de jávu

30 4 0
                                    

Bandung 17.06

Gyulian menjalankan laju motonya menuju alamat yang Eisara kirimkan kepadanya melalui chat. Setelah menimbang kembali, dan fikirannya pun sedang dipenuhi cemburu, akhirnya Gyulian meng iyakan ajakan Eisara untuk bertemu hari inim

Setelah mengantar orang tua Nabiru kembali ke hotel, Gyulian segera kembali kerumah untuk menukar mobilnya, dengan motor miliknya. Untuk pertama kalinya Eisara meminta Gyulian menjemputnya menaiki motor kesayangan nya itu.

Aplikasi penunjuk arah mengarahkan Gyulian menuju sebuah kawasan apartemen yang cukup mewah, tidak kalah mewah dengan kawasan apartemen yang Eisara tempati dulu. Gyulian memarkirkan motornya, lalu masuk menuju petugas keamanan untuk menukar kartu identitasnya sebelum memasuki lift menuju lantai 16.

Setibanya di lantai dan nomor kamar yang disebutkan Eisara, Gyulian tanpa curiga menekan tombol bel apartemen. Seketika kedua netra nya membulat kala mendapati sosok yang ia kenali sebagai salah satu sahabat dari nabiru yang membukakan pintu apartemen untuknya.

" Ar-juna..." Arjuna tersenyum kecil mengankat tangannya

" Hai Gyu..."

" Tunggu- ini.."

" Ini apart gue Gyu... lu mau jemput Eisara kan?"

" iya..."

" yaudah ayo masuk, ga salah tempat kok, Eisa masih siap siap di dalem. Lu tunggu di dalem aja"

Masih dengan ribuan pertanyaan di kepala nya, Gyulian pun masuk ke dalam apartemen mengikuti Arjuna, ia di arahkan duduk di sofa, Arjuna ikut duduk di sampingnya setelah membawakannya sebuah minuman

" Bingung ya?"

" Banget..."

" udah sebulanan kayanya, Eisara tinggal disini, jadi roommate gue... kalo ditanya kenapa Eisa tinggal disini sama gue, kayanya nanti lu langsung tanya aja sama orangnya langsung... ah by the way, Eisara ga tau kita saling kenal Gyu"

" Jun.. lu ga cerita apapun soal gue sama Aru ke Eisara?"

" ngga Gyu, gue ga bisa..."

" kenapa? tapi lu sahabat Aru-"

" Gyu, Eisara ga sebaik apa yang dia bilang ke lu... keadaan dia ga sebaik penampilannya... kalau lu mau sedikit lebih peka dan teliti, lu akan bisa lihat se hancur apa dia beberapa bulan kebelakang"

" Gue ga paham, Eisara sakit?"

" ini bukan sekedar tentang fisiknya, tapi fikirannya, mentalnya Gyu..."

" hah? gue-"

" IAN..!"

Eisara melangkah keluar dari kamarnya, sedikit berlari menuju Gyulian menghamburkan tubuhnya menubruk tubuh besar Gyulian hingga terdorong ke tepi sofa karena menahan berat tubuh Eisara yang kini memeluknya begitu erat

" Ian... aku kangen banget sama kamu" ucap Eisara terisak, Gyulian dapat merasakan basah di atas bahunya

" hey.. kenapa nangis Sa" usapan hangat Gyulian berikan di punggung Eisara yang menangis kian kencang.

" aku takut ga bisa ketemu kamu lagi.." terdengar kekehan kecil di bibir Gyulian.. Gyulian membenarkan posisi duduknya, lalu menarik tubuhnya, menatap kedua mata Eisara yang memerah penuh airmata

" udah nangisnya, kamu jadi berantakan lagi... jadi mau pergi kan?" Eisara mengangguk kecil menghapus airmatanya " nih minum dulu biar tenang..."

Eisara turun dari pangkuan Gyulian, menerima uluran gelas di tangan Gyulian menenggaknya beberapa teguk

Rectum ConsiliumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang