EP 04

36 4 0
                                    

Nut baru saja keluar dari kamar mandi saat melihat ponselnya menyala. Ia menghampiri ponsel yang tergeletak begitu saja di atas nakas. Lalu melihat siapa yang menghubunginya pagi-pagi seperti ini.

"Lego?" gumamnya setelah melihat nama yang tertera di sana.

Sebelum menggeser ikon 'jawab', Nut melihat jam yang ada di dinding kamarnya. Masih jam 8.30 pagi, terlalu pagi untuk mengganggu kan? Nut baru kuliah jam sepuluh nanti.

"Ada apa, Le?" tanya Nut setelah menggeser ikon jawab.

"Phi, kau masih di kamar?" tanya Lego dengan suara agak tergesa.

Nut mengernyitkan dahi. Tidak biasanya adik kesayangannya ini menghubungi dengan nada seperti ini.

"Masih. Kenapa?"

"Phi, tolongin Lego!"

"Tolongin apa, Le?"

"Phi keluar kamar, lalu ketuk kamar nomor ...." Lego terdengar bicara pada temannya di sana sebelum kembali berucap pada Nut. "Nomor 517, Phi. Itu kamar sahabat Lego. Kami ada kelas jam sembilan dan sepertinya penghuni kamar itu kesiangan. Kemarin dia pergi sampe malem soalnya."

Nut beranjak ke arah pintu. Ia akan melakukan yang diinginkan adiknya. Hanya mengetuk pintu kan? Bukan hal yang aneh-aneh.

Saat Nut baru saja membuka pintu, ia melihat penghuni kamar di depannya baru saja keluar dengan terburu-buru. Nut baru akan menghampirinya untuk menyampaikan pesan Lego, tapi pemuda itu langsung berlari setelah mengunci pintu.

Tukk..

Kunci kamar pemuda itu jatuh dan tidak disadari pemiliknya. Nut berjalan untuk mengambilnya. Ia menatap kunci itu cukup lama sebelum memasukkannya ke kantong celana.

"Ceroboh. Nanti pasti kebingungan cari kunci kamar."

Nut masuk kembali ke dalam kamarnya. Ia akan bersiap ke kampus. Mungkin nanti akan mengunjungi adik kesayangannya sejenak untuk mengembalikan kunci itu.

Saat makan siang, Hong, Lego, dan Tui berada di kantin. Mereka baru saja menyelesaikan kelas dan berencana mengisi perut yang sudah sangat keroncongan.

"Semalam kau pulang jam berapa, Hong?" tanya Tui sambil menatap sang sahabat yang duduk di depannya.

"Entahlah, mungkin jam satu atau dua," balas Hong tanpa melihat Tui.

Ia kini tengah menidurkan kepalanya di atas meja. Tidak peduli meski banyak yang menatapnya, yang penting ia tak mengganggu siapapun.

"Kau beneran cari om-om?" tanya Lego pelan.

"Kau gila! Aku mengunjungi kakak keduaku di rumah sakit. Saat mau pulang, ternyata pacar dia malah enggak datang-datang. Jadi aku nungguin sampe dia datang."

Hong kembali ke posisi menidurkan kepala di atas meja setelah sejenak menghadap Lego untuk menjelaskan. Lego dan Tui tertawa kecil melihat sahabat mereka. Hong terlihat cukup menggemaskan di saat seperti ini.

"Setelah ini puaskan tidurmu sampe besok pagi!" seru Tui.

"Tak akan bisa. Orang tuaku katanya mau datang untuk melihat keadaan kakak kedua. Jadi nanti aku harus ke rumah sakit lagi."

Kali ini Hong membalas tanpa mengangkat kepala. Ia ingin memejamkan mata sejenak untuk mengusir kantuk yang masih tersisa.

Dari arah pintu kantin, Nut dan William berjalan masuk menghampiri tempat Lego dan teman-temannya. Lego yang sudah mendapat kabar lebih dulu langsung saja menyambut mereka.

"Tumben Phi mau main ke tempat Lego?"

Pertanyaan itu ditujukan untuk Nut, karena jika William sudah pasti sering ke sana untuk mengunjungi kekasihnya. Tui hanya tersenyum untuk menyapa William yang sudah dikenalnya. Untuk lainnya, ia belum kenal.

Ex Playboy (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang