17

743 142 4
                                    

"cantik" pujinya tersenyum menatap wajah yang begitu damai dihadapannya.

vadellion tersenyum melihat bagaimana shani tertidur kelelahan didalam pelukannya, setelah ciuman itu tidak mungkin mereka hanya sekedar tidur. seperti yang dikatakan pria itu sebelumnya, dia akan memberikan shani hukuman.

setelah puas memandangin sang gadis, dia pun mulai beranjak dengan begitu hyati-hati. takut saja jika pergerakannya akan membuat shani terbangun dari tidurnya.

"mungkin siangan, gue harus nganter shani dulu baru bisa datang ke perusahaan" ujarnya setelah sudah berada di halaman belakang rumah megah itu 

"ingat, lo ada meeting dengan perusahaan jepang, el" ujar gito mengingatkan

"iya, gue ingat!" ucapnya sambil menatap kearah kathrina yang ternyata sedang berenang, gito pun ikut menatap kearah kathrina yang sedang fokus dengan gerakan tangannya.

vadellion menoleh kearah gito yang ternyata begitu fokus menatap sang adek "atur jadwal gue juga ketemu dengan melody!" ujarnya yang membuat gito menoleh kearah vadellion

"lo serius?"

vadellion mengangguk "gue serius" ucapnya "lebih cepat lebih baik" lanjutnya yang membuat gito mengangguk mengerti.

gito menatap kearah Ester yang ternyata mendekat kearah mereka.

"ikut daddy, lexi!" perintahnya yangt membuat gito menatap kearah vadellion yang mengangguk.

"gue ke kantor kalau begitu, nanti gue bantu lo ketemu dengan melody" ujarnya yang diangguki oleh vadellion.

.

.

.

Tak

Sebuah map di lempar Ester kearah Vadellion, dahi pria itu mengerut tapi tidak dengan tangannya yang tetap membuka isi map tersebut. 

Beberapa foto vadellion dan gito disana, beberapa foto ruangan rahasia vadellion yang berada di perusahaannya, serta foto berkas yang sebelumnya diberikan gito kepada vadellion tentang gadis dan pria yang dicarinya sejak lama.

semuanya ada disana, bahkan fakta gadis itu pun lengkap didalam map yang menjadi satu.

"Kamu masih mencarinya bukan? Tidak cukup dia menyakiti kamu? Berhenti berurusan dengan gadis itu, lexi!" Ujar Tuan ester dengan tatapan tajam setajam milik vadellion.

"Daddy tidak tau apapun"

Tuan ester tertawa, tapi vadellion tau jika tawa dari ayahnya itu adalah sindiran untuknya.

"Kamu yang tidak tau apapun! Sejak awal daddy sudah memperingatkan kamu tentang gadis itu, tapi kamu tetap menaruh perasaan padanya, kamu bahkan tidak tau jika kamu hanya di permainkan" Ucap pria paruh baya itu menatap remeh kearah vadellion yang kini mulai mengepalkan tangannya "lupakan gadis itu, lepaskan kerjasama dengan perusahaan jepang itu! Dan fokus kepada shani, dia jauh lebih baik dari gadis yang sangat kamu cintai itu"

Vadellion melempar map yang ada di tangannya keatas meja Ester. membuang sang ayah menatapnya dengan tatapan tidak terbaca.

"I don't love her anymore! Aku hanya ingin melihatnya berdiri dihadapanku dengan terluka, aku ingin melihat bagaimana muthe bisa tersenyum pedih saat aku dan shani menikah nanti" ujar vadellion dengan tegas di hadapan ayahnya "berhenti mengurusi hidupku, dad!"

Ester mengangguk sambil tersenyum.

"Buktikan pada daddy! who do you really love, shani atau gadis itu" ujarnya sambil mendekati meja kerjanya kembali "lamar shani dan menikah dengannya segera!"

POSESIF (DELSHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang