11

879 115 22
                                    

Daisy

Sebelumnya aku telah mengatakan pada Aidan bahwa harus ada cara untuk keluar dari tempat ini, tapi aku masih sulit untuk percaya ketika alien di depanku benar-benar mengatakan dia punya rencana pelarian. Apakah ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan? Apakah ini semacam rencana rumit yang diatur untuk menjebak kami? Bagaimanapun aku tidak mungkin melewatkan kesempatan sekecil apa pun. Jika itu artinya aku bisa kembali ke Bumi, bisa pulang, aku akan melakukan hampir apa pun.

Aidan tidak terlihat terlalu bahagia saat mendengar ini, aku pikir dia tidak percaya pada Feral. Aku seharusnya juga tidak, semua orang di sini sangat mungkin adalah musuh. Namun, kesempatan untuk pulang, aku tidak ingin melewatkannya bahkan jika itu memiliki taruhan yang tinggi.

"Kita tidak memiliki banyak waktu untuk merencanakan, mereka hanya membiarkan kita keluar di jam makan, sesi olahraga yang selalu bergilir, atau pertarungan kandang. Tidak ada waktu untuk benar-benar menyusun rencana, jadi aku hanya akan memberitahu kalian apa yang perlu dilakukan. Terserah kalian akan mempercayainya atau tidak, dan terserah kalian untuk membuatnya berhasil."

"Katakan saja apa yang diperlukan dan kita lihat apakah kita akan mempercayaimu atau mematahkan lehermu," desis Aidan melalui giginya, kupikir aku mulai mengerti kenapa semua orang menjauhinya.

Alienku yang besar dan pemarah bisa menjadi sangat mengancam ketika dia menginginkannya. Satu-satunya hal yang tidak aku mengerti adalah kenapa dia bersikap begitu baik padaku. Bukannya aku mengeluh, sejujurnya itu hanya membuat perutku berkibar dengan kupu-kupu setiap kali dia memperlakukanku dengan sangat baik. Mungkin tidur dengannya bukan hal yang mengerikan sama sekali. Itu jika kami pernah keluar dari tempat ini.

"Kamu harus tahu kalau mereka memasang pelacak pada kita, hal pertama sebelum kita memulai apa pun mengenai rencana pelarian ini. Kita perlu mematikannya," ucap Feral mengabaikan ancaman Aidan sekali lagi. Aku masih tidak tahu itu karena dia bodoh sehingga tidak menyadari bahaya atau itu karena dia juga satu bahaya yang perlu diperhitungkan.

Aku mengabaikan pikiran meresahkan itu dan membiarkan kata-katanya meresap. Alat pelacak, tentu saja. Aku tidak tahu tentang alat pelacak ini, tapi itu masuk akal. Jika kami berharga seperti yang dikatakan Aidan maka mereka tidak ingin kehilangan properti mereka karena kecerobohan. Atau karena properti mereka sangat ingin melarikan diri.

"Bagaimana kita melakukannya?" ucapku, melupakan semua makanan yang menumpuk di depanku. Jariku masih tertutup jus dari buah dengan daging biru apa pun nama buah itu. Rasa manisnya masih tersisa di lidahku tapi itu tidak sebanding dengan godaan melarikan diri.

"Mereka memasangnya bersama penerjemah, mengeluarkan mereka tanpa peralatan yang tepat itu mustahil tapi mematikannya itu mungkin bisa dilakukan. Sederhananya kita hanya perlu merusak pemancarnya."

Aku menggeleng, aku bukan ahli teknologi alien. Aku bahkan bukan ahli teknologi manusia. "Aku tidak mengerti."

"Itu artinya kita perlu sesuatu untuk membakar sirkuitnya, tegangan listrik tertentu yang dipusatkan kemungkinan akan berhasil. Itu menyakitkan seperti cakar Glinc yang menggali langsung ke otakmu tapi itu akan bekerja, meski itu kemungkinan besar juga akan merusak penerjemah yang terpasang," jelas Aidan untukku.

Membayangkannya saja membuatku bergidik. Aku ingat rasa sakit saat mereka memasang transmiter padaku, aku membayangkan itu akan jauh lebih menyakitkan. Bagaimana aku bisa melalui itu hidup-hidup, aku tidak tahu, tapi aku akan melakukannya. Aku akan mencari tahu.

"Tapi kita tidak memiliki hal seperti itu, bahkan jika kita berhasil merebut salah satu tongkat kejut Stroveix, benda itu tidak akan bekerja. Kita perlu sesuatu yang cukup kuat dan dapat dipusatkan," lanjut Aidan tanpa minat. Feral di sisi lain menyeringai sangat lebar seolah dia tidak bisa menahan kegembiraannya.

"Kita tidak akan berhasil kecuali kita memiliki needle," ucap Feral, matanya berkilat dengan kegilaan. Mungkin mengikuti rencananya bukan ide yang bagus, terutama saat orang itu terlihat sangat gila.

"Kamu gila!" geram Aidan tepat seperti yang aku pikirkan, cukup rendah sehingga mereka yang berada di meja lain tidak dapat mendengarnya, tapi ketegangan di tubuhnya cukup menarik perhatian banyak orang.

"Aku sudah bilang terserah kalian ingin mempercayaiku atau tidak." Feral bersandar di bangkunya, mengambil sepotong buah dari nampan kami seolah dia tidak khawatir dengan kemarahan Aidan yang mendidih di belakangku.

Itu membuatku bertanya-tanya apakah Feral sama berbahayanya dengan Aidan? Cukup seimbang? Lebih? Tapi di kandang sebelumnya dia mundur dari Aidan. Apakah dia mundur di kandang sebelumnya hanya karena dia tidak menginginkan pertarungan? Bukan karena dia takut pada Alien merah besar bertanduk yang terlihat persis seperti penjelmaan iblis?

"Itu akan membunuh kita!"

"Tidak jika kita mengaturnya pada tegangan paling rendah. Seperti yang kamu katakan itu akan menyakitkan tapi itu akan berhasil."

Aku sekali lagi gagal mengikuti pembicaraan mereka. Aku tidak tahu apa itu needle, dan tidak tahu di mana kita bisa mendapatkannya.  Sayang sekali karena tidak ada kelas kilat untuk melarikan diri dari penangkaran alien. Jika ada aku pasti akan mengambilnya sekarang.

"Di situlah peran manusia kecil kita masuk, mereka tidak akan curiga bahkan tidak akan mengedipkan mata," lanjut Feral, mengedipkan matanya padaku seolah dia baru saja membagikan rahasia yang menyenangkan.

"Jadi aku hanya harus mendapatkan benda needle ini?" tanyaku. Feral mengangguk. Aidan menggeram di belakangku. Aku punya firasat tidak akan menyukai rencana ini sama sekali.

"Oke, jadi di mana aku bisa mendapatkannya. Aku yakin aku tidak akan menemukannya tergeletak begitu saja di lantai tanpa penjagaan," tanyaku ketika jelas tidak ada dari mereka yang akan menjelaskan untukku.

"Tidak perlu memikirkan itu, ini adalah ide yang bodoh. Kita tidak akan melakukannya." Aidan menarikku ke dadanya seolah dia perlu memastikan aku tetap dekat. Seolah dia khawatir aku akan melompat kapan saja untuk mengejar needle ini bahkan ketika akau tidak tahu seperti apa bentuknya dan di mana bisa menemukannya.

Feral mengedikan bahu seolah itu bukan masalah besar. Gerakan itu akan menipuku jika aku tidak memperhatikan matanya yang menyipit untuk sedetik sebelum itu kembali relaks. Dia benar-benar ingin pergi, tapi aku jug tahu dia tidak akan bertaruh lebih banyak. Persis seperti yang dia katakan. Terserah kami untuk mempercayainya.

"Seperti apa bentuknya?" Aku mendorong diriku maju, hampir meluncur turun dari pangkuan Aidan. Jika Aidan tidak akan membantu, aku akan melakukannya sendiri.

"Itu benda kecil, sebuah jarum yang terhubung ke alat injeksi. Kamu akan mengenalinya begitu melihatnya. Ketika Stroveix membawamu untuk pemeriksaan."

"Pemerikasaan apa?" tanyaku tiba-tiba merasa lebih khawatir. Merasakan perutku melilit dengan rasa sakit baru.

"Mereka menginginkan bayi-bayi Varin yang manis darimu. Tentunya mereka harus memeriksamu untuk mengetahui apakah kamu sudah memilikinya."

Dengan itu Feral pergi meninggalkanku pucat dan ketakutan sementara Aidan bergetar dengan kemarahan yang hampir tidak tertahan.

Saved By AlienTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang