Part 12| Kespakatan Bisnis

21 4 6
                                    

Happy reading📖 jangan lupa vote komen ya 💃
.
.
.
.
.
.
.

Setelah selesai makan siang mereka menikmati obrolan ringan sesekali ada canda dan tawa diantara mereka. hanya keyra yang masih diam menyimak, Memang keyra tipekal orang yang irit bicara hanya sesekali meresponnya.

Cuaca di bandung siang ini lumayan panas karena Indonesia sudah memasuki musim panas tak lain kemarau, hujan pun entah kapan karena akhir-akhir ini cuaca lumayan ekstrem, pak wijaya terus bercanda dengan Heru dan juga kairo. Heru bisa dibilang anak paling random dengan segala ke kepoannya.

Tak berselang lama klien datang menemui mereka beruntung pak wijaya dan yang lainnya sudah selesai makan jadi tidak terganggu, satu persatu mereka berjabat tangan menandakan hormat dan tempat mereka duduk dengan meja panjang dan tambahan kursi juga.

"Halo pak wijaya mohon maaf saya terlambat, karena tadi ada urusan sebentar." Ucap pak bagas tak lain klien pak wijaya.

"No problem saya juga belum lama sampai." Pak wijaya langsung mempersilahkan duduk.

"Apakah tiga orang ini anak bapak?" Tanya pak bagas pada pak wijaya.

"Ah iya ini anak saya, anak pertama saya kairo dan anak kedua saya heru dan ini calon menantu saya." Pak wijaya mengenalkan tiga orang ini.

Heru, kairo dan keyra sedikit kaget karena pak wijaya mengenalkan mereka sebagai anak padahal kenyataan mereka hanya sebatas karyawan, memang orang-orang tidak mengetahui jika pak wijaya tidak memiliki anak dan istri karena kehidupannya sedikit di privasi hanya Heru yang mengetahui siapa pak wijaya sebenarnya.

"Wahh mereka sangat manis sekali senang bertemu kalian." Pak bagas tersenyum.

"Senang juga bertemu dengan Anda." Ucap kairo.

"Ngomong-ngomong disamping bapak itu siapa?" Heru kambuh lagi dengan jiwa keponya.

"Maafkan saya dia asisten saya sekaligus keponakan juga tetapi dia sudah dianggap anak juga." Pak Bagas mengenalkan seorang gadis pada mereka.

"Hai aku Anastasya indrawan, biasa dipanggil tasya." Tasya menjabat tangan Heru.

"Heru." Pemuda itu tersenyum sangat manis.

"Kairo." Kairo menutup tangannya seperti meminta maaf karena dirinya tidak berani bersalaman seorang gadis.

"Keyra." Keyra langsung bersalaman seperti teman dekat dan yang lainnya hanya tersenyum.

"Apakah kita bisa menjadi teman setelah ini, karena aku tidak memiliki teman perempuan." Anastasya meminta berteman dengan keyera.

"Tentu saja, kita akan menjadi teman." Keyra menujukan senyuman manisnya.

Mereka semua langsung duduk dikursi Masing-masing langsung kembali ke obrolan paling serius, pertama-tama pak  bagas langsung menjelaskan apa yang membuatnya bertemu dengan pak wijaya, kemudia dirinya langsung membicarakan point utamanya perihal keuntungan bisnis ini.

"Jadi seperti ini pak saya memiliki tanah yang lumayan luas dan tanah itu sudah lama tidak terawat, jadi saya ingin membangun beberapa apartemen di tanah itu kira-kira apakah pak wijaya minat bekerja sama dengan saya." Pak bagas menjelaskan sambil menunjukan foto tanah itu.

"Baiklah saya akan fikirkan dulu, apakah boleh saya meminta waktunya untuk berfikir." Pak wijaya belum menentukan diterima atau tidak.

"Ah tentu saja silahkan tidak masalah." Pak bagas memberikan pengertian.

"Bagaimana jika kita membangun beberapa apartemen disana dan kita melengkapi fasilitas seperti kolam renang, dan taman mini diarea apartemen itu." Kali ini keyra membuka suara setelah menyimak.

UMMA bukan IBU PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang