Bandung, 02.20
Pluit panjang yang berseru nyaring mengiringi sorakan kemenangan pertandingan panas dari dua tim besar liga eropa malam ini. perbedaan ekspresi yang terjadi karena berbedanya tim yang mereka dukung membuat pembahasan seru dari jalannya pertandingan pun tak terhentikan meskipun sudah selesai.
" Nih udah gue angetin lagi teh nya... Biru ga turun turun "
" yaudah. nanti gue aja yang anter ke kamar Gyulian, Im... sekalian lewat"
" okedeh, gue nyebat dulu dah di depan"
" Jangan lama lama, udah jam 2 lewat, masih ujan, kalo lu masuk angin gue juga yang repot Baim "
" Siap pak bos"
Hengki membawa gelas yang di sodorkan Baim. Ia pun melangkah menuju lantai dua, dimana kamar dirinya berada, pandangan Hengki terbagi fokus karena ia harus membuat air di dalam gelas teh yang dirinya bawa ini tidak tumpah
" Si baim bLoon ah ngisinya penuh banget, mana panas"
gerutu Hengki kala teh panas mengalir keluar dari gelas yang terlalu penuh itu.
Hengki bernafas sedikit lega kala ia berhasil sampai di anak tangga terakhir lantai yang ia tuju. kini tinggal menuju kamar Gyulian yang berada agak ujungKedua mata Hengki menyipit mencoba memperjelas penglihatan, karena di hadapannya ada seseorang yang tengah terduduk dengan lulut tertekuk bersandar pada tembok. Setelah menyadari posisi kamar dimana pria itu terduduk. Hengki mempercepat langkah setengah berlari, sampai tidak perduli jika air panas dalam gelas yang ia bawa akan meluber keluar.
" Nabiru! Ya tuhan"
Hengki langsung meletakan gelas di lantai, ia menyentuh tangan Nabiru dengan ujung jarinya, suhu tubuh Nabiru sangat tinggi. Hengki berdecak, kembali bangkit berdiri menuju pintu kamar Gyulian.
"Gyu!-"
Hengki berfikir pintu kamar Gyulian terkunci, sehingga membuat Nabiru menunggu di luar karena Gyulian tidak bangun dari tidurnya. Namun saat memutar kenop dan ternyata pintu kamar Gyulian Tidak terkunci, seketika itu pula firasat Hengki berubah buruk
Hengki berjalan memasuki kamar Gyulian berniat membangun kan Gyulian, namun pemandangan di hadapanya hanya berakhir membuatnya mengumpat keras
" Anjing-"
Hengki mengepalkan tangan mengendalikan emosinya, ia membangunkan Gyulian yang tengah tertidur memeluk orang lain itu tanpa suara.
Gyulian mengerjapkan matanya, terbangun, suasana yang termaram membuat ia harus menyesuaikan penglihatan nya berkali kali. dilihatnya Hengki yang menatapnya penuh amarah.
" Pake baju Lu, Bangsat... Keluar"
Gyulian bingung dengan kemarahan tiba tiba Hengki, setelahnya ia menyadari jika dirinya dan Eisara kini tidur tanpa busana hanya dilapisi selimut. Ia bodoh, Hengki pasti akan salah paham terhadapnya.
Dengan perlahan Gyulian bangkit dari tempat tidur, Eisara tidak terlihat terganggu sedikitpun, seperti nya Eisara benar benar kelelahan setelah permainan Nonstop mereka. Gyulian benar benar kelepasan. ia menahan seluruh hasratnya berbulan bulan, karena ia tidak merasa pantas meluapkan nya pada Nabiru. sehingga setelah sekali lepas ia benar benar hilang kendali dan kelepasan.
Gyulian melangkah keluar kamar setelah berpakaian. ia melihat Hengki berjongkok dengan seseorang dihadapannya
" Kenapa Heng" ucap Gyulian seiring dengan pintu kamarnya yang ia tutup
mendengar suara Gyulian, Hengki sangat ingin menghadiahkan pukulan pada temannya itu, namun menyadari jika kondisi Nabiru yang sudah tidak sadarkan diri di hadapannya lebih penting, ia menahan segala emosinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rectum Consilium
Fanfictiongyulian mingyu dan nabiru wonwoo menjadi kekasih di pertemuan mereka yang ke 4. tanpa cinta, hanya berdasar kata hati mereka, dengan harapan keduanya berhasil dengan hubungan mereka. mungkinkan hubungan yang diawali hanya dengan kata hati dapat berh...