09. PUSING PEMBAWA BERKAH

101 25 5
                                    

Kepala sekolah saat upacara adalah hal yang sangat tidak disukai . Bukan orangnya tapi ceramahnya!

Seperti hal nya sekarang . Cuaca hari ini sangat amat panas menyengat dan ceramahan Pak Jayadi juga gak ada kelar-kelarnya. Padahal siswa sudah pada ngeluh dari tadi.

Mana pembahasannya juga ngalor ngidul.

"Contohlah anak Bapak, dia gak neko-neko anaknya. Dan sekarang sudah sukses jadi polisi. "

Berberapa umpatan kesal beberapa siswa mulai terdengar.

"Neraka lagi bocor kah ini? "

"Panasnya gak ngotak jirr. "

"Busett, kepala gua udah ngebul, " keluh siswa.

"Tinggal digoreng, jadilah ikan asin, " sahut siswa lainnya .

"Lah kita mah udah gosong duluan, " keluh siswa yang kena hukum didepan . Berdiri berhadapan langsung dengan panasnya matahari, ditambah gak pake topi. Berasa dipanggang api beneran. Benar-benar menyalaaa.

Jasmine mengipasi wajahnya dengan tangan, meskipun tidak terasa sama sekali. "Alamat skincare gue sia-sia inimah, mana mutihinnya susah. "

"Lima belas menit lebih sepuluh detik, gak capek apa tu bibir nyerocos ae dari tadi, " gerutu Aji.

Aurel juga asik menggerutu sedari tadi, namun tak se berisik mereka yang dibelakang. Karena dia berhadapan langsung dengan para guru didepan. Kalo sampe berulah, habislah dia.

Namun tiba-tiba saja Aurel merasakan kepalanya seperti berputar-putar , dia meringis sambil memegangi kepalanya yang benar-benar terasa sakit . Penglihatannya juga nampak ngeblur .

Brukkk!

Jasmine yang masih asik menggerutu itu terkejut karena tubuh Aurel yang tiba-tiba ambruk mengenai badannya.

"Ada yang pingsannnnn. "

"Pak ada yang pingsan Pak! "

"PMR mana PMR woyyyyy. "

Semuanya langsung terpusat pada tubuh Aurel yang tergeletak, dengan dibantu Jasmine yang nampak kewalahan. Bu Hajar langsung sigap menghampiri.

Sean si cowok dingin itu nampak menoleh karena posisinya memang berada paling depan. Bertugas sebagai petugas upacara dibagian membawakan teks pancasila.

Beberapa PMR berdatangan.

"Mereka gak bakal kuat angkatnya, " ujar Bu Hajar saat melihat para anggota PMR itu nampak bingung karena semuanya perempuan.

"Siapa yang mau sumbang tenaga? " tanya Bu Hajar pada siswa laki-laki. "Sean, Bara. Tolong bantu angkat dan segera bawa ke UKS, " titahnya pada akhirnya .

Bara yang tengah jongkok dibelakang mendesah kesal, dari banyaknya siswa kenapa harus dia.

"Nah iya badannya kan gede gede, tenaganya juga pasti gede. " celetuk siswa lain.

"Heh Bar, maju sana. "

Akhirnya mau tak mau, cowok itu berjalan kedepan dan membantu mengangkat cewek itu dengan tandu. Dibantu Sean . Lalu membawanya dengan perlahan menuju UKS.

Pemandangan yang membuat para kaum hawa iri hati, dengki dan cemburu.

"Enak banget diangkat sama dua cowok ganteng. "

"Caper kali tuhh. "

"Kalo yang ngangkatnya mereka mah, gue juga pengenn. "

Dan berbagai bisik-bisik lainnya.

BARREL (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang