"In reality, love doesn't always have to be possessed." - Vincent Elbert Thomas Jefferson
"I'm sorry, but I can't return your feelings because I don't want to be just a rebound." - Bianca Kalilla Abigail
•••••
Pagi hari di Bandung terlihat cerah dan sejuk. Hugo dan Jerome bersiap-siap untuk berangkat. Hugo terlihat sedikit murung, masih terbebani oleh pengkhianatan Willona. Jerome, sahabatnya, berusaha untuk menghibur.
"Bang, jangan terlalu dipikirin. Kita pergi ke Bandung buat refreshing. Anggap aja Willona itu udah lewat," kata Jerome dengan semangat.
Hugo hanya mengangguk, tetapi raut wajahnya masih menunjukkan kegalauan. "Iya, gue tahu, Jer. Tapi susah banget move on dari semua ini."
Jerome menepuk bahu Hugo. "Kita bakal punya banyak waktu buat bersenang-senang. Coba deh ingat-ingat semua hal seru yang kita lakukan di Bandung sebelumnya."
"Semoga aja bisa," ucap Hugo dengan nada sedikit ragu.
Mereka berdua akhirnya berangkat, berharap perjalanan ini bisa membantu Hugo melupakan Willona.
Dalam perjalanan, Jerome mencoba menghibur Hugo dengan berbagai cerita lucu. Dia berbicara tentang pengalaman mereka sebelumnya di Bandung, seperti saat mereka mencicipi berbagai makanan khas atau saat mencoba wahana di taman bermain.
"Lo inget gak waktu kita nyasar di Dago Pakar? Itu lucu banget!" Jerome tertawa.
"Ingatan yang menyedihkan, lebih tepatnya," jawab Hugo, meski sedikit tersenyum.
"Tapi lo berhasil mengandalkan GPS, kan? Sekarang, lo bisa bilang ke semua orang kalo lo udah jadi ahli arah," kata Jerome sambil menggoda.
Hugo akhirnya mulai tertawa. "Iya, setidaknya ada yang bisa dibilang positif dari kejadian itu."
Setelah beberapa jam di perjalanan, mereka akhirnya tiba di Bandung. Suara riuh kota dan aroma makanan khas langsung menyambut mereka. Hugo menghirup napas dalam-dalam, merasakan kesegaran udara pegunungan.
"Kita mau kemana dulu?" tanya Jerome.
"Mungkin kita bisa mulai dari makanan. Aku lapar," jawab Hugo dengan semangat yang mulai muncul.
"Mari kita coba restoran yang terkenal enak, deh. Biar mood lo makin baik!" seru Jerome.
Mereka pun melanjutkan perjalanan ke restoran, berharap bisa menikmati waktu bersama dan melupakan masalah yang menghantui Hugo.
Setelah selesai sarapan, Kalilla duduk santai di sofa ruang keluarga, menikmati suasana pagi yang tenang di apartemen Paris. Dia menggulir ponselnya tanpa tujuan, hingga tiba-tiba sebuah pesan masuk.
"Tumben banget Elbert kirim pesan pagi-pagi begini," gumam Kalilla, penasaran.
Dengan cepat, dia membuka pesan tersebut dan tertegun saat membaca isinya. Ternyata Elbert menyatakan perasaannya.
"Elbert... suka sama aku? Gak mungkin, kita aja gak terlalu dekat," ucap Kalilla pelan, merasa bingung.
Dia menatap layar ponselnya cukup lama, tidak tahu harus berkata apa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.