My Baby Boy [Tahap Revisi]✅

22. Koo merajuk

©️BaeUci_2024

¤¤¤

Sejak bangun tidur, Jungkook merengek ingin ikut dengan Taehyung ke Perusahaan, tapi Taehyung menolak karena Jungkook harus sekolah.

"Tapi Koo mau..." rengek Jungkook lagi

Taehyung terus memijat pelipisnya, "Baby, kamu harus sekolah!"

"Iiihhh!" Jungkook menghentakkan kakinya kesal, karena Taehyung tetap tidak mau mengajaknya ke Perusahaan.

"Sekarang kita berangkat, sudah telat!"

Jungkook tidak menjawab, dia mengambil tas sekolahnya dengan kasar, lalu berjalan keluar kamar dengan langkah yang tergesa.

Taehyung yang melihat itu menghela nafas panjang beberapa kali, berusaha mengontrol emosinya yang sejak tadi berusaha dia tahan.

Sesampainya dilantai utama Mansion, Taehyung tidak melihat Jungkook di ruang makan.

"Bi, Koo mana?"

"Tuan Muda tidak sarapan, Tuan. Beliau langsung keluar Mansion, bahkan saya panggil pun Beliau sama sekali tidak mau menoleh" ucap Maid.

"Baiklah!"

"Tuan Besar tidak sarapan?"

"Nanti saja di Perusahaan, makanannya dimakan saja Bi, ajak yang lain!"

Setelah mengatakan itu, Taehyung menyusul Bayinya, tapi dia tidak melihat Jungkook diluar atau bahkan di dalam mobil.

"Koo sudah berangkat?"

"Sudah Tuan, Tuan Muda berangkat diantar Supir!"

Taehyung pun mengangguk sebagai jawaban, lalu mencoba menghubungi Jungkook, tapi semua panggilannya di tolak.

"Baby!" Geram Taehyung, dia bahkan reflek meremat ponselnya.

Sementara disisi lain, Jungkook sedang dalam keheningan di dalam mobil. Dia mencoba menghubungi Seokjin, tapi tidak ada jawaban.

"Hallo Gyu!"

"Eoh! Mbul! Kau kenapa?"

"Koo gak masuk hari ini, bilang saja Koo bolos!"

"Kau mau kema..."

Jungkook langsung mematikan panggilannya, dan juga ponselnya. "Paman, Koo turun di Halte Bus depan!"

"Loh! Kenapa Tuan Muda?"

"Berhenti saja! Koo bisa makan Manusia kalau sedang kesal!" Ucap Jungkook tanpa melihat ke arah Supir.

"B-baiklah Tuan Muda!"

Keduanya sampai di Halte, Jungkook pun langsung turun. "Jangan sampai ngadu ke Daddy, atau Koo bungkam mulut Paman sampai Paman tidak bisa bicara, SELAMANYA!" Ucapnya penuh penekanan di akhir ucapannya.