Seorang wanita sedang berlari di tengah padatnya jalan, ia sesekali melihat ke arah belakang, ia pikir sudah tidak ada orang yang mengejar nya. Namun, sayang nya semua itu sirna kala melihat seorang pria paruh baya berlari ke arahnya.
"Tolong!!!" ucap wanita muda itu meminta tolong pada setiap orang yang dilewatinya. Ia terus berlari tanpa henti tak mempedulikan kakinya yang tanpa alas merasakan panasnya aspal.
Bruk!
Wanita muda itu tiba-tiba saja terjatuh saat tak sengaja kakinya menginjak sebuah batu runcing yang membuat kakinya sakit hingga terasa lemas.
Anisa berusaha berdiri kembali, tapi sebelum benar-benar berdiri ia melihat pria yang sedari tadi di hindari nya sudah berada di hadapannya.
"Sudah saya bilang, kamu tidak bisa lepas dari saya Anisa," ucap pria paruh baya tersebut pada wanita yang terengah-engah akibat berlarian, ia sesekali meringis kesakitan karena kakinya yang terluka. Wanita itu adalah Anisa Anindita.
Anisa menatap pria di hadapannya dengan sinis, "Pergi!!" ujarnya tengah menahan emosi.
Pria paruh baya itu hanya tertawa, "pergi? bagaimana mungkin saya pergi tanpa membawa kamu Anisa sayang," ucapnya sembari membelai pipi Anisa.
Anisa langsung menghempaskan tangan pria itu dari pipinya sehingga membuat sang empu marah.
Dengan wajah yang memerah menahan emosi, pria itu mengangkat tangan kanannya ke atas kemudian diayunkannya telapak tangannya hingga mengenai pipi mulus Anisa.
Plak!
"Sudah berani yah bersikap kasar sama saya!" ucap pria itu menatap tajam Anisa.
Anisa yang ditatap seperti itu, bukannya takut, ia malah membalas nya dengan sorot mata yang tidak kalah tajam juga. "Persetanan! Saya tidak takut sama kamu! Ibu pasti liat kelakukan kamu sama saya!" teriak Anisa melihat ke arah langit.
Teriakan itu justru menarik perhatian orang-orang yang lalu-lalang di sekitar tempat itu.
"Jangan buat malu Anisa. Ayo ikut saya!" ucap pria itu dengan menarik kasar tangan Anisa.
"Nggak!!" bentak Anisa menghempaskan tangannya hingga cekatan tangan pria itu terlepas dari tangan nya.
Plak!
Lagi-lagi Anisa terkena tamparan oleh tangan besar pria itu, tapi kali ini lebih sakit dan membuat bibir Anisa sedikit sobek. Rintisan kesakitan lolos dari bibir Anisa.
"Nurut makanya kalau tidak mau saya pukul!" ucap pria itu dengan tegas membuat Anisa pasrah dengan keadaan nya saat ini.
Pria itu kembali menarik tangannya Anisa. Dia bernama Harlan. Harlan adalah Ayah tiri Anisa. Anisa pikir Harlan adalah ayah yang baik, tapi justru sebaliknya.
Semenjak kepergian Alina (Ibunda Anisa) untuk selama-lamanya, Harlan berubah, ia selalu menyiksa Anisa parahnya lagi ia berusaha melecehkan Anisa.
Anisa sempat kabur dari rumah saat itu, tapi usahanya sia-sia karena keberadaannya selalu di temukan oleh Harlan, entah karena Anisa yang payah dalam urusan kabur dari rumah atau karena mata-mata Harlan yang dimana-mana. Selain itu, Anisa juga pernah melaporkan perbuatan Harlan ke kantor polisi, sayangnya polisi saat itu tidak ada yang percaya padanya, mereka seolah menutup mata akan hal yang terjadi pada dirinya. Anisa, bukan anak di bawah umur ia sudah berusia 24 tahun, makanya tak ada yang percaya padanya.
Selain itu, Kevin yang merupakan sahabatnya dari bangku sekolah dasar juga ikut membuatnya kecewa. Saat itu ia tak sengaja mendengar percakapan Harlan dan Kevin, yang berencana untuk menjebaknya dan bertujuan melecehkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be Happy?
Storie d'amoreKisah tentang Anisa Anindita, wanita yang kehidupannya begitu menyedihkan. Hidup bersama Ayah tirinya yang Anisa pikir ayah tirinya baik, tapi ternyata orang yang paling brengsek. Ketika Anisa mencoba kabur dari ayah tirinya, sayangnya selalu gagal...