08. PERISTIWA PEMBAWA PETAKA

100 26 4
                                    

Mata keduanya seketika bertemu . Mata bulat Aurel semakin membulat karena bertemu tatap begitu dekat dengan mata tajam mematikan milik Bara. Nafas keduanya saling beradu menandakan saking dekatnya posisi mereka saat itu . Bahkan Aurel bisa mencium bau parfume yang dipakai cowok itu .

Bara sampai terhenyak , baru kali ini dia melihat cewek itu secara dekat. Mata bulat, bibir merah muda setengah pucat, dan hidung bangir . Apalagi rambut yang terurai menutupi keduanya membuat pikiran pikiran aneh mulai berdatangan.

Aurel juga sama , seakan didepannya adalah sebuah magnet yang menarik perhatiannya. Dia tidak bisa berdusta , diliat-liat cowok menyebalkan ini cakep juga .

"Malah bengong. "

"Minggir, badan lu berat. "

Mereka kembali tertarik ke dunia nyata.

"Yaudah si, orang gak sengaja. " hardik Aurel sambil berusaha menyingkirkan badannya.

Namun lagi-lagi keadaan tak memihak keduanya . Tangan Aurel yang bertumpu pada lantai itu terpeleset hingga membuat badannya kembali linglung.

Brakk

Hening beberapa detik hingga....

"Aaaaaaaaaaa. "

"First kiss gueeeeeeeee. "

****

Karena tidak ada yang menjemput, mereka akhirnya pulang agak larut malam karena motornya bisa nyala setelah dibantu oleh bapak-bapak yang tak sengaja lewat.

Diperjalanan , keduanya hanya diisi keheningan . Aurel melirik cowok itu dari kaca spion. Bara terlihat tidak ada canggung canggungnya sama sekali. Syukurlah berarti kejadian tadi tidak dianggap serius kan?

Lagian harusnya dia yang marah kan karena, karena FIRST KISS nya udah dicuri cowok menyebalkan itu.

Akhirnya motor itu berhenti tepat didepan rumah yang ber chat putih .

Aurel turun dengan perasaan dongkol. Kejadian tadi membuat sisi lain Aurel menjadi berkecamuk. Oh ayolah lupakan saja! Tadi itu cuman tidak sengaja!

"Ini jas hujan lo, thanks. "

Setelah mengucapkan itu Aurel langsung berjalan cepat menuju rumahnya. Ingin cepat cepat menjernihkan pikirannya yang masih berkelana kemana-mana.

Cowok itu hanya mengangguk dan kemudian hilang dibalik gelapnya malam .

"Bibir gue . " rengek Aurel sambil memegang bibirnya. Membayangkan bibir kenyal mereka yang tidak sengaja bersentuhan. Ingat ya TIDAK SENGAJA!

"Kenapa harus ada insiden silaturahmi sih. "

"Emang tadi beneran nempel yah. " Ingatannya kembali, dan dia merasa geli sendiri.

"Astaga lu mikir apasih Aurel, jangan aneh-aneh deh. Masa gue sama cowok menyebalkan itu-arggh gak ada gak ada! " Aurel sampai menepuk-nepuk pipinya beberapa kali.

"Dia bukan tife lo ya, amit amit dah! "

"Kenapa sih? "

"Aaaaaaaaa. " Aurel hampir saja melemparkan sepatu yang sedang dipegangnya itu.

"Ih Kak Bella, bisa gasih jangan suka ngagetin. " dumel Aurel.

"Kayak hantu aja. "

Bella senyam-senyum tak jelas membuat Aurel menatapnya bingung.

"Kenapa? "

"Yang ada Kakak yang tanya kenapa, habis putus cinta? "

Aurel mendelik. "Putus gimana, jadian aja belum. "

BARREL (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang