Tuhan Maha Baik, orang yang salah pasti akan menemui titik runtuhnya,
-Rayna-
Sore itu, Azka tiba di rumah sepulang kerja. Kemudin meminta Rayna segera untuk bicara empat mata. Melihat tatapan serius Azka, Rayna langsung merasakan ada sesuatu yang mendesak.
“Ada apa, Kak? Kok serius banget?” tanya Rayna. Azka meraih tangan adiknya, menatap mata Rayna dengan penuh kasih sayang dan kekhawatiran.
“Ray, gue tahu lo sangat membenci Julian. Oleh karena itu, gue udah menemukan sesuatu yang harus lo tahu. Gue takut lo bakal kaget, tapi lo harus tahu kebenarannya sebelum terlambat.” ucap Azka.
Rayna terdiam, "Maksud Kak Azka?"
Tanpa menunggu jawaban, Azka menunjukkan tangkapan layar percakapan antara Julian dan Saiko. Rayna membaca pesan-pesan itu dengan air mata menggenang di sudut matanya. Wajahnya memucat saat membaca ancaman yang Julian rencanakan terhadap Bryan.
Azka menatap adiknya dengan penuh kasih sayang, berharap ini bisa membuat Rayna tetap kuat. “Jadi gini… Waktu kemarin gue ke rumah Julian, gue sempet ngeliat ponselnya tergeletak di meja. Dan waktu dia ke toilet, gue nggak sengaja ngeliat notifikasi chat masuk. Ada satu nama yang mencurigakan di sana—nama kontaknya Saiko. Penasaran, gue buka percakapan mereka.”
Rayna menutup mulutnya, terkejut. “Lo bener-bener buka chat-nya?”
Azka mengangguk. “Maaf, Ray. Gue nggak akan ngelakuin itu kalau nggak ada yang bikin gue curiga. Tapi percakapan mereka… sumpah, itu bikin gue merinding. Lo juga cerita kalo Julian pernah jahatin Bryan, kan? Karena itulah, gue selidikin dia,”
Kemudian, Azka membuka rekaman suara di ponselnya dan memutarnya, membiarkan suara Julian yang penuh kebencian pada Bryan terdengar jelas di antara mereka.
Rayna mematikan rekaman itu dengan tangan bergetar, wajahnya memucat seolah tak percaya apa yang baru saja ia dengar. “Kak… gue nggak nyangka aksi Julian bakal sejauh ini ke Bryan. Gue jadi ngerti kenapa Bryan jauhin gue, ya, karena ancaman itu,"
Azka mengangguk, "Mungkin, Ray." Azka melanjutkan, "Sekarang lo bisa menunjukkan kebusukan Julian ke semua orang. Ini jadi alasan lo biar bisa lepas dari perjodohan ini, karena gue gagal bujuk Mama buat nggak maksa lo di perjodohan ini. Hanya ini yang bisa gue lakuin buat lo, Dek!"
Rayna menatap Azka dengan mata yang penuh kebingungan. “Tapi… Kak, gimana sama Tante Yura? Beliau pasti akan hancur kalau tau kebenaran ini. Tante Yura sakit jantung, lo tau kan. Kalau ini sampai ketahuan, pasti bisa ngancam kesehatannya. Lagi pula, yang Tante Yura tau, Julian anak baik-baik."
Azka berpikir sejenak sebelum akhirnya berkata, “Gue rasa, lo bisa putusin dia dengan alasan yang nggak ngelibatin semua bukti ini. Mungkin lo bisa bilang lo butuh waktu buat fokus sama diri lo dulu atau lo ngerasa nggak sejalan lagi.”
Rayna menghela napas panjang, menyeka air matanya. “Iya… mungkin itu jalan terbaik. Gue cuma berharap Tante Yura nggak terlalu sakit hati nanti.”
Azka mengangguk pelan. “Gue tau ini keputusan yang berat, Ray. Tapi percayalah, lo berhak dapet orang yang lebih baik daripada dia. Gue nggak bakal biarin lo terluka lebih parah dari ini.”
Rayna memeluk Azka, merasa sedikit tenang dalam dekapan kakaknya. “Makasih, Kak, buat semuanya. Gue nggak tau harus gimana kalau nggak ada lo buat ngasih tau gue kebenaran ini…”Azka tersenyum tipis, merasakan kelegaan akhirnya bisa melindungi Rayna dari kebusukan Julian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be Yours? [TERBIT]
Teen Fiction[CERITA LENGKAP] Terbit di Teori Kata Publishing Adelia Rayna Putri, mahasiswi cantik Desain Komunikasi Visual dan Arsenio Bryan Adhitama, mahasiswa Sastra yang dipertemukan Tuhan di Pekan Seni Kampus. Karya seni mereka, lukisan Rayna dan puisi Brya...