𝟓. 𝓜𝓮𝓷𝓰𝓱𝓲𝓷𝓭𝓪𝓻

56 31 38
                                    

"Cinta bisa membuat kita bahagia, tapi kehilangan sahabat membuat kita kehilangan bagian dari diri kita."
- Hugo Kaizen Argatara

•••••

Hugo bertengkar dengan Willona karena Hugo pergi ke kampus bersama Kalilla tanpa memberi tahu Willona sebelumnya.

Willona menunjukkan ponsel dengan foto Hugo dan Kalilla yang dikirimkan oleh Gistara. "Kamu jelasin maksudnya apa ini?"

Hugo menghela napas dan menjawab, "Aku yang ngajak dia berangkat bareng. Aku kira kamu nggak bakal marah kalau aku pergi sama Kalilla"

"Siapa yang nggak marah lihat pacarnya lebih dekat sama sahabatnya sendiri?" tanya Willona dengan nada kesal

Hugo mempertahankan ketenangan lalu menjawab, "Willona, dia sahabat kecil aku. Kita udah dekat sejak lama. Aku jarang ketemu dia semenjak kita pacaran"

Willona berkata dengan suara bergetar, merasakan luka yang dalam. "Jadi kamu lebih milih dia daripada aku? Kamu tahu kan aku sayang sama kamu, tapi kamu malah begini"

Hugo menghela napas panjang, suaranya berat, mencoba menjaga nada tenang, "Aku juga sayang sama kamu, tapi tolong ngertiin aku sedikit aja, Will"

Willona mengalihkan pandangan, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang. "Kamu harusnya ngertiin aku, aku cemburu tau ngeliat kamu sama dia"

Hugo menundukkan kepala, sesaat terdiam sebelum menjawab dengan suara lemah, "Iya, aku yang salah karena aku berangkat bareng Kalilla tanpa bilang sama kamu"

Hugo berkata sambil menghindari tatapan Willona, dia melangkah pergi, "Aku mau ke kelas dulu"

Hugo pergi ke kelasnya dengan wajah murung setelah bertengkar dengan Willona. Di sana, ketiga temannya-Javier, Jerome, dan Sagara-menghampirinya.

Jerome melihat wajah Hugo yang murung, "Lo kenapa mukanya kusut gitu, Bang?"

Hugo menjawab suara pelan, tampak frustasi, "Habis bertengkar sama Willona gara-gara gue berangkat bareng sama Kalilla"

Javier berkata dengan nada tegas, "Ya wajar aja dia marah, Hugo. Cewek mana yang nggak marah lihat cowoknya deket sama cewek lain, meskipun cuma sahabat?"

Hugo bertanya dengan nada frustasi, "Terus gue harus gimana? Hidup gue serasa hampa"

Sagara hanya terdiam, berpikir sebelum akhirnya berbicara dengan tenang namun tegas.Sagara berkata nada dingin dan penuh pertimbangan, "Gue rasa lo harus jauhin Kalilla. Lo mesti jaga perasaan Willona, bagaimanapun kondisinya"

Setelah makan siang di kafe, Kalilla bersama kelima temannya memutuskan untuk kembali ke kampus dan menuju kelas jurusan masing-masing. Saat mereka berjalan, mereka melihat Willona bersama pria lain di kejauhan.

"Itu Willona sama siapa tuh?" tanya Kalilla, sedikit heran.

"Apa jangan-jangan itu selingkuhannya lagi?" ujar Winda setengah bercanda, namun dengan nada penasaran.

"Nggak mungkin, masa sih dia selingkuh di belakang Hugo," jawab Kalilla, mencoba berpikir positif.

Gisella, dengan senyum penuh rencana, berbisik, "Mending kita paparazi aja mereka. Nanti fotonya aku kirim ke Hugo"

Mereka pun bersembunyi dan diam-diam memotret Willona bersama pria asing tersebut sebelum berjalan ke arah kelas masing-masing.

"Lo harus lihat yang dilakuin pacar lo itu," tulis Gisella dalam pesan singkat, mengirim foto Willona dengan pria lain ke Hugo menggunakan nomor lain.

Paris, a Second Chance | TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang