falling flower

55 8 4
                                    


gyulian berjalan gontai menenteng helm fulface nya di tangan, jalanan sore ini sangat tidak bersahabat, kemacetan membuat sore hari nya ditutup dengan helaan nafas berat, sang ibu yang tengah sibuk menyiapkan makan cukup terkejut dengan kedatangan sang sulung karena ia berfikir gyulian akan tidur di kostan nya malam ini

gyulian menghampiri sang ibu untuk mencium punggung tangannya, bu yuri mengusap bahu si sulung yang terlihat begitu lesu

" macet ya bang jalanan"

" banget ma"

" lagi tumben udah sore pulang ke rumah, bisanya males, mama fikir abang tidur di kostan"

" kostan udah abang rapihin, kan mau abang tinggal sementara, nanti kalo abang tidurin lagi berantakan lagi ma" bu yuri mengangguk kecil menerima alasan si sulung

" yaudah mandi dulu abangnya, terus nanti makan deh bareng hansen sama nabiru"

gyulian yang sebelumnya sudah melangkah menjauh untuk menuju kamarnya menghentikan kembali langkahnya, gyulian mengerutkan kening menatap kembali sang ibu

" nabiru?"

" iya, nabiru mama suruh istirahat di kamar hansen soalnya abang belum pulang"

" kok, aru bisa disini?"

" nabiru habis ambil mobil mama yang di bengkel itu nemenin hansen"

" kenapa ga minta tolong abang yang ambil ma?" ada nada yang sedikit di tekan pada intonasi suaranya, membuat bu yuri yang sebelumnya fokus pada penggorengan di hadapannya, menoleh menatap gyulian.

" mama fikir abang sibuk, kemarin hansen menawarkan dia aja yang ambil, dia bilang sudah janjian dengan nak biru, jadi mama iya kan, mama salah kah abang?"

gyulian menghela nafas panjang, mengatur tensi emosinya yang sempat naik untuk sesaat, setelah mendengar penjelasan sang mama, gyulian sadar tak ada yang salah disana, memang lelah membuatnya tidak bisa berfikir jernih

" ngga ma, maaf ya nada abang tinggi, yaudah abang mandi dulu ma, nanti abang turun lagi"

bu yuri memberikan senyumannya kepada gyulian sebelum gyulian melangkah menuju kamarnya, ia menatap pintu kamar hansen yang berada di ujung lain, sebelum melangkah menuju kamarnya untuk beristirahat sejenak sebelum membersihkan tubuhnya

gyulian kembali turun ke ruang makan setelah 30 menit, membantu sang ibu menyiapkan makan malam yang akan mereka santap sebelum ia menempati salah satu kursi disana. tak lama terdengar langkah kaki dan tawa yang perlahan mendekat, nabiru dan hansen turun bersama dan kedua pasang mata itu bertemu tatap seketika nabiru sampai diruang makan. tidak ada kata terucap, gyulian memutus tatapan mereka kala bu yuri memecah keheningan.

" ayo sini biru "

gyulian menarik kursi di sebelahnya memberikan ruang agar nabiru dapat menempati nya. tidak ada pertanyaan satupun dari gyulian kala nabiru sudah duduk di sebelahnya, seakan tak terjadi apapun. gyulian menyendokan nasi ke atas piring nabiru sebelum mengambil untuk dirinya sendiri

seakan baru teringat, nabiru meraba setiap saku yang berada di tubuhnya mencari benda yang sudah cukup lama ia abaikan. hansen yang duduk di hadapan nabiru pun tak luput dari pemandangan itu

" cari apa kak?"

" handphone sen.."

" lu seharian ga megang hp kak, kayanya di mobil deh"

nabiru baru saja memundurkan kursinya untuk bangkit pergi mencari ponselnya kala tangan gyulian menggam pergelangan tangan nabiru, menghentikan segala yang dilakukannya.

Rectum ConsiliumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang