like a dream

60 7 0
                                    

Singapore, 11.21 AM

naderu menatap ponselnya dengan gelisah, berkali kali membuka dan menutup aplikasi yang menampilkan chat terakhirnya dengan sang kekasih yang dikirim dua hari lalu

pesan itu masih terbaikan hingga hari ini, sudah dua hari dan kekasihnya itu tidak ada kabarnya sama sekali, naderu khawatir terjadi sesuatu pada jossya, naderu sudah berusaha menghubungi namun ponselnya tidak tersambung, pagi ini naderu berusaha mencari informasi melalui teman teman sang kekasih dan naderu dapati kabar jika jossya sudah dua hari tidak masuk kelas karena sakit, naderu tentu semakin gelisah karena sang kekasih sakit namun tak ada kabar sedikitpun tentangnya sampai ada naderu

30 menit berlalu namun naderu masih belum beranjak dari sana, naderu kini berada di seberang sebuah rumah mewah, yang merupakan rumah kediaman keluarga sang kekasih, naderu cukup sering mengantar jossya ke kediaman keluarganya ini namun naderu belum pernah masuk ke dalam sebelumnya. karena biasanya mereka berdua selalu menghabiskan waktu di apartemen naderu.

naderu ragu untuk masuk kedalam, bukan, ini bukan soal percaya diri atau apapun namun jossya melarangnya, jossya tidak pernah mengizinkan naderu masuk ke dalam untuk bertemu dan berkenalan dengan keluarganya, entah mengapa. naderu sebenarnya percaya pada jossya, ia tidak akan berfikir buruk atau memaksa, pasti jossya punya alasan. namun untuk kali ini, naderu terlalu khawatir dan jossya yang sama sekali tidak bisa di hubungi lebih membuat kekhawatirannya berada di puncak.

" hello..."

naderu berjengit kaget kala menyadari ada seseorang kini di sampingnya, naderu sama sekali tidak menyadari kedatangan gadis ini, karena terlalu fokus menatap ponselnya.

" -oh, hai.."

" jossya friends?" tanya nya langsung, naderu mengangguk refleks, terlihat gadis itu tersenyum mengangguk

" do you wanna se him or-"

" aduh, tunggu... no- just tell him to check his phone, can you-"

" bisa kok, nanti aku sampein sama kak jossya.. aku adiknya, jeselyn" gadis bernama jeselyn itu mengulurkan tangan yang di sambut naderu dengan jabatan tangannya. jujur saja naderu baru mengetahui jika jossya memiliki seorang adik perempuan

" naderu..."

" kak naderu baru pertama kesini ya? aku belum pernah lihat soalnya"

" ah, aku sering antar jossya pulang kesini kok, tapi memang belum pernah diajak mampir sama jossya.."

" ah... i see, ini beneran kamu ga mau masuk aja kak"

" aku..."

" nanti aku panggilin bibi biar antar kamu masuk ya, nanti bilang aja ga sengaja ketemu bibi di depan jadi kamu diajak masuk, kak jossya ga akan bisa marah kalau sama bibi"

naderu menimbang tawaran tersebut, dan tanpa menunggu jawaban naderu, gadis bernama jeselyn itu masuk kedalam rumahnya dan kembali lagi beberapa saat kemudian bersama seorang ibu paruh baya yang tersenyum ramah kepadanya.

" ayo tuan, bibi antar"

" bilangnya kaya tadi ya kak, dijamin kak jossya ga marah"

" terimakasih banyak jeselyn"

naderu dibawa masuk ke dalam kediaman keluarga jossya, naderu kembali melirik ponselnya yang masih tidak ada respon dari kekasihnya itu. naderu berjalan melalui ruang depan menuju langsung ke lantai dua, rumah nampak sepi seperti tidak ada orang di dalamnya kecuali para pekerja yang sedang melakukan tugasnya

bibi membuka pintu itu perlahan, nampak dari celah sempit sang kekasih yang ia cari keberadaanya sejak kemarin sedang tertidur di tempat tidurnya, naderu menghela nafas lega, ia sudah melihat jossya nya, kekasihnya itu terlihat lemas namun tampak beristirahat dengan baik

Rectum ConsiliumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang