03. NYARI MASALAH

149 51 1
                                    

Bara keluar dari kamar dengan seragam sekolah yang sudah lengkap . Namun tampilannya belum terlihat rapi karena baju sekolah yang dikeluarkan dengan dasi yang masih tergantung belum terpasang .

"Pagi Pah. "

"Pagi adeknya abangg. "

Tangan jahilnya menolel noel pipi gembul sang adik juga menarik-narik rambut kuncir kudanya membuat Dara menyebik . Bara juga menyambar paha ayam milik adiknya dan melahapnya dengan suka cita membuat suasana ruang makan yang semula adem ayem berubah menjadi ramai.

"Ayam dalaa kok dimakan semuanyaa. "

"Bawel. Orang cuma minta secuil . "

"Papaaaa. " rengek Dara.

"Bara! " tegur Brama.

"Cuman seuprit Pah. "

"Itu masih banyak di piring jangan mengganggu adikmu. "

"Terus itu kenapa seragam kamu seperti itu? "

"Iya tar dibenerin di jalan . Yang terpenting sekarang adalah mendengar teriakan anak gendut ini. "

"Siapa yang gendut? " serobot Dara. Matanya sudah penuh air mata dengan bibir manyun lima senti menatap nanar paha ayam selimutnya yang tinggal setengah.

"Ya kamulah masa abang. "

"Ihhhhh Dala gak genduttttt. "

"Terus ini apa? " karena terlalu gemas Bara sampai menggigit pipi adiknya. "Gemes banget buntelan bakpao. "

"Dala bukan bakpao. "

"Terus apa ? "

"Panda. "

"Ya gendut banget dong. " sekarang susu coklat hangat sang adik juga kena kudeta cowok itu membuat mata Brama semakin menajam, karena setelah ini Dara akan susah sekali dibujuk untuk berhenti menangis.

"Panda gak gendut tapi gemes. "

"Iya sampe abang gemes sama tangan kamu pengen abang jadiin sop saking gemesnya. " ujar Bara sambil menggigit jari-jari tangan sang adik yang gemuk gemuk itu . Lalu tak lama tangisan kencang Dara terdengar membuat Bara akhirnya tersenyum puas.

Sebelum terkena jeweran ganas sang papah. Bara langsung ngacir keluar dengan mulut penuh roti.

Cowok jangkung itu mengambil motor kawasaki ninja hitam miliknya dari garasi lalu memanaskan nya sebentar sebelum menjalankannya.

Diperempatan depan Bara bertemu ketiga ajudannya. Siapa lagi kalo bukan Panca Sertiaji alias Aji, Keandra Arganta Jarvis alias Keandra dan Bayu Asep Pradana alias Asep.

Karena pagi ini masih terlalu pagi alias belum mepet waktu. Mereka membelokan motornya sebentar ke warung Mang Bejo yang letaknya tak jauh dari sekolah. Salah satu tempat nongkrong ternyaman.

"Kopi hitam satu Mang. "

"Masih pagi Bar, udah kopi aje tar ngelunjak lambung lo. " sahut Keandra.

"Teh manis hangat aja semuanya Mang, sama gorengannya sekalian. " lanjut Keandra.

"Siap , sebentar mang buatkan. "

"Masih pagi Ken udah gorengan aje, tar licin lambung lo. " ucap Aji yang sudah merampok banyak gorengan ditangannya.

"Lucan licin lucan licin, tapi gorengan udah ada ditangan lo semua, emang lo tuh maruk Ji maruk. "

"Bukan maruk Ken ini namanya rejeki, jarang jarang kan lo neraktir makanan gini. Meskipun cuman gorengan sama minuman doang. "

BARREL (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang