Kamu bangun dari tidurmu, lalu duduk di sofa yang kamu tiduri semalaman. Pinggangmu sedikit sakit karena sofa itu kecil dan memang bukan tipe yang bisa dijadikan tempat tidur.
Kepalamu sedikit sakit saat kamu meregangkan lehermu. Suara tulang yang bergeser itu membuatmu sedikit meringis. Agak sakit rasanya.
Pandanganmu melihat ke sekitar, anak itu sudah tidak ada di tempat tidurnya. Di mana dia?
Saat kamu melihat semburat oranye di jendela, kamu menggunakan jubahmu dan pergi keluar. Kamu punya banyak jadwal hari ini.
Pintu mengeluarkan suara kletak yang cukup keras saat kamu menutupnya. Pelayan sudah terlihat mondar mandir di sana sini, kamu melewati lorong yang panjang.
Di mana anak itu? Kalau tersesat dan keluar area, bisa saja monster memakannya hidup hidup, perang akan pecah lagi kalau dia mati sekarang. Brengsek, kemana dia harus pergi pagi pagi seperti ini?
Kamu melihat Adikmu keluar dari taman dalam, tidak biasanya dia di sana pagi pagi begini, kamu menghampirinya.
"Sedang apa kamu?" Tanyamu. Dia cuma menatapmu galak dengan cemberut di bibirnya. Kamu sedikit membungkuk, kemudian mengelus pelan kepalanya "Ada apa?" Tanyamu lebih lembut
"Kakak jangan kasar kasar sama Kak Taufan"
Telingamu panas mendengar permintaan itu. Baru sebentar di sini, dia sudah memanipulasi Adikmu, "Jangan dekat dekat padanya, Thorn"
"Kakak saja yang jangan dekat dekat aku, menyebalkan" Dia pergi dengan kesal. Mungkin marah padamu.
Kamu menengok ke jendela yang menuju taman dalam. Anak itu duduk di sana sambil mendongakkan kepalanya. Mungkin dia merasa sayu.
Masa bodoh, kamu pun membenci pernikahan menjijikan ini. Tidak aneh kalau dia juga merasa tidak nyaman dan merindukan Kekaisarannya.
Kamu meninggalkannya dan kembali menyisiri lorong yang masih bercahayakan petromaks. Oranye langit mulai menerang dan kamu memiliki banyak pekerjaan.
Kamu sampai di ruang Kerja Ayahmu, mengetuk kemudian masuk ke dalam.
"Salam pada Matahari Kekaisaran"
"Selamat pagi, Halilintar. Mana pasanganmu?"
Kamu cuma menatap Ayahmu datar, "Berlakulah yang baik padanya" Lagi, kamu tak berkutik sama sekali. Buat apa baik padanya? Kalau lengah sedikit, bisa saja dia membunuh semua orang dan kembali ke Kekaisaran Iris, kan?
"Kamu dibebastugaskan tiga hari kedepan, Halilintar. Beristirahatlah atau lakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan pekerjaan"
"Anda tidak bisa melakukan hal itu, pekerjaan saya sangat banyak"
"Kamu pilih saja mau berhenti sebentar atau berhenti selamanya? Thorn yang selalu menurut pada Ayahnya ini juga bisa menjadi Penerus, Halilintar von Emillien"
Kamu mengulum bibir dalammu, "Tolong berikan pekerjaan saya pada orang yang kompeten" Kamu menunduk hormat, kemudian keluar dari ruang kerja Ayahmu.
Ayahmu memang orang yang lembut, kamu tidak mengerti bagaimana dia bisa begitu percaya pada seseorang dari tampilannya. Maksudmu, kamu tahu anak itu kelihatan seperti orang baik, tapi kan, kalian harus tetap waspada pada segala situasi.
Setiap hari kamu hanya fokus pada tugas tugasmu, kamu tidak tahu harus melakukan apa dia waktu senggang yang membosankan seperti ini.
Tiga hari? Itu waktu yang cukup untuk melakukan ekspedisi wilayah dan membasmi monster agar Rakyat merasa tenang dan aman. Sementara kamu bisa melakukan itu, kamu justru diperintahkan untuk beristirahat?
KAMU SEDANG MEMBACA
ECHOES FROM THE FORGOTTEN || BL HALITAU FANTASY AU-Boboiboy Elemental Ship
FanficDi Dunia ini, kita nggak sendiri. Dalam dimensi waktu yang lain, ada diri kita yang lain juga. Kehidupannya bisa berbeda tipis, atau bahkan berbeda seratus delapan puluh derajat. Taufan Iris mempelajari konsep baru soal 'penjelajah' yang katanya pe...