14. SEOUL

449 60 3
                                    

pesawat yang membawa Lisa mendarat di Bandara Internasional Incheon, suasana mendadak ramai. Para penggemar BLACKPINK, yang sudah menunggu sejak pagi, segera memadati area kedatangan.

Teriakan dan sorak-sorai memenuhi udara ketika Lisa muncul di pintu keluar terminal. Bersama ibunya, Chittip, dan manajernya, Alice, Lisa berjalan dengan tenang, meskipun kerumunan di sekelilingnya semakin riuh.

"Lisa! Lisa!" teriak beberapa penggemar sambil mengangkat banner dan lightstick. Banyak di antara mereka yang memegang foto Lisa, berharap bisa mendapatkan tanda tangannya.

Mengenakan pakaian kasual namun tetap stylish, Lisa tersenyum kecil dan melambaikan tangan kepada penggemarnya.

Sementara itu, Alice dengan sigap mengatur agar Lisa dan Chittip tetap aman di tengah lautan manusia dan kilatan kamera media yang terus-menerus.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chittip dengan lembut kepada putrinya saat mereka berjalan.

Lisa mengangguk pelan. "Aku baik, Mae," jawabnya, suaranya nyaris tak terdengar di tengah keramaian.

Lisa melirik ke arah para penggemar, lalu ke arah ibunya lagi. "Aku hanya tak menyangka akan seramai ini."

Alice, yang berada di depan mereka, memberi isyarat kepada petugas keamanan untuk memastikan jalan mereka tetap terbuka.

"Kerumunan ini gila sekali, tapi kita sudah terbiasa, bukan?" katanya setengah bercanda, mencoba mencairkan suasana.

Lisa tersenyum tipis. "Ya, tapi tetap saja, ini selalu terasa baru setiap kali."

Di tengah perjalanan menuju mobil yang telah disiapkan, Lisa bisa mendengar beberapa penggemar berbicara satu sama lain, spekulasi mulai berkembang.

"Apa seluruh member BLACKPINK ada di Korea sekarang?" tanya salah satu penggemar dengan antusias kepada temannya. "Aku mendengar Jisoo juga baru saja tiba kemarin, dan Jennie serta Rosé sudah lebih dulu berada di Seoul."

Temannya mengangguk cepat, matanya berbinar-binar. "Ya, aku juga membaca itu di Twitter. Blinks sedang berspekulasi. Mungkinkah mereka sedang merencanakan comeback? Atau mungkin ada proyek khusus?"

Lisa bisa mendengar fragmen percakapan itu, namun ia hanya diam. Pikirannya melayang ke arah teman-teman satu grupnya.

Sudah lama sejak mereka semua berkumpul di Korea dalam waktu bersamaan, apalagi setelah mereka masing-masing sibuk dengan proyek solo. Lisa tahu spekulasi penggemar akan semakin memanas.

Setelah sampai di mobil, Alice membantu membuka pintu, membiarkan Lisa dan ibunya masuk terlebih dahulu.

Di dalam mobil yang nyaman, suasana jauh lebih tenang. Lisa duduk di sebelah ibunya, sementara Alice duduk di depan bersama sopir.

Chittip menatap Lisa penuh perhatian. "Apakah kau akan bertemu dengan yang lain hari ini?"

Lisa menarik napas panjang. "Aku belum tahu, Mae. Mungkin nanti malam aku akan bertemu dengan Jisoo dan Rosé."

"Dan Jennie?" Chittip menanyakan hal itu dengan nada hati-hati, mengetahui betapa sensitifnya hubungan Lisa dengan Jennie belakangan ini.

Lisa terdiam sejenak, pandangannya tertuju ke luar jendela. Kilatan kamera media masih terlihat dari kejauhan. "Aku tidak tahu, Mae. Aku belum bicara banyak dengannya akhir-akhir ini."

Chittip menghela napas lembut, tangannya menyentuh lengan Lisa dengan penuh kasih sayang. "Kuharap kalian bisa menyelesaikan semuanya dengan baik."

Alice, yang mendengar percakapan mereka dari depan, melirik sekilas ke arah kaca spion.

THEY DON'T KNOW ABOUT US | JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang