Mata bulat besar itu beradu dengan manik kecoklatan bersorot tajam untuk beberapa saat sampai akhirnya si pemilik mata bulat membuka suara dan memecah keheningan di ruang makan itu.
"I-ini beneran lo, Je?" Tanya Jungkook yang masih tak percaya melihat keberadaan Jeje dihadapannya. "Lo udah sembuh?"
Remaja tampan yang sedang mengenakan hoodie berwarna putih bersih serta beannie berwarna putih untuk menutup bagian kepalanya yang tampak masih mengenakan kain perban itu tampak termenung menatap Jungkook karena tidak paham dengan ucapan lawan bicaranya.
"Kok malah melototin gue sih?? Eh, i-ini gue ga lagi ngelihat hantu mirip lo kan?" Ujar Jungkook asal.
Melihat Jeje yang masih terdiam, tiba-tiba muncul ide random di kepala Jungkook.
"Oke, Untuk memastikan kalo gue ga lagi ngelihat hantu..."kalimat Jungkook terhenti sejenak sementara dia ulurkan tangan kanannya lalu mencubit lengan Jeje dengan keras.
"Aaakh!!!"
Jeje pun berteriak kesakitan dan membuat Jungkook si pelaku pencubitan terlonjak kaget.
"Buset! Kenceng banget teriaknya?!" Gerutu Jungkook dengan sengit.
"What are you doing?!" Omel Jeje tak kalah sengitnya sambil mengusap lengan kanannnya yang terasa nyeri.
"Makanya kalo ditanyain tuh dijawab, jangan diem. Mana badan lo juga gak gerak sama sekali"
"A-apa bicharanya?"
"Lo diem kek patung, kek hantu!"
"Apa? Jeje t-tidha bisa bichara"
"Astaga. kalo ga bisa bicara itu bisu namanya, Jejee..." ujar Jungkook yang jadi kesal sendiri. "Wait! I'll be back" lanjut Jungkook yang kemudian bergegas kembali menuju kamarnya.
Dan dalam sekejap Jungkook telah kembali keruang makan dengan ponsel ditangannya dimana dia sedang mengetikkan sesuatu pada aplikasi penerjemah.
"Emang ya ngeselin banget ngomong ama lu, Je. Nih, baca" kata Jungkook sambil memperlihatkan layar ponselnya dihadapan Jeje.
Tulisan Jungkook yang dibaca Jeje dalam terjemahannya berbunyi seperti ini : 'Kamu ngapain disini? Sama siapa kesininya? Udah berapa lama?'
Jeje mengambil ponsel yang ada di tangan Jungkook lalu mengetikkan jawaban yang dalam terjemahannya berbunyi : 'Aku sama Sersan Jung Hoseok. Kami mau ke hotel penampungan imigran karena mulai hari ini aku bakalan tinggal disana. tapi kata Kak Hoseok, dia harus mampir ke Tuna Kimbab sebentar karena harus bertemu dengan Ayah Jungkook'
"Hah? Seriusan lo mau ditaruh di penampungan imigran? Emang lo warga negara mana??" Tanya Jungkook sambil menatap Jeje dengan mata terbelalak.
"A-apa ithu?"
Jungkook kemudian menunjukkan isi kalimat yang diketik Jeje di ponselnya tadi. "This, this! Ini lho, Je. Penampungan imigran, Immigrant shelter. Serius??"
Jeje mengangguk perlahan. "S-se-serius"
Jungkook lalu kembali mengetikkan sesuatu lalu memperlihatkan ponselnya ke arah Jeje. "Nih. Lo Warga negara mana? Citizenship mana?"
"Oh, Ka Hoseok said i'm from United States of America. And i don't remember anything" jawab Jeje secara lisan.
"Amerika?? Lo orang Amerika? Anjiir pantesan bahasa inggris lo mulus banget!" ujar Jungkook yang kini mengambil tempat duduk dihadapan Jeje.
"Apa?" Tanya Jeje yang tidak paham.
"Bahasa inggris lo bagus. Ga kayak gue"
"Hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuna Kimbab
Fiksi PenggemarSelamat datang di Tuna Kimbab! Disini tersedia aneka hidangan hasil racikan resep istimewa menghasilkan citarasa unik yang tak terlupakan. Ayo, mulailah petualanganmu bersama Tuna Kimbab hari ini! Psstt....masakan Ayahku selalu enak lho. Dijamin ka...