Part 05|Salting

29 16 3
                                    

HAPPY READING📖
.
.
.
.
.

Jangan lupa Vote ★, koment ya 👍🫠

*******

Setelah tania pergi para pemuda ini masih saja Melihatnya Tatapan mereka sangat fokus tidak bisa alihkan, Memang pesona tania sigadis hijab nan ramah itu mampu menggoda senyuman siapa saja.

"Yang nikah sama Tania suatu saat nanti pasti beruntung ya." Aziz nyeletuk.

"Beruntung gimana?" Tanya devano.

"Ya beruntungnya tuh, tania cantik, sholeha, ramah wajahnya itu ke ibu-ibuan banget." Tanpa sadar Aziz memuji tania.

"Halah kamu teh bisa aja ngomongnya mah." Dani mengusap wajah Aziz kasar.

"Tapi tania idaman gue sih, malah gue cita-citanya pengen punya istri modelan tania gini." Aziz kali ini benar-benar terpesona.

"Emm bau-baunya ada yang jatuh ginjal nih." Ikbal terkekeh.

"Jatuh hati ege bukan jatuh ginjal astaghfirullah." Kairo membenarkan ucapan temannya ini.

"Sabar dong jangan emosi gitu, lagian di Aziz ngapain dah ngehayal anak orang gak sopan hiih." Ikbal ingin sekali mencubit Aziz tapi niatnya di urungkan.

"Gapapa dong siapa tau besok jadi kenyataan." Malah Aziz semakin bangga.

"Aamiin." Teman-teman Aziz mengaminkan ucapan pemuda itu tak berselang lama ada suara gelak tawa.

"Kok gue salting ya, Yallah jodohkan hamba dengan tania yallah , saya maksa kali ini yallah." Aziz mengarahkan tangan seperti berdoa

"Macam Nuaiman aja lu. " Kairo menoyor kepala Aziz.

Setelah berbincang-bincang mereka pun memutuskan pulang karena beberapa diantara mereka mendapatkan tugas dari dosen, sedangkan kairo membantu kedua adiknya untuk tugas sekolah besok, jika dilihat kairo dan dua adiknya seperti anak kembar tiga karena wajahnya sangat mirip tidak ada perbedaan, jika orang yang baru pertama kali bertemu dengan kairo maupun adiknya pasti mengiranya mereka kembar 3 ya walaupun hanya beda satu tahun.

*******

Ditempat lain masih dikota bandung juga tepatnya di komplek kontrakan yang lumayan rapih dan bersih ada seorang wanita tengah mengamuk pada seseorang, emosinya sangat membuncah barang-barang didalam rumah itu sudah berserakan. Tetangga kontrakan mereka hanya diam tidak berani membantu karena mereka sangat takut pada wanita yang sedang marah.

"Sudah saya bilang kalau gak mampu bayar gak usah ngutang dong gimana sih kalian ini, udah jatuh tempo ini bukan kalian aja yang butuh duit saya juga butuh duit." Ucap seorang wanita gemuk ini yang sedari tadi marah.

"Maaf atuh buk nanti saya bayar, kasih saya waktu lagi kalau pun ada saya langsung bayar." Gadis ini terus meminta maaf.

"Yaudah saya kasih kamu waktu sebulan kalau misal sebulan gak bayar, saya akan laporkan ke polisi." Wanita gemuk ini langsung berjalan begitu saja.

"I-iya." Jawabnya hanya mengangguk.

Salah satu tetangga datang memang wanita gemuk tadi terkenal dengan mulut pedasnya, tak Segan-segan dirinya mengatakan pada orang-orang sumpah serapahnya bukan wanita tadi saja yang memiliki hutang sebagian orang komplek disana pun sama.

"Yang sabar neng, Jangan tersinggung sama omongan dia emang suka begitu, Ibu aja pengen ngelawan tapi enggak bisa." Ucap wanita berusia 60an ini.

"Iya buk gapapa malah neng gak mempermasalahkan sama ucapan nya insyallah neng bakalan bayar." Wanita ini terkenal dengan irit bicaranya.

UMMA bukan IBU PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang