Part 3

153 10 0
                                    

-Riana POV-

Pagi ini terasa beda sekali, aku bangun lebih pagi dari biasanya.
Ya, seperti rencanaku kemarin aku akan merubah sedikit penampilanku. Ada beberapa bagian yang kurubah agar lebih enak di pandang.

Yang pertama rambutku, rambut panjangku ini sebenarnya indah dan sehat namun karna setiap hari di gelung keatas jadi tidak terlihat keindahannya dan sedikit terlihat membosankan. Aku memutuskan menggunting rambutku menjadi sedikit dibawah bahu, jangan salah, aku ahli dalam menggunting rambut hihi... model ini kurasa cocok untuk bentuk mukaku dan tidak terlalu tua.

Oke, rambut sudah... √

Yang kedua, bajuku. Nah, hari ini aku memilih pakaian yang terkesan lebih casual dari biasanya, sebelumnya aku selalu memaki baju formal. Aku baru sadar ternyata baju formalku sangat membosankan dipandang, Ck! benar saja semua orang malas memandangku.

Oke baju sudah.... √

Hmm, apa lagi ya? sepertinya masih ada yang kurang, tapi apa?

"Na?....sudah belum? coba Mama lihat!"

"Masuk Ma! Gimana Ma? Penampilanku kurang apa?"

"Subhanallah Ana,kamu cantik sekali!" Mama masuk sambil melongo kagum menatapku.

"ah yang benar ma? aku hanya mengganti model rambut dan pakaianku saja" Sebenarnya aku kurang nyaman dengan pakaian dan model rambut ini.

"tidak tidak! hanya dari perubahan dua itu saja sudah sangat terlihat perbedaannya Na! Tapi sepertinya masih ada yang kurang. Hmm.."Mama terlihat memperhatikanku dari atas sampai bawah.

"Kurang apa Ma?" Tanyaku penasaran.

"Ya Ampun Ana, wajahmu yang kurang!" Seru Mama histeris.

"Ck,Mama! sama anak sendiri kok gitu?!" Aku mendecak sebal dengan tingkah Mama yang sering berlebihan itu.

"Haha, bukan itu maksud Mama sayang! Wajah cantikmu itu kurang sentuhan make up sehingga terlihat pucat" Ujar Mama sambil terkekeh geli.

"Mama kan mamaku, ya sudah pasti lah mama bilang kalau aku cantik. Coba saja orang lain." Kataku murung, mengingat semua orang mengatakan aku jelek dan buruk rupa.

"Ish ish ish, anak mama gitu aja murung. Mangkanya kalo mau dibilang cantik dandan dikit dong biar keliatan cantiknya, sini Mama dandanin!"

Ujar mama sambil mendekat kearahku, menyapukan beberapa peralatan make up yang masih jelas aku hafal namanya karna dulu sering menggunakannya. Aku memilih menutup mata sambil menikmata sapuan tangan mama yang lembut.

"Ana!! kamu jangan keenakan tidur" Bentak mama sambil menepuk-nepuk pipiku.

"Enggak! cuma merem aja biar nggak kelilipan" Aku terkekeh karena alasan klise ku itu, sebenarnya aku memang sangat menikmati sentuhan mama, nyaman sekali.

"Sudah! cepat buka matamu, Ana. Lihatlah karya Mama" Seru mama dengan nada bangga. Aku terkekeh geli.

"Mama leb.. Hah? Ma? Itu aku?" Aku terperangah sambil menengok keatas meminta penjelasan dari Mama.

"Mama hebat kan?!" Aku memutar bola mataku, melihat Mama menepuk-nepuk dadanya bangga.

"Ini sempurna Ma! tidak berlebihan. Aku suka" Dengan cepat aku memeluk mama penuh sayang sambil mengucapkan banyak terima kasih padanya.

Oke, waktunya berangkat ke kantor. Face it Ana!

*****The Right Guy*****

Aku berjalan menuju mejaku dangan kepercayaan diri yang susah payah kukumpulkan. Banyak mata memandangku kagum, namun juga ada yang memandangku sinis. Yah namanya juga manusia.

Pagi ini tumben sekali banyak orang yang menyapaku tidak seperti biasanya kehadiranku tidak dianggap ada.

"Kamu Riana?! Riana Sekretaris Dirut itu? Riana Itik buruk rupa itu?! Kok cantik?" Aku memutar bola mataku jengah melihat respon anggota Riesta Gank satu ini.

"Heh Dita! ngomong apa kamu?! kayak gitu aja cantik, itu kampungan!" the Lord Riesta kumat reseh nya. Lebih baik aku segera ke mejaku.

"I take it as a compliment!" Kataku dingin lalu pergi meninggalkan mereka yang melongoh bingung.

Haha lucu sekali ekspresi mereka tadi!

"Riana,apa kamu sudah siap?"

"Hihihihi" Aku masih terkekeh geli mengingat ekspresi Riesta gank tadi.

"Hey Riana?! Are you okay?"

Lamunanku terganggu karna guncang di lenganku. Apa tadi? Guncangan?!

"Kenapa kau menggangguku? jangan menyentuhku."

Ujarku dingin merasa terganggu dengan sentuhannya. Aku selalu risih dengan kontak fisik lawan jenis semenjak kejadian yang mengubah hidupku itu.

"Maafkan aku, aku tadi hanya ingin menanyakan apa kamu sudah siap tapi kamu malah senyum-senyum sendiri sambil tertawa kecil. Ada apa? penampilanmu hari ini juga berbeda... Kamu lebih... cantik?"

Reno cengar cengir sambil menggaruk tengkuknya seperti sedang salah tingkah. Aneh sekali kelakuannya.

Ah Reno pasti bingung melihatku yang jarang sekali tersenyum tiba-tiba terkekeh geli seperti tadi. Harus bilang apa aku, dia pasti berpikir aku sudah gila.

"Tidak lupakan. Ada apa kemari?"

Aku merubah ekspresiku menjadi dingin seperti biasanya, sedikit mencoba mengintimidasinya.

"Oh iya,aku kemari ingin menanyakan apakah kamu sudah siap menyambut Dirut baru kita? kamu sangat dibutuhkan untuk menyambutnya dibawah"

Ya Tuhan! bagaimana aku bisa lupa hari ini penyambutan Dirut baru. Pasti aku kebanyakan menghayal!

"Oke,Aku segera kebawah"

*****The Right Guy*****

Wah meriah sekali penyambutan Dirut baru kali ini.

"Bu Riana kemari berdiri disamping kami saja,jangan sendirian disitu"

Aku melongo bingung. Itu tadi Sandra yang bicara? sejak kapan dia mau dekat sama aku? ramah sekali dia.

"Eh iya, makasih"

Lihatlah,efek perubahan penampilanku. Sandra saja yang biasanya dingin sepertiku menjadi lebih ramah. Aku harus positif thinking. Belajar ramah Na. Semangat!

"Riana, eh aku boleh kan panggil Riana?"
"Iya gapapa San. Lebih akrab kedengarannya." Aku tersenyum senang. Seru juga kalau ada yang mengajak bicara seperti ini.
"Iya, Ri. Eh itu Dirut baru kita Ri! Ya ampuunnn gantengnya"
"Mana san? Loh itu kan...."

Ngapain Tuan sok manis disini? Apa jangan-jangan dia Dirut baru disini. Ah nggak mungkin! Tapi cuman dia orang asing disini! Ya Tuhan! Mimpi buruk apalagi ini...

.
.
.
.

Wah wah apa jadinya ya kalo Si Tuan sok manis tau sekretarisnya itu Nona dingin?
Jangan lupa Vomment biar author niat nulis :p

The Right GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang