#16 : Tanpa Suara

0 0 0
                                    

"Jika cinta itu kejujuran, kenapa masih ada kebohongan?"

-Bryan-

Sudah dua hari, Bryan mengalami kekacauan yang disebabkan oleh pertemuannya yang tak disengaja dengan Rayna. Ia tenggelam dalam ribuan pertanyaan yang menumpuk dalam pikirnya, membuatnya terkadang merasa sakit kepala berat.

Bryan benar-benar kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Sehingga berpengaruh pada aktivitas kuliah dan tugas-tugasnya sebagai mahasiswa. Bryan tak mengikuti kelas selama dua hari ini, tanpa memberikan kabar kepada dosennya. Teman-teman kelasnya banyak yang menghubunginya, tetapi Bryan lebih memilih untuk acuh.

Di kamar kost-nya, Bryan tampak seperti orang linglung. Tatapan matanya kosong, ia hanya diam, tetapi pikirannya sangat berisik. Bryan duduk diatas kasur lantainya dengan lututnya ditarik hingga mendekap kakinya erat-erat. Bahunya terlihat sedikit merosot, seolah beban yang ia rasakan terlalu berat. Sesekali ia menundukkan kepala, menyembunyikan wajahnya diantara lengannya yang melingkari kakinya. Matanya tampak sayu, mungkin karena tidak tidur semalaman.

"Jika cinta itu kejujuran, kenapa masih ada kebohongan?" gumam Bryan lirih.

Bryan merasa telah memberikan seluruh hatinya untuk Rayna, tetapi gadis yang dicintainya itu justru diam-diam memilih pergi dengan laki-laki lain di saat ia telah yakin dengan perasaannya.

Sengaja Bryan tak meminta klarifikasi apa pun ke Rayna, ia sadar sepenuhnya bahwa tak ada ikatan apa-apa di antara mereka. Meski hatinya merasakan nyeri, Bryan menyadari bahwa ia sendiri juga pernah menyakiti Rayna dengan masih menjalin komunikasi dengan Nesya.

"Mungkin, Rayna juga merasakan ini kalau dia tahu gue jalan sama Nesya," ujar Bryan lirih.

Di antara perasaan dan keadaan yang membingungkan itu, Bryan semakin merasakan denyutan yang berulang di pelipisnya.

♡♡♡

Rayna duduk termenung di pinggiran kasurnya, menatap layar ponselnya. Berharap akan notifikasi dari Bryan yang muncul di sana.

Hingga, sesuatu yang dinantikannya hadir. Namun bukan chat, melainkan notifikasi Instagram Story. Di sana terbaca bahwa Bryan telah mengunggah story di Instagram. Disebabkan penasaran, Rayna menekan profil Bryan dan melihat apa yang di unggah oleh cowok itu. Rayna mendapati sebuah puisi, dengan teliti Rayna membaca dan mencoba untuk mengamati maknanya.

Tolong biarlah aku tenggelam
mengarungi luas luka di palung hati paling dalam Jangan ajak lagi aku ke permukaan jika nanti pada akhirnya kau tinggalkan

Tolong biarlah aku pergi
meski berat melangkahkan kaki
Tidak lagi aku mengusik dunia barumu dengan beralaskan rindu
Jangan tanya mengapa? Sebab, telah hilang percaya.

Tolong biarlah aku menghilang bersama dengan segenap rasa sesak
Telah lenyap segala rasa
Telah rela hati melepas belenggu sengsara Hingga kini, hanya tinggalkan bekas kenangan menyakitkan dalam kepala

Rayna dengan cepat dapat membaca sekaligus tau arti puisi itu, sebab sejak kenal Bryan, Rayna jadi belajar banyak tentang sastra.

Puisi itu, Rayna tahu. Ada sebuah korelasi antara puisi itu dengan keadaan mereka saat ini. Rayna jadi sedih, tetapi sedihnya itu masih tidak menutupi kecemburuannya karena mendapati Bryan yang akrab dengan perempuan lain.

Tanpa pikir panjang, Rayna membalas puisi itu dengan membuat lukisan. Rayna bergegas mempersiapkan kanvas dan peralatan lukisnya. Dalam setiap sapuan kuasnya, Rayna menggambarkan perasaan dan pikiranya. Lukisan itu nantinya akan Rayna unggah di Instagram story dengan target utama, Bryan.

 Lukisan itu nantinya akan Rayna unggah di Instagram story dengan target utama, Bryan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rayna mengunggah lukisan yang baru saja dibuatnya itu. Berharap Bryan melihatnya.

♡♡♡


Rayna menatap layar ponselnya, berharap Bryan melihat unggahan lukisannya. Tak butuh waktu lama sebelum Bryan merespons, kali ini dengan foto yang diambil di dalam kamar kost-nya yang remang, disertai potongan puisi singkat:

Dusta itu ternyata ada dibalik topeng manisnya
Tanpa percaya, tiada suara
Diam adalah jawaban,
Meski tak pernah ada pertanyaan

Rayna mendengus pelan. Ia tahu, ini bukan sekadar kebetulan. Bryan pasti melihat lukisannya, dan kini balasan itu membuat suasana hatinya semakin berkecamuk. Kegelisahan merasuk dalam dirinya, membuat ia merasa ada sesuatu yang belum selesai antara mereka.

Namun, alih-alih berbicara langsung, keduanya memilih untuk terus bersembunyi di balik karya seni mereka. Balas-balasan itu terus berlanjut. Bryan membalas lukisan Rayna dengan puisi-puisi yang ia ciptakan dengan diksi rumit lalu di unggah di Instagram Story.

Sementara itu, Rayna melukis lagi—kali ini sebuah gambar abstrak dengan warna gelap, menggambarkan seorang perempuan yang berusaha memeluk seseorang yang semakin menjauh.

"Gue nggak pengen lo salah paham karena Julian, tapi di sisi lain gue juga cemburu sama cewek yang selalu sama lo itu!" gumam Rayna dengan wajah yang sejak tadi ditekuk dan kesal.

Unggahan Rayna semakin mencuri perhatian teman-temannya—Vanessa, Raisa, dan Bella yang mana mereka mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres. Mereka kompak memantau isi story Instagram milik Rayna dan Bryan yang sepertinya ada sesuatu hal sengit beradu di sana. Mereka memutuskan untuk datang ke rumah Rayna dan melihat apa yang sedang terjadi.

♡♡♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can I Be Yours?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang