Prolog

773 83 32
                                    

Setelah turun dari bus, Langkah ringan kaki remaja bermata bulat nan cantik itu membawanya menuju satu blok ke utara kemudian berbelok ke kanan dan terus berjalan sekitar 100 meter hingga tampaklah dalam pandangan satu kedai bertuliskan Tuna Kimbab yang tepat bersebelahan dengan kedai kopi.

Jungkook berbelok menuju gang kecil pemisah antara kedai dan toko kopi  lalu masuk melalui pintu samping.

"Dedek pulaaang!" Seru Jungkook riang sambil melepas sepatunya.

"Emang ada yang nanya ya?" Celetuk seorang laki-laki dengan gaya rambut sedikit ikal yang bagian atasnya tertutup bandana berwarna merah sambil membawa nampan dan piring kotor ke dalam. Taehyung, Adik sepupu dari Ayah Jungkook itu selalu saja jahil terhadapnya.

"Kak Tae beneran deh mulutnya tuh minta disumpel pake sepatu tau gak?" Gerutu Jungkook sambil mengangkat sepatunya kearah Kakak sepupunya.

"Eh,eh,eh..siapa yang ngajarin galak sama orangtua?" Ujar Yoongi, laki-laki berkulit pucat yang baru saja keluar dari dalam ruang administrasi sambil membawa beberapa lembar kertas dan melangkah menuju ruang pendingin tempat penyimpanan bahan mentah. Sepertinya ia hendak memeriksa stok bahan mentah disana.

"Heh Kak Yoon, Kak Tae tuh yang gangguin duluan" jawab Jungkook membela diri. Namun sayangnya si kulit pucat itu tak lagi mendengar ucapan Jungkook karena sudah berada di dalam ruang pendingin.

"Tunggu pembalasanku ya, Kim Taehyung..." gumam Jungkook seraya kakinya menaiki tangga menuju lantai atas yang dijadikan tempat tinggal.

"Kookie!" Suara lantang seorang remaja terdengar dari arah balkon.

"Apa?" Jawab Jungkook.

"Baru pulang ya?"

"Iya"

"Sini dulu!"

Jungkook lalu melangkah menuju balkon yang berseberangan dengan ruang keluarga, dan mendapati sosok yang tadi memanggilnya sedang duduk dengan santainya di lantai balkon.

"Lo ngapain duduk disini? Mana gak pake kaos kaki. Gak dingin apa?" Tanya Jungkook sambil ikut duduk disamping remaja itu.

"No! Gak dingin" jawab remaja itu sambil menyodorkan mangkuk berukuran sedang yang ia bawa kehadapan Jungkook. "Aku lagi makan salad bunga! Kookie mau?"

"Itu salad BUAH, Je. Bukan salad bunga"

"Oh, iya. Salad BUAH! Mau?"

"Gak deh, lo habisin aja" jawab Jungkook yang kemudian tangannya terulur menunjuk satu pot dipojok kiri balkon. "Itu tuh yang namanya Bunga. Kalo yang kamu makan itu Buah"

"Iyaa hehee. Jeje sorry..."

Jungkook hanya bisa menghela nafas sambil menggelengkan kepala heran. "Lo tuh kapan pinternya sih Je? Capek gue"

"Loh, Ngapain kalian berdua duduk disini? Gak kedinginan? Ini udah jam 8 malem lho" suara seorang laki-laki terdengar dari arah pintu balkon.

"Kak Namjoon" panggil Jungkook kepada Kakak kandung dari Taehyung itu.

"Apa?"

"Bisa gak nih anak segera di deportasi kembali ke Amerika sebelum dia makan salad 'bunga' beneran"

"Hah? Salad bunga?" Tanya Namjoon sambil menengok kearah mangkuk di tangan Jeje.

"Iya, tadi dia bilang lagi makan salad bunga trus aku ditawarin sama dia"

Seketika Namjoon terkekeh setelah memahami situasi. "Je, kamu mau dideportasi tuh sama Jungkook" ujarnya sambil terus terkekeh renyah.

"Nooo! I don't want to be departed! Aku gak mau bersipah dari Kookie!"

"Ber - Pi - Sah" eja Jungkook.

"Ber - Pi - Sah" ulang Jeje menirukan Jungkook. "Gaak, Aku gak mauu! Aku mau sama Kookie disinii!"

Belum sempat menjawab, terdengar suara yang lain lagi dari arah tangga.

"Dedee..."

"Ya, Ayah?"

"Kenapa sepatunya masih di depan pintu dapur? Rak sepatunya belum Ayah jual ya. Masih ada ditempatnya"

Menyempatkan menepuk dahinya sendiri karena lupa, Jungkook lalu berlari kencang menuju tangga untuk membereskan sepatunya.

START >> 2024. 07. 24
justordinaryV

Tuna KimbabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang