19. SOKCHO

418 52 0
                                    

Lisa dan Jennie akhirnya tiba di Lotte Resort Sokcho, salah satu villa mewah di kawasan Sokcho yang terkenal dengan pemandangan lautnya yang menakjubkan. Vila ini memiliki desain modern dengan jendela besar yang langsung menghadap ke laut Timur, memberikan pemandangan matahari terbit yang memukau setiap pagi.

Dari pintu masuk, tampak jelas kemewahan tempat ini, lengkap dengan taman kecil yang dihiasi pohon-pohon pinus dan kolam renang pribadi yang berkilauan di bawah cahaya matahari sore.

Begitu mobil mereka berhenti di depan pintu vila, Lisa segera turun, membuka bagasi, dan mulai mengambil barang-barang mereka. Jennie mengamati sekeliling, matanya terpesona dengan keindahan vila yang begitu tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota.

Angin laut yang segar menyentuh wajahnya, sedikit membuat Jennie merasa lebih rileks setelah perjalanan panjang mereka.

Namun, tiba-tiba Jennie tersadar sesuatu. Dia menoleh ke Lisa yang sedang membawa koper, dan dengan suara sedikit bingung, dia berkata, "Lisa, aku tidak membawa pakaian apapun. Aku terburu-buru tadi pagi dan sama sekali lupa."

Lisa menoleh ke Jennie, berhenti sejenak, lalu tersenyum kecil. "Tidak perlu khawatir. Aku sudah mempersiapkan segalanya," jawabnya dengan tenang.

"Aku punya beberapa pakaianmu di koper. Kau tahu, pakaian yang kau tinggalkan di rumahku."

Jennie tampak terkejut. "Pakaian yang di rumahmu?" tanya Jennie, matanya sedikit melebar karena tidak menduga Lisa akan menyiapkan hal-hal kecil seperti itu.

Lisa mengangguk sambil terus membawa koper mereka ke dalam vila. "Ya, aku sengaja membawa beberapa. Tapi jika itu tidak cukup, kita bisa berbelanja. Ada beberapa butik bagus di sekitar sini," tambah Lisa dengan senyum hangat, seolah tidak ingin Jennie merasa tidak nyaman.

Jennie hanya bisa mengangguk, masih merasa sedikit bingung dan terkejut bahwa Lisa memikirkan hal-hal seperti itu. Ia mengikuti Lisa masuk ke dalam vila, mengagumi interior yang begitu mewah dan elegan.

Ruangan utama vila tersebut dilengkapi dengan sofa besar yang nyaman, meja makan dari kayu mahoni yang mengkilap, serta dapur modern dengan peralatan lengkap.

Dari ruang tamu, mereka bisa melihat hamparan laut biru yang tenang melalui jendela besar yang membentang dari lantai hingga langit-langit.

Setelah memasuki kamar, Lisa meletakkan koper di samping tempat tidur yang berukuran king size.

"Kamar ini cukup nyaman, kan?" tanyanya sambil tersenyum, melihat Jennie yang sedang mengamati kamar dengan seksama.

Jennie tersenyum tipis, merasa lega dan sedikit terbantu dengan persiapan Lisa. "Ya, ini sangat nyaman. Terima kasih, Lisa," jawab Jennie dengan suara lembut.

Lisa tersenyum sambil duduk di tepi tempat tidur, menatap Jennie dengan ekspresi yang lembut.

"Kita di sini untuk menghabiskan waktu bersama. Aku ingin kita melupakan masalah sejenak dan menikmati kebersamaan ini. Kalau ada yang kurang atau kau butuh apa pun, beritahu saja. Aku akan memastikan semuanya ada."

Jennie menatap Lisa, merasakan kehangatan dalam kata-kata tersebut, meski masih ada keraguan kecil di dalam hatinya. Namun, saat ini, ia memilih untuk mengikuti alur dan mencoba menikmati waktu yang ada.

"Baiklah," jawab Jennie pelan, "Kita mulai dari sini."

Setelah itu, mereka berdua mulai membongkar koper, menyiapkan barang-barang mereka untuk menghabiskan beberapa hari di vila tersebut.

Jennie, meski masih dengan perasaan yang campur aduk, merasa sedikit lebih lega dengan suasana tenang di tempat itu, dan terutama dengan usaha Lisa yang tampak tulus dalam mencoba memperbaiki segalanya.

THEY DON'T KNOW ABOUT US | JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang