21. WE CAN FIX THIS RELATIONSHIP

396 63 2
                                    

Pagi ini, udara di Sokcho terasa sejuk dan segar, memberikan nuansa tenang yang menyelimuti alam di sekitarnya. Lisa sudah bangun lebih awal dan sibuk mempersiapkan rencana untuk hari ini.

Dia ingin mengajak Jennie ke Seoraksan National Park, sebuah tempat yang penuh keindahan alam dan bisa memberi mereka momen yang tenang dan damai setelah berbagai gejolak yang mereka alami akhir-akhir ini.

Lisa mengenakan pakaian nyaman dan kasual-jaket tipis dan celana olahraga yang memungkinkan gerak bebas. Setelah memastikan segala sesuatunya siap, dia menghampiri Jennie yang masih berada di kamar, terlelap dalam tidurnya.

Dengan lembut, Lisa mengetuk pintu dan memanggilnya. "Jennie, ayo bangun. Kita punya rencana besar hari ini."

Jennie yang masih setengah terjaga membuka matanya perlahan. "Mau ke mana?" tanya Jennie sambil menguap kecil.

"Seoraksan," jawab Lisa singkat sambil tersenyum.

"Aku ingin mengajakmu melihat pemandangan indah di sana. Sudah lama kita tidak meluangkan waktu bersama seperti ini."

Mendengar kata "Seoraksan," Jennie sedikit terkejut. "Seoraksan? Kau serius?" Jennie mengangkat alisnya, belum sepenuhnya percaya bahwa Lisa merencanakan sesuatu yang besar.

Lisa mengangguk. "Ya, aku sudah memikirkan ini sejak semalam. Hari ini, aku ingin kita hanya fokus pada kita berdua. Menikmati alam, menghirup udara segar, dan mungkin sedikit hiking."

Jennie menghela napas dalam dan tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu. Beri aku waktu sebentar untuk bersiap."

Setelah beberapa saat, mereka berdua sudah siap dan berangkat menuju Seoraksan National Park.

Perjalanan menuju taman nasional itu tak begitu jauh dari villa mereka, dan sepanjang perjalanan, mereka hanya berbincang ringan.

Lisa berusaha mencairkan suasana yang masih terasa sedikit canggung antara mereka.

Saat mereka tiba di gerbang masuk Seoraksan, Jennie tampak terkesima dengan keindahan alam yang terbentang di depannya.

Puncak-puncak gunung yang menjulang tinggi, pepohonan yang mulai berubah warna menjadi oranye dan merah karena musim gugur, serta kabut tipis yang menyelimuti lembah-lembah, membuat pemandangan itu terasa seperti lukisan alam.

"Wow... Sudah lama sekali aku tidak ke sini," Jennie berujar, suaranya terdengar sedikit kagum.

"Tempat ini benar-benar menenangkan."

Lisa tersenyum melihat reaksi Jennie. "Aku tahu kau akan menyukainya. Aku pikir, setelah semua yang terjadi, kita butuh suasana seperti ini-hanya kita dan alam."

Mereka mulai berjalan perlahan di jalur hiking yang telah disiapkan. Tidak terlalu ramai pagi itu, sehingga mereka bisa menikmati waktu tanpa gangguan.

Jennie dan Lisa terus berjalan beriringan, kadang-kadang terdiam menikmati keindahan alam di sekitar mereka, kadang-kadang saling berbagi cerita kecil untuk mencairkan suasana.

"Lisa," Jennie memulai percakapan sambil menatap puncak gunung yang terlihat dari kejauhan,

"kenapa kau memilih tempat ini? Kenapa bukan tempat yang lebih ramai atau tempat yang biasa kita kunjungi?"

Lisa terdiam sejenak, menatap jalan setapak di depannya sebelum akhirnya menjawab dengan hati-hati.

"Aku ingin kita memiliki ruang untuk berpikir, Jennie. Aku tahu ada banyak hal yang belum kita bicarakan, dan aku juga tahu kita belum menyelesaikan semuanya. Tapi di sini, di tengah alam, aku berharap kita bisa merasa lebih tenang... dan mungkin menemukan sedikit kedamaian di antara semua kekacauan yang sudah terjadi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THEY DON'T KNOW ABOUT US | JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang