EP 12

107 7 5
                                    

Setelah mendengar apa yang terjadi pada Hong dari Tui, Lego langsung menghentikan taksi dan kembali ke asrama. Ia harus mencari tahu kejelasan dari orang yang bersangkutan. Siapa lagi kalo bukan kakak sepupunya.

Sampai di depan asrama, ia langsung berlari menuju lift. Ia harus segera naik ke lantai lima untuk mencari kakaknya itu.

Di kamar Nut, pemilik kamar baru saja terbangun. Ia memegang kepalanya saat merasakan pusing melanda. Di kepalanya terbayang kejadian kemarin yang membuatnya sampai mabuk berat.

"Astaga, mereka benar-benar membuatku mabuk kemarin. Sekarang kepalaku benar-benar pusing."

Nut masih belum sadar jika keadaan kamarnya sekarang seperti kapal pecah. Belum lagi bekas darah yang sudah mengering di spreinya. Nut melangkah gontai ke kamar mandi sambil memegang kepalanya.

Ia hanya memakai pakaian bagian bawah. Meski begitu ia masih tak mengingat apapun tentang yang terjadi semalam di kamarnya.

Beberapa saat kemudian ia selesai membersihkan diri. Barulah ia sadar dengan keadaan kamarnya saat ini.

"Kenapa kamarku seberantakan ini?"

Tangannya baru akan mengambil potongan pakaian yang berceceran di lantai saat ia mendengar suara ketukan pintu yang begitu keras dan terburu-buru. Ia mengurungkan niatnya untuk mengambil baju dan melangkah menuju pintu.

Ceklek.

Plakkk....

Saat pintu terbuka, Nut langsung menerima satu tamparan di pipinya. Ia menatap sang pelaku yang adalah adik sepupunya sendiri.

"Lego? Kenapa kau tiba-tiba menamparku?"

Lego melihat sekitar. Jika ia marah-marah di luar pintu, mungkin masalah yang dialami sahabatnya akan tersebar satu kampus. Jadi ia langsung menarik kakak sepupunya masuk ke dalam kamar lalu menutup rapat pintunya.

Lego mendorong Nut hingga duduk di sofa. Dengan wajah penuh amarah ia menatap wajah tampan kakaknya itu.

"Apa yang sudah phi lakukan pada sahabat Lego?"

Deg.

Nut kaget. Kenapa adiknya tiba-tiba bertanya seperti itu?

"Apa maksudmu, Le?"

Lego berdecak kesal. Ia melihat keadaan kamar kakaknya terutama di bagian ranjang. Ia memutuskan melangkah mendekati tempat kejadian perkara untuk mencari bukti agar kakaknya mengerti tanpa harus banyak menjelaskan. Ia lelah, sungguh.

Lego menarik selimut yang masih berantakan di atas kasur. Nut yang masih bingung hanya mengikutinya dari belakang. Setelah selimut tidak lagi di atas kasur, barulah bukti terlihat sangat jelas.

Lego kembali menatap kakaknya. Matanya masih penuh emosi. Sedangkan si tersangka masih linglung belum menyadari kesalahannya.

"Phi tahu darah siapa di sprei itu?"

Darah? Nut melangkah untuk melihatnya lebih dekat. Bau darah, bau sp**** menyeruak menusuk hidung. Saat itulah gambaran-gambaran kejadian semalam mulai muncul di kepalanya.

"Nut, apa yang kau lakukan?"

"Aku ingin memilikimu seutuhnya, Hong!"

Nut menoleh menatap adiknya yang masih dilingkupi emosi. Ia mendekat untuk mencari tahu kebenaran dari bayangan di ingatannya.

"Yang kau maksud sahabatmu itu ... Hong?"

"Tentu saja, Phi! Kau pikir siapa lagi? Apa Tui kau jadikan targetmu juga?"

Ex Playboy (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang