Satu bulan telah berlalu dan hari-hari yang Zee lalui terasa hampa sebab selama kurun waktu satu bulan itu, Abi tak pernah lagi menampakkan dirinya. Jangankan menampakkan diri, sekedar bertukar kabar lewat ponsel pun tak pernah terjadi.
"Gimana Zee? Udah ada kabar dari Mas Abi? Ini udah satu bulan, kan?" tanya Nara di sela-sela jam istirahat mereka di tempat bimbingan belajarnya berlangsung sore itu.Zee menggeleng cepat lalu menyeruput sisa milkshake cokelat dalam cupnya, "Lost contact gitu aja. Apa aku ada salah ya sama Mas Abi?"
"Salah gimana maksudnya?"
"Ya kali aja waktu ketemuan di acara pameran dulu itu aku ada nyinggung perasaannya atau apa gitu, tapinya aku nggak sadar. Makanya dia pilih menjauh."
Dikerutkan kening Nara tanda berpikir, "Kalau laki-laki dewasa kayaknya nggak akan kayak gitu deh, Zee."
"Makanya itu, Ra, aku jadi bingung sendiri. Tapi kemarin-kemarin aku sempet denger Ayah teleponan sama Mas Abi, kayaknya tesisnya udah Ayah acc, deh. Soalnya Ayah ada bilang sampai ketemu di ruang sidang gitu."
Nara tiba-tiba menjentikkan jarinya di depan wajah Zee, "Berarti bisa jadi selama satu bulan ini Mas Abi sibuk beresin tesisnya, makanya dia gak pernah ada hubungin kamu."
"Hmm... Iya juga, ya? Ah, tapi nggak tau juga lah, Ra. Mendingan kita nggak usah ngomongin Mas Abi dulu deh, ya. Bisa tambah galau yang ada."
Nara hanya menggumam sebagai jawaban.
"Eh iya, Mas Bian ngundang kalian bertiga. Sabtu ini Mas Bian nikah, pada datang loh, ya!" sambung Zee setelah beberapa saat.
"Aku sih pasti bakalan datang, Zee. Mama sama Papa juga pasti dapet undangan dari Bunda sama Om Rashad, kan? Tapi kalau Revan sama Kai aku nggak bisa jamin mereka datang. Revan ada turnamen, kalau Kai kamu tau sendiri kan dia kayak gimana magernya kalau weekend?"
"Ya tapi kan ini nikahannya Mas Bian, loh. Keterlaluan banget kalau Kai sampai nggak datang cuma karena mager padahal udah diundang. Kayak yang nggak merasa aja kalau Mas Bian itu care banget ke dia."
"Aku bakalan datang, kok," sahut Kai yang tiba-tiba saja datang menghampiri keduanya bersama Revan. "Mas Bian baru aja kirim undangannya ke whatsapp aku," jelas Kai sembari mendudukan diri di samping Zee.
"Syukur deh kalau gitu," balas Zee tenang.
"Sorry ya Zee, aku nggak bisa hadir. Jadwal turnamen basketnya udah keluar jauh-jauh hari sebelum undangan Mas Bian datang," Revan menimpali. "Titip salam aja buat Mas Bian sama istrinya, semoga langgeng dan bahagia selalu."
Zee hanya merespon perkataan Revan dengan acungan kedua ibu jarinya.
-------------
Satu hari sebelum pernikahan Bian dilangsungkan keluarga besar dari pihak ayah dan ibunya datang memenuhi seisi rumah. Bisa dibayangkan betapa ramainya suasana rumah Zee hari itu. Untungnya orang tua Zee sudah menyewa sebuah guest house yang berada beberapa blok dari rumahnya untuk mereka beristirahat, sehingga keluarga besarnya itu tak perlu berdesak-desakan menginap di rumah Zee.
Keluarga besar Maudy dari Yogyakarta pun sudah tiba di Bandung sejak dua hari lalu dan langsung diboyong ke rumah yang sudah dibangun oleh Bian dan Maudy sejak lama. Rencananya acara pernikahan akan dilangsungkan di sana, kemudian setelah itu Bian dan Maudy akan langsung menempati rumah itu berdua saja setelah menikah.
Tak banyak yang dilakukan keluarga Zee menjelang hari pernikahan Bian karena semuanya sudah ditangani oleh pihak wedding organizer. Selama satu hari penuh itu Zee dan keluarga besarnya menghabiskan waktu bersama-sama, sekedar saling bertukar cerita dan sesekali menggoda Bian yang akan segera melepas masa lajangnya. Sampai akhirnya tak terasa malam pun tiba. Seluruh anggota keluarga yang lain sudah berada di guest house untuk beristirahat, sehingga keadaan di rumah Zee malam itu terasa lebih tenang dari sebelumnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/318105243-288-k704147.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPIA
Fiksi Penggemar"Ketika takdir mendekat dengan menyamar sebagai kebetulan." Berawal dari sebuah pertemuan yang mereka kira tampak biasa saja namun ternyata memiliki kesan yang mendalam. Zee dan Abi meyakini jika pertemuan yang terjadi di antara mereka berdua itu b...