39. Maniac

206 69 93
                                    

✧༺14.10.2024༻✧

"Lino?" Han pulang setelah selesai dengan urusannya, menenteng sekantong kresek belanjaan, mengedarkan pandang ke toko buku yang sepi. Dia mendesah. "Emang gak bisa diharapkan kucing satu itu buat jaga toko."

Dia pikir, Lino pergi ke luar untuk jalan-jalan meski biasanya tidak pernah keluar tanpa pamit seperti ini. Hari semakin sore, tidak ada juga tanda-tanda kedatangannya hingga terdengar dering telepon. Bukan dari ponselnya, melainkan milik Lino yang berada di laci meja kasir.

Heran, sudah perginya lama, gawainya ternyata tidak dibawa. Segera dijawab panggilan dari rekan kerja satu shift dengan Lino, menanyakan mengapa pemuda itu tidak datang. Semakin janggal. Si catboy itu tidak pernah absen bahkan saat sakit masih memaksa untuk bekerja.

"Kemana, dia?" Han mulai khawatir. Termenung cukup lama di meja kasir, tiba-tiba kakinya tersentak karena  menginjak sesuatu di bawah meja. Tertunduk, mengambil pecahan kecil porselen yang barusan menusuk kaki kemudian tersadar, vas bunga di samping mesin kasir tidak ada. Selain itu juga ada bekas cakaran cukup dalam dan masih baru di permukaan meja.

Dia segera mengecek tempat sampah, memeriksa apakah pecahan vas bunganya ada di sana. Tapi tak ada apa pun. Pasalnya jika memang Lino yang tidak sengaja menjatuhkan, pasti dibuang di sana. "Apa memang terjadi sesuatu sama Lino?"

Napas Han menderu, jantungnya berdebar. Serangan panik. "Tenang, gue harus tenang," ucapnya seraya memegang dada kiri dan mengatur napas, menghembuskan melalui mulut. Tremor kecil tampak dari jemari yang menggenggam ponsel, menggulir layar, berniat menelpon Bang Chan.

Belum saja menekan tombol dial, orang yang bersangkutan datang bersama Seungmin.

"Han Jisung!" seru Bang Chan. "Gue dapat petunjuk tentang orang bercodet itu. Oh ya, mana Lino?"

Han menggeleng dengan kedua alis turun. "Dia belum pulang." Lalu diceritakan kejanggalan yang ditemukan.

Bang Chan pun memaparkan bahwa dua hari lalu mengikuti laki-laki bercodet tersebut sedang membawa salah satu kucing liar dari tempat kumuh---yang sebelumnya menjadi tempat penyekapan Lino---menuju daerah pesisir tak jauh dari pelabuhan. Di sana ada sebuah kapal bertingkat terbengkalai dan dari lantai atas berdiri seseorang dengan jas lab putih tampak sudah menunggu sejak tadi.

"Setelah gue selidiki, dia adalah dokter di salah satu rumah sakit Miroh. Kapal terlantar itu diubahnya jadi laboratorium. Dia beli beberapa hewan liar untuk jadi bahan eksperimennya di sana. Dokter itu ...

... Hwang Hyunjin."

Pernyataan tersebut bagaikan petir yang menyambar tepat di depan Han. Dia mengalihkan pandang, tak percaya, tersenyum getir. "Lo ... pasti salah lihat."

Seketika Han ingat bahwa sebelumnya dia mengirim pesan kepada rekan dokternya itu bahwa jilid kedua buku yang ditunggu sudah rilis. Dia segera menelepon Hyunjin untuk memastikan apakah sudah datang ke toko buku. Tapi rekannya itu menjawab sedang ada di rumah sakit.  "Hyunjin gak mungkin berhubungan sama semua ini, Bang. Dia bilang sekarang lagi di rumah sakit, kok."

"Daripada menduga, mending kita cek ke sana. Lo punya temen nganggur? Coba suruh dia jaga toko ini dulu siapa tahu Lino ntar balik," saran Seungmin. Han menyetujui dan segera menelepon Ayen agar menjaga toko sekaligus rumahnya untuk beberapa waktu ke depan.

"Hyunjinnie ... lo orang yang paling gue percaya. Gue harap ... Bang Chan cuma salah lihat," monolog Han.

*
*
*
*
*
*
*
🐱

*******🐱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AilurophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang