18. TRAVEL

476 67 1
                                    

Pagi ini udara sejuk menyapa Lisa yang berdiri di depan pintu rumah Jennie. Matahari baru saja muncul dari balik cakrawala, dan suasana di sekitar masih tenang.

Dengan penuh tekad, Lisa mengangkat tangannya dan menekan bel pintu. Di dalam rumah, Jennie yang baru saja bangun dari tidurnya, masih dengan rambut acak-acakan dan mata sedikit mengantuk, berjalan perlahan menuju pintu.

Saat membuka pintu, Jennie tertegun melihat siapa yang berdiri di hadapannya. Lisa, dengan senyuman lembut di wajahnya, menatapnya dengan mata yang seolah menyimpan banyak kata-kata yang belum terucap.

Jennie kaget, tak menyangka Lisa akan datang ke rumahnya sepagi ini.

"Lisa? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jennie dengan suara serak akibat baru bangun tidur, matanya masih menyipit karena belum sepenuhnya sadar.

Lisa tersenyum lebih lebar, seolah tak terpengaruh oleh keterkejutan Jennie. Dengan nada penuh percaya diri namun lembut, ia berkata, "Cepat mandi, Jennie. Kita akan pergi."

Jennie terdiam sejenak, memandang Lisa dengan bingung. "Apa? Ke mana kita akan pergi?" tanyanya dengan alis terangkat, masih mencoba memahami situasi.

Namun, Lisa tidak memberikan jawaban langsung. Dengan santai, ia melipat tangannya di depan dada dan berkata, "Aku akan menunggu di mobil. Cepatlah, jangan terlalu lama." Nada suaranya tegas, namun ada kehangatan yang jelas terasa.

Jennie masih terdiam, bingung dengan perubahan sikap Lisa yang tiba-tiba. Mereka baru saja melewati malam yang berat, dan sekarang Lisa datang ke rumahnya tanpa penjelasan, meminta untuk pergi bersamanya.

Jennie ingin bertanya lebih banyak, tetapi sebelum ia bisa membuka mulut, Lisa sudah berbalik dan melangkah menuju mobilnya yang terparkir di luar.

Jennie berdiri di ambang pintu, mengerutkan kening dan menggigit bibirnya, mencoba menebak apa yang sebenarnya sedang terjadi. "Apa ini?" gumamnya pelan, namun ia tahu tidak ada gunanya melawan sikap Lisa yang begitu mendesak.

Rasa penasaran dan keinginan untuk tahu ke mana Lisa akan membawanya membuat Jennie akhirnya menyerah.

Dengan langkah cepat, Jennie berbalik masuk ke dalam rumah, langsung menuju kamar mandi. Pikirannya masih dipenuhi berbagai pertanyaan.

Kenapa Lisa tiba-tiba muncul? Apa yang direncanakannya? Namun di balik kebingungannya, ada sedikit rasa harapan. Mungkin, ini adalah kesempatan mereka untuk memperbaiki segalanya.

Sementara itu, di luar rumah, Lisa duduk di dalam mobilnya, menunggu Jennie. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya.

Ada begitu banyak yang ingin ia katakan, begitu banyak yang ingin ia lakukan untuk memperbaiki hubungan mereka. Namun, untuk saat ini, Lisa memilih untuk membiarkan tindakan berbicara.

Hari ini akan menjadi langkah pertama untuk kembali mendekatkan diri pada Jennie.

Ketika Jennie akhirnya keluar dari rumah, dengan rambut yang masih basah dan pakaian kasual, ia mendekati mobil dengan langkah ragu.

Lisa tersenyum hangat, membuka pintu mobil dari dalam, dan dengan lembut berkata, "Ayo kita pergi, Jennie." Tanpa menjelaskan lebih lanjut, ia menunggu Jennie masuk sebelum mulai menjalankan mobil menuju tujuan yang hanya diketahui oleh Lisa.

Di dalam mobil, Jennie duduk dengan perasaan bingung dan penasaran. Ia terus menatap Lisa yang fokus mengemudi, sementara jalanan Seoul perlahan mulai ramai dengan aktivitas pagi.

Rasa ingin tahunya semakin membesar, dan akhirnya ia memutuskan untuk bertanya lagi.

"Lisa, kita akan ke mana sebenarnya?" Jennie memecah keheningan dengan suaranya yang lembut namun penuh dengan tanda tanya.

THEY DON'T KNOW ABOUT US | JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang