34. Noxious

199 63 197
                                    

✧༺02.10.2024༻✧

"Iya, kenapa Ji?" sahut Han segera ketika ada panggilan masuk dari ponselnya.

"Bu Haji Joo Min Ten?" tanya Lino, khawatir ketahuan karena kemarin beli gorengan di warung tetangga sebelah itu ambil tujuh tapi bayarnya lima.

"Yeji," desis Han.

"Gue gak sengaja ketemu orang itu!" ungkap Yeji di telepon.

Beberapa hari lalu Han dan Lino menjemput Fred dari alamat yang dikirim Ayen. Ternyata kucing itu tak sengaja dibawa orang lewat karena dipikir tak bertuan. Saat diantarkan ke pemiliknya, mereka menyampaikan agar Yeji menjaga kucingnya dan berhati-hati terhadap pria yang kemudian ciri-cirinya disebutkan Lino.

Itulah sebabnya gadis tersebut langsung menghubungi Han. Tadi dalam perjalanan pulang dari kampus, dia tidak sengaja berpapasan dengan laki-laki mencurigakan dan memiliki bekas luka bakar di tangan persis seperti yang pernah disampaikan Lino, tampak memantau sekitar taman.

Lino merebut telepon yang masih tersambung. "Eh, kapan lo nganterin kolak lagi, Ji?"

Panggilan terputus.

"Gue kutuk jadi sendok, lo!" ketus Lino tepat di depan layar ponsel, memaki Yeji.

"Mulai besok, kita pantau taman. Orang itu dalam waktu dekat pasti datang lagi," pungkas Han.

Semenjak rumor kucing liar yang hilang dan mati secara mendadak sudah menyebar, para tetangga yang biasanya bebas melepas peliharaan jadi harus selalu berada di samping anabulnya jika membawa mereka bermain di taman.

Sebelumnya, Lino beranggapan bahwa penculik serta pelaku yang meracuni kucing liar di taman bisa jadi orang yang sama. Dia menduga, pelaku tersebut sangat mungkin akan  ke taman untuk melihat situasi, menunggu rumor mereda lalu kemungkinan akan kembali melakukan aksinya karena taman di sini ada banyak anjing dan kucing.

Demikian, beberapa hari lalu Lino dan Han mulai menjalankan rencana, menyebar berita bahwa situasi sekarang sudah aman guna memancing kedatangan pelaku dan setelah itu akan segera menangkapnya. Rumor pun menyebar cukup cepat. Situasi taman berangsur kembali seperti biasa.

Malam sebelum hari eksekusi, Bang Chan datang membawa hasil pengamatannya. Dia mendapatkan bukti cctv di sekitar gang tempat Lino diculik. "Apa dia orangnya?" tunjuknya pada rekaman di laptop yang dijeda.

"BETUL, NJIR!" seru Lino sampai membuat Han dan Bang Chan terkejut bersamaan.

"Dia punya website tentang eksperimen kucing." Chan mengetik di pencarian browser. "Nah. Cuma foto sama deskripsi persis skripsi. Sekilas isinya kayak omong kosong aja."

Lino menatap kosong ke depan. "Jadi ... kucing sama anjing yang dikurungnya itu untuk eksperimen?! Kita harus lapor ke polisi!"

"Kalau dilaporkan pun polisi gak bisa kasih hukuman. Selain itu, dia gak buat siaran langsung atau menyiarkan video penyiksaan hewan. Kalau memang sungguhan, itu juga jadi cacat hukum. Kita juga gak bisa berbuat terlalu jauh, paling cuma bisa ekspos dia di internet," papar Bang Chan.

Felix muak, sejak tadi kalah main game. Pemuda bersurai blonde itu pun keluar kamar, diperhatikan orang-orang di ruang tengah tampak serius membuatnya penasaran. Dia mengerutkan kening, sedikit mencongkan badan, menyipitkan mata pada laptop di hadapan Bang Chan dan ikut terpicu. "Apa menyakiti hewan di sini tidak ada hukumannya?!"

Kedua pundak Bang Chan terangkat, terkejut dengan kemunculan Felix yang tidak disadari ada di sampingnya. "Siapa dia?!"

"Adek gue," sahut Lino. Dia mengerjap, merasa janggal lalu menyorot sang adik. "Eh? Bukannya kalian udah ketemu?"

AilurophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang