02|DUA

21 4 0
                                    

Anisa saat ini sudah berada di dalam mobil milik lelaki yang belum di kenalnya ini. Anisa menatap sekeliling dalam mobil dan sesekali berdecak kagum. Ia tau kalau mobil ini pastinya mobil mahal.

Tak lama pintu mobil di sebelah Anisa terbuka dan masuklah seorang lelaki yang menyelamatkan nya barusan.

Anisa tersenyum, ia memperbaiki duduknya dan menghadap ke lelaki yang sudah duduk di kursi kemudi. "Terima Ka—" Belum saja Anisa menyelesaikan kalimatnya, lelaki itu memotong perkataannya dengan cepat.

"Saya menyelamatkan kamu bukan karena saya mau. Saya terpaksa," ucap lelaki itu membuat Anisa terdiam.

Benarkan! Kini yang ditakutkan Anisa terjadi. Sebelumnya Anisa sempat mencurigai lelaki asing disamping nya ini dan ternyata memang benar ada niat dibalik dia menyelamatkan Anisa tadi.

"Maksud kamu apa? Lalu apa alasan kamu menyelamatkan saya?!" tanya Anisa masih berusaha menahan emosinya.

Anisa bergeser sedikit saat lelaki itu mencondongkan tubuhnya untuk meraih dasbor mobil di depan Anisa.

Lelaki itu membuka dasboard mobil, sedangkan, Anisa memperhatikan dengan seksama apa yang dilakukan oleh laki-laki itu.

Tak lama, sebuah map berwarna cokelat diberikan ke Anisa.

Kening Anisa berkerut, ia membuka isi map cokelat itu, dan terlihatlah beberapa lembar kertas putih. Saat menarik kertas itu, Anisa sontak mengetahui alasan dibalik semua ini. "Perjanjian pernikahan kontrak?" ucap Anisa membaca isi dari kertas yang sudah ada di pangkuannya.

Lelaki asing itu mengangguk, "Benar."

"Kalau begini ceritanya saya nggak mau!"

"Padahal saya sudah menyelamatkan kamu loh? Kamu tidak mau? Ya sudah kalau kamu tidak mau saya tidak memaksa. Tapi, kamu harus mengganti uang yang saya berikan tadi ke pria itu dalam kurung waktu sebulan, bagaimana?"

"Jangan sebulan juga lah! Saya pasti akan ganti tapi tidak dalam waktu sebulan, saya ini orang miskin! Untuk mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat sangat mustahil!"

"Makanya, kamu tinggal setuju saja dengan begitu saya akan anggap hutang kamu sudah lunas. Lagipula menguntungkan juga buat kamu kan? Kamu bisa bebas dari pria itu."

"Tapi nggak gini juga."

"Lalu kamu mau bagaimana? Kamu lebih memilih bersama pria tadi?"

Anisa berdecak kesal, "Nggak mau lah!"

"Terus mau kamu apa? Mau menolak dan mengganti semua uang tadi dalam waktu singkat?"

"Saya mana sanggup kalau begitu!" tukas Anisa.

"Ya sudah, saran saya hanya satu. Terima saja penawaran saya, apa susahnya sih? Lagipula kalau diliat-liat usiamu sudah matang untuk menikah?"

"Dan kalau diliat-liat juga, dari tampang mu itu kamu tidak akan sulit untuk mendapatkan seorang wanita?" Bukannya menjawab pertanyaan lelaki itu, Anisa malah kembali bertanya.

"Situasinya beda."

"Beda karena situasi saya yang dapat di manfaatkan?"

"Kamu setuju atau tidak? Kalau tidak set—"

"Oke saya setuju!" ucap Anisa spontan. Mendengar itu Aryan tersenyum tipis.

"Good, pertama, perkenalkan saya Aryan Alendra William."

"Saya Anisa Anindita."

Aryan mengangguk, "Oke, salam kenal Anisa, bagaimana kalau kamu tandatangani berkasnya?" ucapnya menatap Anisa sekilas.

Can I Be Happy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang