Esok paginya, Nut sudah siap sejak pukul tujuh pagi. Ia sudah mandi dan berpakaian rapi. Merapikan rambut lalu menggunakan skincare yang biasa ia gunakan. Dan sempurnalah penampilannya sekarang.
Ia menunggu menit bergulir dengan sangat tidak sabar. Ia ingin segera masuk ke kamar di depan kamarnya dan melihat lagi wajah yang sejak semalam mengisi pikirannya.
Tiga puluh menit lagi. Nut masih sabar hingga tiba-tiba ponselnya bergetar. Nut mengambilnya dan melihat siapa yang menghubunginya.
"Lego?"
Ia langsung mengangkat panggilan adiknya untuk mengetahui tujuan Lego menghubunginya pagi ini.
"Ada apa, Le?"
"Phi, kamar Hong masih tertutup?"
"Kenapa? Telat lagi?"
"Enggak, tapi ponselnya mati. Aku sudah menghubunginya sejak satu jam yang lalu. Takutnya dia telat lagi seperti kemarin."
Nut melirik jam di dinding kamarnya. Sudah mendekati pukul delapan. Ada baiknya jika ia membangunkan Hong sekarang.
"Akan kulihatkan."
"Terima kasih, Phi!"
Nut hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar suara senang adiknya. Padahal, tanpa disuruh Lego pun ia akan tetap membangunkan Hong.
Nut keluar dari kamarnya dan berjalan mendekati kamar di depannya. Ia mengeluarkan kunci dari kantongnya dan mulai membuka pintu itu.
Ceklek.
Pintu kamar Hong terbuka. Nut menutupnya kembali setelah dirinya masuk ke dalam. Ia melihat sekitar. Suasana kamar itu agak berbeda dengan kamarnya.
Kamar Hong lebih rapi dan semua barang diatur dengan baik. Tidak ada barang yang berceceran. Di kamarnya sendiri, meski juga tampak rapi, tapi masih ada beberapa barang yang ia letakkan tanpa menatanya.
Nut menatap ke ranjang. Di sana sosok pemuda masih bergelung dengan selimutnya. Wajah itu, wajah yang sejak semalam mengganggu ketenangannya.
Haruskah Nut memeluknya sekarang?
Nut berjalan mendekati ranjang. Ia duduk perlahan di tepi ranjang. Kemudian tangannya terulur untuk menyentuh pipi yang terlihat halus itu.
"Hong, bangun! Kau bisa telat ke kampus kalo tak segera bangun."
Suara Nut terdengar sangat lembut. Hong jadi tertarik untuk melihat si pemilik suara. Ia tersenyum saat pandangannya bertemu dengan wajah tampan Nut yang terlihat lebih segar dibandingkan semalam.
"Pagi, Nut."
"Pagi. Ayo bangun! Lego sudah menghubungiku sejak tadi. Katanya ponselmu mati."
Hong sudah duduk bersila di atas ranjang. Ia mengambil ponsel yang masih tersambung dengan kabel charger.
"Semalam kehabisan baterai, jadi kumatikan sekalian. Kemarin aku lupa bawa power bank, tahu sendiri kan aku kemarin kesiangan."
Hong sudah turun dari ranjang setelah menyalakan ponselnya. Ia meminta Nut berdiri agar bisa merapikan tempat tidur sebelum ia tinggal masuk kamar mandi.
"Kau sudah sarapan?" tanya Hong disela kegiatannya.
"Belum," jawab Nut jujur.
"Coba lihat di meja. Mungkin masih ada roti sama selai coklat. Kau bisa bikin kopi atau susu juga di sana."
Nut menoleh ke arah yang ditunjuk Hong. Di sana memang ada roti dan toples selai. Ada mesin kopi juga.
Hong selesai merapikan tempat tidur. Ia pamit ke kamar mandi setelah Nut berjalan ke arah meja makan yang telah ditunjuknya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Playboy (BL)
FanfictionSeorang pemuda yang terpaksa menyandang status playboy mengakhiri kisahnya. Ia tak lagi berhubungan dengan makhluk yang berjenis wanita. Seorang pemuda lainnya baru memutuskan hubungannya dengan sang kekasih karena penolakan orang tua. Seorang gay y...