Di sekolah, suasana selalu ramai di pagi hari, dan bagi Ahyeon, itu adalah saat paling menegangkan. Setiap hari dia akan mencoba mencari sosok yang selalu menarik perhatiannya—Pharita. Pharita adalah seorang gadis yang elegan dan cerdas, selalu tampak tenang dan tak tergoyahkan, sangat bertolak belakang dengan Ahyeon yang ceria dan selalu penuh semangat.Ahyeon sudah lama menyimpan perasaan kepada Pharita, tapi tampaknya Pharita tidak pernah benar-benar memperhatikannya. Ahyeon selalu mengejar Pharita—mengirim pesan manis, memberi perhatian kecil, dan bahkan mencoba mendekatinya setiap ada kesempatan. Namun, Pharita selalu terlihat acuh, bahkan tidak menunjukkan sedikitpun ketertarikan.
Setiap hari, Ahyeon mencoba lebih keras, berharap suatu hari Pharita akan menyadari perasaannya.
Pagi hari, seperti biasanya, Ahyeon mendekati Pharita yang sedang duduk di bangku taman sekolah, membaca buku. "Kak Riri! Kakak lagi baca apa? Boleh gabung nggak?" tanya Ahyeon dengan senyumnya yang ceria.
Pharita hanya mengangkat alis dan tanpa menoleh, menjawab singkat, "Buku biasa."
Ahyeon duduk di sebelahnya, tetap mencoba berbicara meski Pharita tampak tidak tertarik. Begitu seterusnya setiap hari. Ahyeon selalu berusaha keras untuk berada di dekat Pharita, tapi seolah-olah Pharita membangun tembok tak kasat mata yang membuat Ahyeon sulit menembusnya.
Suatu hari, saat sedang di kantin bersama teman-teman grupnya (Rami, Chiquita, dan Asa) Ahyeon mendengar kabar yang membuat hatinya seketika jatuh ke dasar.
"Ada yang dengar soal rumor kak Pharita dan kak Ruka?" tanya Chiquita, tiba-tiba membuka percakapan dengan suara lirih.
Rami mengangguk cepat. "Iya! Mereka katanya lagi deket banget. Aku lihat mereka sering ngobrol bareng di aula belakang. Tapi kak Pharita sama kak Ruka cocok banget sih, sama-sama keren."
Ahyeon yang mendengar itu hanya bisa terdiam. Jantungnya seperti diremas, napasnya sesak. Dia mencoba tersenyum palsu di depan teman-temannya, tapi dalam hatinya, dia merasa seperti seluruh perjuangannya selama ini hancur dalam sekejap. Pharita... dengan Ruka?
"Ah, yang benar? Hmm, baguslah kalau kak Riri sama kak Ruka," kata Ahyeon mencoba terdengar tenang. Namun, dalam hatinya, dia mulai menyadari bahwa usahanya mungkin sia-sia. Mungkin, selama ini Pharita memang tidak pernah peduli padanya.
Setelah hari itu, Ahyeon mulai pelan-pelan menarik diri. Dia tidak lagi mengejar Pharita seperti dulu. Tidak ada lagi pesan-pesan manis, tidak ada lagi usaha untuk selalu berada di dekat Pharita. Hati Ahyeon terluka, dan dia tahu, lebih baik berhenti daripada terus-terusan menyakiti dirinya sendiri.
Di sisi lain, Pharita mulai menyadari perubahan yang tiba-tiba dari Ahyeon. Awalnya, dia tidak terlalu memikirkan, tapi setelah beberapa hari berlalu tanpa kehadiran Ahyeon yang biasanya selalu muncul di dekatnya, ada sesuatu yang terasa aneh. Pharita mulai merasakan kekosongan yang tidak bisa dijelaskan. Dia terbiasa melihat Ahyeon tersenyum, terbiasa mendengar canda tawa Ahyeon di sisinya, meski dia tidak pernah menunjukkan bahwa dia peduli.
Tapi kini, Ahyeon tidak lagi ada.
Siang hari saat duduk sendiri di bangku taman yang biasanya Ahyeon datangi, Pharita teringat bagaimana Ahyeon selalu berusaha mendekatinya. Dia terdiam dan mulai memikirkan perasaannya sendiri. Mungkinkah dia mulai merindukan Ahyeon?
Tapi seiring waktu berlalu, Pharita merasa ada sesuatu yang salah. Dia mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri—kenapa dia merasa hampa tanpa kehadiran Ahyeon? Apakah dia sebenarnya menikmati perhatian Ahyeon? Dan jika iya, kenapa dia tidak pernah menyadarinya lebih cepat?
Pharita merasa bingung dengan perasaannya sendiri, tapi dia tahu bahwa perasaan yang muncul ini bukanlah hal yang bisa dia abaikan begitu saja.
Hari-hari berlalu, dan Pharita akhirnya memutuskan untuk mencari Ahyeon dan berbicara dengannya. Dia ingin tahu kenapa Ahyeon tiba-tiba berhenti mengejarnya, dan lebih dari itu, dia ingin tahu apakah masih ada kesempatan baginya untuk memperbaiki segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot
RomanceKumpulan cerita Ahyeon dan Pharita <3 Note: cerita ini hanya fiksi semata, jangan dibawa serius.