8. Tamu di ruang makan

377 88 13
                                    

Dear lovelies,
Tolong dikoreksi kalo aku salah menghitung hasil voting antara SUNSET SKY dan Tuna Kimbab. Seingat aku jumlahnya imbang sih 🥺
SUNSET SKY update setelah yang ini ok?

Let's check it out ~

.

.

.

Jungkook melangkah cepat menuju ruang staff keamanan dan memperlihatkan surat ijinnya untuk meninggalkan sekolah.

Acara farewell party kelasnya telah usai, Bambam juga sudah dijemput oleh keluarganya untuk bersiap menuju bandara. Praktis Jungkook kembali tampak murung.

Berpisah dengan salah satu sahabat baiknya semasa SMP tentu tidaklah mudah bagi remaja berwajah imut dan bulat itu mengingat mereka juga belum tahu pasti apakah Bambam akan kembali tinggal di negara mereka atau tidak.

Langkah kakinya kini membawa Jungkook menuju gerbang sekolah dan disana salah seorang satpam membukakan pintu gerbang untuknya. Setelah itu Jungkook terus melangkah menuju halte tempat dimana ia akan menunggu Seokjin menjemputnya.

Butuh waktu lebih dari 15 menit bagi Jungkook untuk menunggu hingga akhirnya mobil berjenis SUV berwarna hitam milik sang Ayah pun tiba.

"Ayah kok lama sih? Katanya aku suruh cepet-cepet keluar sekolah biar ga telat ke Rumah Sakitnya" gerutu Jungkook dengan wajah cemberut ketika masuk ke dalam mobil.

"Lama ya nunggunya?" Tanya Seokjin.

"Iya, Tadi sampe bolak balik ditanyain satpam kenapa Ayah belum datang. Emang Ayah darimana  aja sih?"

Terlihat Seokjin menghela nafas dalam sambil kembali menjalankan mobilnya. "Tadi Ayah ketemu supplier sebentar" tentu saja itu bohong. Karena sebenarnya Seokjin usai berkunjung ke makam.

Jungkook tanpak terdiam tak merespon jawaban Ayahnya sementara mata bulat besarnya sedang memperhatikan baik-baik raut wajah Seokjin yang menurutnya terlihat aneh.

"Ayah"

"Hm?"

"Ayah habis nangis ya?"

Dengan ekspresi terkejut, Seokjin menoleh sekilas kearah Jungkook. "Hah? A-apa?"

"Ayah habis nangis?" Ulang Jungkook.

"Kok Dedek nanyanya gitu?"

"Nah itu kenapa mata Ayah kelihatan merah? Mana agak bengkak juga persis kayak orang habis nangis"

Seokjin lalu menengadah sejenak kearah kaca spion yang berada dibagian atas tengah mobil dan melihat cerminan dirinya disana. Benar, Matanya memang tampak merah dan sedikit sembab.

'Sial. Harusnya tadi gue ga usah ke makam Seokhan'

"I-ini kayanya Ayah cuma kurang tidur aja sih. Dedek tahu kan kalo akhir-akhir ini Ayah lagi sibuk banget nyari supplier daging ikan yang baru" jawab Seokjin dengan hati berdebar, berharap Jungkook percaya dengan kata-katanya.

"Iya, Tapi yang kemaren-kemaren mata Ayah tuh biasa aja. Baru hari ini nih kelihatan bengkak gitu sama merah"

"Dek, yang namnaya efek tuh ga bisa langsung kelihatan sayang, biasanya setelah beberapa hari baru kelihatan. Lagian kalo Ayah nangis juga emangnya Ayah nangisin apaan sih? Ayah juga jomblo kan, gak punya pacar" gurau Seokjin.

"Ya mana aku tahu Ayah mau nangisin apa. Kali aja Ayah lagi ada masalah. Aku ga suka ngelihat Ayah sedih"

Terulas senyum tipis di bibir tebal Seokjin mendengar penuturan Jungkook. Putranya itu sedari kecil memang berhati hangat dan penyayang. Seokjin jadi semakin merasa bersalah

Tuna KimbabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang