16

533 66 18
                                    

Daisy

Kalvac memberikan isyarat pada Stroveix yang menyeretku sebelumnya untuk meninggalkan kami. Jelas tidak menganggapku sebagai ancaman, itu persis seperti yang dipikirkan Feral. Dia bahkan tidak memberikan perhatian padaku, sibuk dengan apa yang ada di dalam sangkar logam besar itu.

Aku mencoba membayangkan apa yang ada di dalam kotak besi sebesar peti mati gajah—jika gajah punya peti mati. Kotak itu berdiri secara vertikal dan jelas lebih tinggi dariku, sepenuhnya terbuat dari logam dengan semacam kait di tepinya yang sepertinya merupakan mekanisme pengunciannya. Ada kotak kecil dari kaca tapi dari tempatku berdiri aku tidak bisa melihat apa pun yang ada di dalamnya.

"Penasaran dengan apa yang ada di dalamnya, bukan? Baru saja datang hari ini. Hanya ada beberapa ratus dari mereka yang tersisa. Mengagumkan." Kalvac berbalik untuk kembali padaku menangkap tatapanku yang menyelidik ke objek yang saat ini menyita perhatiannya.

"Tidakkah kau harus merasa buruk?" Aku berbicara dengan hati-hati, memilih kata-kataku saat mata reptil Kalvac memberikan fokusnya padaku.

"Merasa buruk?" Dia entah bagaimana berani bersikap kebingungan. "Apa yang aku lakukan adalah mencoba menyelamatkan spesies yang terancam bahkan orang-orangmu yang primitif seharusnya mengerti itu."

Aku berusaha untuk tidak menggigit kata-kata yang dia lemparkan. Tidak akan memberikan kepuasan padanya dengan membuatku berpikir aku di bawah mereka. "Dengan merampok kehidupan seseorang?"

Dia berani tersenyum padaku dengan moncong dan gigi tajam yang dipamerkan, itu mengerikan. Aku tidak tahu aku memiliki phobia terhadap reptil tapi saat ini aku mungkin mempertimbangkan dengan serius aku pasti memilikinya.

"Ayo Daisy, kita bicara secara beradab. Aku yakin kau jauh lebih pintar dari Varin jantan yang mudah mengamuk dan menolak melihat fakta," ucap Kalvac dengan kesopanan palsu saat dia memberiku petunjuk untuk mengikutinya ke ruangan yang dibatasi partisi.

Mengabaikan penilaian terbaikku, aku mengikutinya dan menyipit curiga saat dia mempersilakanku untuk duduk. Ruangan itu hampir normal dengan meja kantor logam yang terlihat futuristik, beberapa tumpukan file di atasnya serta tablet yang tergeletak dengan layar mati. Tidak mengancam, jika saja orang yang sekarang duduk di sisi lain meja bukan alien kadal. Aku bisa saja membayangkan diriku di kantor psikiater dan berada di sana karena mimpi buruk alien yang membuatku gila.

Kalvac menghidupkan layar dan menggeser serta menyentuh ringan sebelum menggeser tablet padaku. Menunjukkan rekaman video tentang apa yang aku dan Aidan lakukan di kamar pancuran beberapa hari yang lalu. Cara kamera menangkap sosok kami itu membuatku malu tapi di saat yang sama aku juga merasakan panas terbakar merayap tidak hanya ke wajahku tapi juga tubuhku yang lain. Aku menggeliat di kursiku, menelan apa yang tiba-tiba menyumbat tenggorokanku.

"Kau sudah memulainya dengan sangat baik, Daisy. Ini terlihat menjanjikan dan karena itulah aku bersedia untuk menunggu, untuk memberimu waktu, tapi kemudian tidak ada progres."

Aku tidak bisa menarik mataku dari video itu, bagimana Aidan terbuka dan rentan untukku, bagimana matanya yang terlihat bergantung pada setiap gerakanku atau bagaimana tanganku memegangnya, merasakan koneksi di antara kami. Hanya orang bodoh yang melihat video itu dan tidak melihat chemistry di antara aku dan Aidan. Dan berapa banyak yang sebenarnya melihatnya? Pikiran itu membuat perasaan apa pun tertutup dengan kemarahan. Tanganku mengepal di pahaku dan aku melihat ke Kalvac dengan kebencian baru. Itu bukan sesuatu yang seharusnya dia lihat, tapi sungguh apa yang aku harapkan? Bagaimana aku bisa begitu naif berpikir mereka tidak akan memasang kamera di sana?

Seolah dia tidak melihat atau tidak peduli dengan emosiku yang hampir mendidih di permukaan, Kalvac terus melanjutkan kata-katanya, "Aku memahami bagaimana manusia menjalin hubungan, aku telah mempelajari kebudayaanmu dan itu bisa memakan waktu, tapi kita tidak memiliki kemewahan itu. Aku cukup yakin kau sudah tahu apa yang diharapkan."

Itu akhirnya membuat ketenanganku putus. "Kau tidak bisa memaksa kami untuk berkembang biak seolah kami hewan ternak! Itu tidak bermoral dan kau tahu itu!"

"Moral bisa dipertanyakan saat menyangkut keberlangsungan suatu spesies. Lagi pula Daisy, aku tidak sedang memberimu pilihan di sini. Kupikir kau memahami posisimu."

Aku membuka mulutku untuk menyuarakan lebih banyak protes, untuk setidaknya membuatnya melihat alasan dan sedikit berempati. Itu sungguh harapan yang sia-sia tetapi aku tidak ingin membuangnya begitu saja.

"Dan bagaimana jika aku menolak?" Aku berbicara dengan menantang meskipun sejujurnya aku tidak ingin mendorong keberuntunganku hari ini. Aku masih sakit karena sengatan tongkat listrik dari sebelumnya.

"Maka mungkin aku harus menemukan jantan lain untukmu, dan percayalah Daisy, Aidan mungkin pilihan terbaikmu." Dia memberi isyarat pada kotak besi yang sebelumnya dia amati. "Ada jauh lebih banyak spesies yang terancam, dan yang mengejutkan manusia hampir cocok dengan sebagian besar. Hanya dibutuhkan beberapa modifikasi. Aku tidak keberatan mencoba. Tentu saja aku lebih suka tidak membatalkan progres antara Varin dan Manusia, tapi itu bisa dilakukan."

Aku menatap dengan mata lebar, ketakutan apa pun yang pernah aku rasakan sebelumnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan saat ini. Ingatan hari pertama aku berada di kandang dengan alien lain. Dengan jantan yang mengamuk dan kekerasan mentah itu melintas di kepalaku seperti slide film yang rusak.

"Tentunya kau juga tidak menginginkan kemunduran itu?" Kalvac bertanya dengan manis memberiku isyarat untuk berdiri. "Satu minggu dan aku akan mengharapkan pertemuan kita lagi, aku berharap saat itu akan ada kehidupan di rahimmu atau aku terpaksa menggunakan cara yang lain."

Aku tidak mengatakan apa pun saat aku berdiri, Kalvac sekali lagi mengabaikanku, mengambil benda berbentuk jarum dari lacinya yang terhubung ke semacam pistol dan membawanya ke tempat peti logam. Kandang. Aku menyadari hal itu saat Kalvac membuka peti. Jika aku pikir aku sudah melihat mimpi buruk terliar saat melihat alien di sini, apa yang aku lihat sekarang mengalahkan semuanya. Benda itu praktis dua kali tinggiku. Dengan kepala yang menyerupai singa dan gigi taring sepanjang lenganku, matanya yang gelap mengingatkanku pada Aidan hanya saja tidak ada kecerdasan di dalamnya. Seekor hewan liar yang menolak dijinakkan. Tubuh dan kakinya terlihat seperti kuda dari bumi. Kuat dan ramping.

Itu tidak bersuara saat Kalvac mendekat, bulu di kepalanya mengembang membuat ukurannya lebih besar dan saat dia melihat jarum yang terhubung ke pistol mulai mengeluarkan cahaya putih panas, itu meringkik. Persis seperti seekor kuda yang ketakutan. Aku punya dorongan kuat untuk menolongnya hanya untuk dihentikan saat cakar Stroveix melingkari lenganku dan menyeretku untuk pergi.

***

Halloo selamat malam 👋🏻

Saved By AlienTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang