Fixing it.
.
.
.
.
.Beberapa minggu setelah pertemuan Jay dan Ni-ki, sekarang dia menjadi seorang yang sangat pendiam. Jungwon sendiri menjadi heran dengan kelakuan suaminya belakangan ini yang hanya diam dan jarang sekali keluar.
Jungwon menyadari hal ini terjadi setelah Ni-ki menangis di bahunya. Dia juga tertanya tanya, apakah suaminya memiliki masalah? Atau dia mengalami depresi? Tetapi kenapa? Bohong jika dia mengatakan bahwa dia sudah tidak peduli pada suaminya, bahkan saat ini dia masih mencari cara untuk mendekati Ni-ki dan berbicara dengannya tentang hal ini.
Sore ini, Jungwon sedang mengerjakan tugas kuliahnya di ruang tamu. Saat dia sedang sibuk mengetik di laptopnya, dia mendengar langkah kaki yang menuruni tangga, seketika dia menoleh dan mendapati suami nya yang sedang berjalan ke arahnya.
"Wowon.." panggil sang suami dengan suara beratnya.
Jungwon terperanjat kaget ketika suaminya tiba tiba saja berbaring dan meletakkan kepalanya dipangkuan Jungwon.
Tangannya bergerak untuk menyisir rambut blonde milik suaminya. Entahlah, dia sebenarnya masih sangat menyayangi suaminya, tetapi bila dia mengingat kembali bagaimana dia dilayani saat mereka baru saja menikah, Jungwon menjadi ilfeel.
"Kak.. memang kakak ada masalah..? Kakak kelihatan tertekan.." akhirnya Jungwon berbicara dengannya setelah beberapa hari mendiamkan diri.
Benar, Jungwon tidak pernah berbicara lagi setelah Ni-ki menidurinya. Dia merasa bersalah, dia menyesali perbuatannya yang memaksa.
Ni-ki merasa lega ketika sang istri akhirnya bersuara, dia mulai mengangguk dan menjawab Jungwon "Masalah ku adalah kamu yang mendiamkan aku...".
"M-maaf kalau begitu.." lirih Jungwon.
Ni-ki terus meletakkan kedua tangannya di pipi Jungwon, melihat kearahnya dengan lembut dan berkata "Tidak usah minta maaf baby.. aku hanya tertanya tanya, apakah yang aku lakukan itu hal yang salah? Apa aku suami yang buruk?"
Jungwon kemudian menundukkan kepalanya, menolak untuk melihat wajah suaminya.
"Kak, aku cuman berharap kalau kakak bisa melayani ku seperti seorang istri saja.. Kadang kakak menyayangi ku dan terkadang kakak juga melayani ku seperti jalang. Bahkan jalang" yang kakak tiduri saja mendapatkan kasih sayang kakak." air matanya mengalir setelah mengucapkan semuanya.
Jungwon beranjak pergi, meninggalkan suaminya yang tidak sempat- ah bukan.. ia terdiam. Kata kata Jungwon benar adanya, bahkan Sunoo dulu dia sayangi seperti harta yang berharga. Bagaimana dengan Jungwon?
[Flashback]
Jungwon yang sekarang kelihatan sangat sibuk menyusun barang-barangnya di kamar barunya. Walaupun dia masih agak lelah dengan acara pernikahannya kemarin, tetapi dia tidak peduli, dia sudah sangat lama inginkan bilik yang dia hias sendiri, karena di rumah orangtuanya dia dilarang untuk mengecat dinding berwarna lain selain putih.
Dua hari sebelum acara pernikahannya berlangsung, dia dan Ni-ki sudah lebih dulu pindah kerumah ini. Dia membayar orang untuk mengecat kamar barunya yang tidak diketahui sesiapa pun selain suaminya.
*Contoh kamar Jungwon
Setelah semuanya sudah selesai, Jungwon duduk di ujung tempat tidurnya, memerhatikan sekeliling, apakah ini yang dia harapkan selama ini? Karena ini sangatlah indah!
Jam menunjukkan pukul 7.20 pagi, dia tiba-tiba teringat pada suaminya yang harus segera dia bangunkan untuk sarapan bersama, dia sudah masak tadinya, tapi dia terbangun terlalu awal, jadinya dia memilih untuk menghabiskan waktu menghiasi kamarnya terlebih dahulu.
Iya, memang Ni-ki sendiri yang berkata bahwa mereka harus mempunyai bilik masing-masing, dia tidak mau tidur bersama Jungwon dengan alasan dia masih mencintai Sunoo dan tidak berniat untuk melukai Jungwon dengan membiarkannya melihat foto-foto mereka berdua yang terpajang di dinding kamar Ni-ki.
Itu konyol sudah tentu, tetapi tanpa sadar, Ni-ki juga menyakiti Jungwon dengan perlakuannya.
Tetapi Jungwon tidak ambil pusing, dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk berusaha meluluhkan hati suaminya, dan bersikap seperti istri yang baik.
Jungwon segera menuju ke kamar milik Ni-ki, dia mengetuk pintunya sebelum membukanya. Memang benar jika foto Sunoo terpajang di setiap ruang kosong dindingnya. Dia menghampiri suaminya, sedikit menepuk pundak lebar milik Ni-ki untuk membangunkannya.
"Kak.. Bangun, sudah pagi.. Ayo sarapan.." ucap Jungwon pelan, dia tidak berniat memaksa.
"hmm.." Ni-ki menghiraukan ucapan Jungwon dan kembali menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Kak.. Bangun dulu.. kak Ni-ki bangun, setelah itu mandi, selepas mandi turun ke bawah dan sarapan ya? Wowon sudah coba memasakkan makanan favorit kakak, sama persis seperti resepsi Mommy kok, tidak usah khawatir.." Jungwon mencoba membujuk suaminya untuk bangun.
"Ugh.. nanti saja.. aku bisa bangun sendiri." ucap Ni-ki dan dia berpaling ke arah yang lain.
"kak.. bangun dulu.. sarapan dulu ya? Nanti sakit.." coba Jungwon sekali lagi.
"HEH! KALAU MAU SARAPAN, SARAPAN SAJA SENDIRI! TIDAK SUDI AKU MEMAKAN MASAKAN MU, LEBIH BAIK MASAKAN SUNOO! ASAL KAU TAHU AKU LEBIH RELA KEMBALI KEPADA SUNOO SEKARANG UNTUK MENDAPATKAN TIDUR TENANG KU!" dia berteriak. Ni-ki merasa terganggu dan sabarnya entah hilang kemana, dia kembali dengan tidur nyenyak nya.
Jungwon terdiam setelah ucapan Ni-ki, oh tuhan, itu sangat sakit.. Salah apa yang ia sudah lakukan untuk mendapatkan sakit ini? Padahal dia yang terlebih dahulu mencintai Ni-ki. Nampaknya Ni-ki tak akan bisa luluh..
Hal yang sama terjadi pada hari hari berikutnya, dimana jika Jungwon ingin melakukan tugasnya sebagai istri kepada Ni-ki, dia pasti akan membandingkan nya dengan Sunoo.
"Jika Sunoo yang membuatkan ku kopi ini, sudah pasti dia lebih memilih untuk menggunakan susu dibanding gula, dia sangat memahami ku."
"Apa kau bodoh? Sunoo bisa menjahit pakaian ini dengan senang, kenapa kau bodoh sekali sehingga tidak bisa menjahit nya??"
"Ini, ku belikan es krim semangka. Kalau kau tidak suka tidak usah dimakan, kalau Sunoo yang ku belikan es krim ini, sudah pasti dia menghabisi nya, walaupun dia tidak terlalu suka semangka, karena dia tidak suka mubazir.."
"Kau tidak berdandan? Aku kira kau bisa berdandan seperti Sunoo? Bukankah kalian sahabat? Aku kira kau bisa berdandan lebih menarik dari Sunoo, ternyata tidak. Sunoo lebih pintar berdandan.."
Dan banyak lagi, itu membuat Jungwon muak dengan usahanya yang sia-sia untuk meluluhkan hati suaminya.
Apalagi jika Ni-ki sudah bersikap kasar dan tidak ragu untuk melayangkan tangannya kepada sang istri hanya karena dia melakukan kesalahan yang kecil.
Hal ini berlangsung selama berbulan bulan. Jungwon yang dulunya ceria sekarang menjadi pendiam gara gara Ni-ki, setelah hampir tiga bulan dilayani seperti pembantu, akhirnya Jungwon bernafas lega apabila suaminya jarang pulang kerumah.
Jungwon tahu suaminya memiliki banyak jalang, tetapi dia sudah mati rasa untuk memperdulikan hal itu, toh dia juga tidak pernah dianggap.
[End of flashback]
.
.
.
.
.
1017 words.Maaf ya kalo double chapter nya ga seperti double chapter. Maaf kalo chapter yang ini agak pendek, next chapter bakalan aku tulis lebih banyak, lagi sibuk soalnya karena habisin waktu ngerjain tugas doang, ga kebagian buat nulis chapter.
Mianhae🙏🏻🙏🏻
Oh ya btw, better kalo aku nulis bukunya Hyunlix atau Markhyuck untuk cerita baru setelah cerita ini? Komen disini aja ya, bantu aku soalnya lagi banyak ide juga yang muncul untuk cerita baru..
🤗🤗Jangan lupa vote dan komen supaya author tahu kalau kalian membaca cerita ini:)
-hyxnmff
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch. | Nikwon
Romance•Area bxb• Berawal dari kisah dua pasang pasangan yang menjadi sahabat, Niki yang terlalu terobsesi dengan Sunoo, dan Jay yang tidak tahan dengan kecantikan Jungwon, Namun di hari yang sangat tidak terduga, saat itu adalah hari ulang tahun Jungwon...