Glimpse of us

55 5 0
                                    

Bandung 12.20

Hiroshi bangkit dari sofa kala bel apartemen nya berbunyi. Langkahnya sedikit di percepat hampir berlari karena ia tidak ingin seseorang yang sudah mengabari akan datang mengunjungi nya itu, menunggu terlalu lama di luar.

Pintu terbuka, menampakan dua orang pria dewasa yang membawa begitu banyak makanan untuk mereka santap bersama di waktu makan siang ini. Hiroshi segera membawa tamu nya itu masuk ke dalam, meletakan seluruh makanan yang ia bawa di meja makan, kemudian keduanya saling bertukar peluk. peluk yang sudah sangat lama tak mereka lakukan.

" you look mess Ci..."

" I'm really messed up, bang "

" masih belum baikan sama Jian?"

Leonel melepaskan pelukannya ingin melihat kondisi hiroshi lebih detail, Hiroshi benar benar jauh dari kata baik, Hiroshi di hadapannya terlihat terlalu berantakan, wajahnya redup seakan tak bernyawa.

" Kita makan dulu ya, kayanya temen mu belum makan Bang"

" Iya jiwa, boleh... saya bantu-"

" Abang..."

" Ah... Aku bantu ya Jiwa" Jiwa tersenyum kecil menggeleng. Jiwa mendorong kedua tubuh besar di hadapannya untuk duduk di meja makan.

" Aku aja... Oiya, Aku Jiwa, salam kenal ya Hiroshi... aku ijin buat pakai dapur kamu ya"

" O-oh, iya silahkan kak Jiwa, salam kenal saya Hiroshi "

Jiwa mengangguk tersenyum memberikan ibu jarinya pada Hiroshi dari arah dapur. Leonel hanya bisa terkekeh melihat Jiwa yang begitu bersemangat, sangat bertolak belakang dengan aura hiroshi yang begitu sendu

" dia Parama Jiwa aktor yang go internasional itu bang?" Hiroshi tak lepas menatap Jiwa yang sedang sibuk di dapurnya

" Iya Ci, dia Parama Jiwa yang itu "

" lu bakal nikah sama Parama Jiwa bang-"

" Ayo makan dulu..."

Jiwa menyajikan piring yang ia bawa dari dapur, dengan telaten menyiapkan makan siang mereka hingga tak lupa mengisi teko dengan air mineral agar tak perlu mengambil lagi di dapur

" Terimakasih Jiwa..."

" Terimakasih kak Jiwa, s-saya makan ya"

" iya Hiroshi selamat makan, kamu butuh apa lagi bang?"

" makanan kamu mana? masa kamu nyediain buat aku sama Hiroshi doang, kamu ga makan"

" Aku kenyang "

" kamu cuma makan roti tadi pagi Jiwa"

" Tapi makan roti aja udah banyak banget buat aku, aku biasa cuma makan apel abang "

" Kita mau nikah 3 hari lagi Jiwa, kamu harus banyak tenaga"

" Iya abang, aku sehat banget kok ini"

" Aku suapin ya?"

Uhuuk

Suara batuk dari Hiroshi membuat Leonel dan Jiwa menghentikan percakapan mereka dan menatap Hiroshi. Hiroshi menenggak segelas air mineral di hadapannya, setelahnya sebuah tawa kecil terdengar dari bibirnya. Tawa pertama Hiroshi setelah hampir mungkin satu bulan lalu ia tertawa terakhir kali bersama Jian.

" baru kali ini Bang Leon keliatan miripnya sama Aru Deru... Kalian sekeluarga tuh bawel emang turunan kayanya"

" Turunan Opa ga sih?"

" Bener kak, mirip opa Rama"

" Emang biasanya ngga bawel kah?"

" Mungkin sebenernya bukan biasanya ga bawel kak, lebih ke karena Aru, Deru, Jian sama Juna super bawel jadi udah keburu berisik sama mereka"

Rectum ConsiliumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang