanya tanya soal banyak hal.

"Kalau kamu menjelajah lewat mimpi, apa kamu bisa kembali?"

Solar diam sebentar, "Saya tidak bisa menjamin hal itu. Yang Mulia"

"Apa yang akan terjadi pada tubuh Penjelajah kalau mereka memutuskan hidup di dunia yang lain selamanya?"

"Maka tubuh asli penjelajah akan mati karena jiwanya telah pergi. Dalam beberapa kasus tubuhnya menghilang dengan jiwanya, adapula yang lebih parah, saat tubuhnya menghilang, maka orang orang akan melupakan bahwa dia pernah hadir dalam dunia ini. Sama sekali tidak akan ada yang ingat padanya."

"itu konsekuensi yang menyakitkan sekali"

"Sesuatu yang bagus selalu mahal harganya, Yang Mulia. Bahkan terkadang sesuatu yang tidak pantas pun mahal sekali harga yang diperlukan"

Taufan menyetujui hal itu.

Melihat sedikit ke arah jendela, Taufan melihat keramaian yang masuk ke dalam gerbang Istana Putra Mahkota.

"Ada apa itu, Solar? Apa kamu tahu?"

"Ah, benar. Duke Estelle melaporkan adanya [retakan] besar di pedalaman hutan. Di sisi lain Duke de Arnauth juga sedang kesulitan menghadapi banyaknya monster yang muncul dalam wilayah. Karena keadaan seperti ini merupakan keadaan darurat yang memungkinkan bahaya, mungkin Pangeran Mahkota akan ikut melakukan ekspedisi bersama dengan pasukan Ksatria Suci dan Ksatria Utama"

"Lalu siapa itu yang datang?"

"Itu adalah Count Reenberg. Kaisar menugaskan Count untuk melindungi Anda dan Putri Duke, Nona Ivette. Tapi tentu saja Count akan memprioritaskan Anda, tidak perlu khawatir"

Taufan mengerutkan alisnya, "Bukankah Nona Ivette lebih perlu dilindungi?"

"Tingkat keamanan di Istana Putri Mahkota lebih tinggi daripada Istana ini, Yang Mulia. Jika di sini terdapat Ksatria terbaik, maka di sana ditempatkan Ksatria terbaik dari yang terbaik. Bahkan meskipun Nona Ivette tidak di sana, para Ksatria itu tidak akan pergi kemanapun."

"Apa kita perlu menyambutnya?"

"Tidak perlu, Putra Mahkota sedang melakukannya. Anda bisa menyambutnya saat Putra Mahkota mengenalkannya nanti"

Taufan tersenyum mengiyakan, namun sebenarnya dia merasa sedikit gelisah. Terutama saat mengingat bahwa Count Reenberg adalah orang yang membuatnya merasa tidak nyaman di acara makan malam kemarin.

Bukannya merasa aman, Taufan justru merasa takut sekarang. Mau bagaimanapun, dari kejauhan ini saja, wajah Count sudah membuatnya merasa aneh.

Taufan merasakan bahaya besar darinya, tapi Kaisar seperti sangat memercayai orang itu. Bahkan Halilintar tampak akrab dengannya.

Menghabiskan waktu dengan mencoba membantu pekerjaan Solar di bagian administrasi, sore menjemput hari dengan awan yang berwarna abu. Hari ini akan hujan, mungkin.

Taufan diminta oleh Halilintar untuk datang ke ruang kerjanya. Bertemulah Taufan dengan Count Reenberg.

Orang yang berambut putih salju itu terlihat lebih tinggi dari pertama kali Taufan melihatnya. Bahkan saat Halilintar berdiri di sampingnya, dia masih lebih tinggi tiga hingga empat centimeter dari Halilintar.

Kulitnya cukup pucat, tapi dalam sekali lihat Taufan menyadari kulitnya yang halus. Taufan berpikir mungkin Count sama sepertinya, jarang menggunakan pedang.

Matanya berwarna ungu agak berkabut. Tidak ada binar sama sekali di sana, sepertinya mata itu suram sekali.

Secara keseluruhan, orang ini terlihat seperti boneka seukuran manusia.

"Selamat sore, Pangeran" Count menunduk dengan menyungkupkan tangannya di dada kiri, persis seperti Taufan saat acara makan malam dengan Dewan.

"Ini adalah Nox Reenberg, Count dari wilayah Ibukota pusat. Karena sepertinya aku akan meninggalkan istana cukup lama melihat situasi agak berbahaya, kamu akan dikawal olehnya atas perintah Kaisar. Dia akan tinggal di sebelah kamarmu, jadi panggil saja dia ketika ada bahaya mendadak"

Taufan menelan ludah. Kali ini Halilintar bicara dengan nada yang santai dan tidak ketus seperti biasanya.

Mengangguk paham, Taufan bisa melihat helaan napas dari Halilintar. Entah ada apa lagi dia.

"Aku akan berangkat lusa. Selama aku pergi, kamu jangan pergi keluar dari Istana, karena beberapa wilayah telah melakukan penguncian daerah melihat situasi semakin mengkhawatirkan"

Taufan mengangguk dengan lebih antusias kali ini. Mungkin karena ini pertama kalinya Halilintar berbicara dengan santai dan lagi, dia tak menatap Taufan tajam.

Rekahan senyum Taufan tetap dibungkus kepalanya yang menunduk. Dia tak berani menatap Halilintar, takut tiba tiba Halilintar mengembalikan sorot mata benci itu.

Selesai dari sana, Count mengikutimu saat kamu kembali ke kamar. Pelayan mulai menata di sana sini kamar di sebelahmu yang akan digunakan oleh Count.

"Semoga kamu nyaman tinggal di sini, Count" Taufan tersenyum ramah

"Silakan panggil saya dengan nama saya, Pangeran"

"Baik...Nox"

"Oh, Count Reenberg" Taufan dan Nox menengok dari sumber suara. Solar mendekat ke arah mereka dengan senyum yang sangat merekah.

Menjabat tangan Count dengan semangat, Solar menanyakan kabarnya. Taufan baru pertama melihat Solar sangat antusias seperti itu.

"Pangeran, bagaimana kalau kita minun teh sebentar dengan Count?"

Taufan merasa tidak enak menolak ajakan itu.

ECHOES FROM THE FORGOTTEN || BL HALITAU FANTASY AU-Boboiboy Elemental ShipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang