s i x t e e n

468 69 3
                                    

Let me love you, and I will love you, until you learn to love yourself.

-------------------    -------------------

Harry

Aku mengakuinya. Aku mencintainya. Aku selalu membantahnya pada diriku sendiri, tapi entah kenapa aku merasa kini waktu yang tepat untukku.

Wajahnya pucat saat mendengarku. Kulitnya yang putih pucat menjadi semakin pucat. Bibirnya memutih, seperti ia baru saja melihat hantu di hadapannya. Ia menunduk, tidak membalas perkataanku. Aku tahu. Aku tahu kalau Genny tidak akan pernah merasakan hal yang sama denganku.

Aku menyia-nyiakan waktu di sekolah dengan bergabung bersama The Potatoes dan ikut bersama mereka kalau mereka membully Genny. Genny anak yang baik. Sedari pertama melihatnya aku sudah menyukainya. Rambut pirangnya, mata birunya.

Tatapan kami berdua terpecah saat mendengar sesuatu dari daerah belakang rumah Genny. Aku mengisyaratkan dirinya untuk diam dengan meletakkan jari telunjukku di depan mulutku. Ia mengangguk dan tetap diam. Aku menarik badannya ke belakangku. Aku takut kalau pria itu adalah orang jahat, jadi kalau ia berniat menyakiti aku atau Genny, aku duluan yang akan menghadapinya.

Genny menunjuk ke arah dapurnya, lalu kami berdua jalan ke sana pelan-pelan. Aku mengambil stik drum milikku untuk sebagai antisipasi. Bodoh memang, tapi setidaknya aku bisa menimpuknya dulu lalu mengambil barang yang benar-benar bisa kupergunakan.

Saat kami berdua sampai di dekat dapur, Genny berteriak sampai akhirnya aku membalikkan badannya dan memeluknya erat. Kami menemukan Mrs. Winston sedang bercinta dengan seorang lelaki.

"Genny, shhhh shhh," aku memeluknya sambil mencoba mendiamkannya.

"Genny? Harry? Ya Tuhan!" Lily berteriak, lalu menutupi tubuhnya dengan lelaki itu. "Genny maafkan aku!"

"Kau... kau...." Genny masih menangis keras, lalu aku membawanya ke ruang tamu. Genny masih memelukku, dan aku tidak akan melepasnya. Memang Lily sudah tidak bersuami, tapi bercinta dengan lelaki lain di dapur rumahnya?

"Genny, maafkan aku. Aku tidak tahu kalau..."

"Itu bukan salahmu," tangisnya. "Mum.. Mum tidak pernah membawa laki-laki lain ke rumah tapi...."

Aku kembali memeluknya. Ini bukan salah Genny, bukan salah siapa-siapa. Genny hanyalah anak polos yang amat berharga, yang sungguh disayangkan harus menghadapi ini semua. Ia amat mencintai keluarganya, aku bisa melihat dari matanya saat menemukan ibunya telanjang bulat di dapur. Aku tahu dengan diamnya, sebenarnya Genny orang yang amat penyayang. Ia hanya harus belajar lebih berani kalau ia tersakiti. Tapi tidak apa, aku mencintai Genny yang ini.

Aku menengok ke kananku, melihat Lily sudah berpakaian. Ia menangis saat melihat Genny menangis di pelukanku. Ia mencoba mendekati Genny, tapi aku menarik Genny.

"Jangan," larangku.

"Ia anakku," ia menangis.

"Tapi ia masih terkejut karena melihat kau...." aku tidak melanjutkan ucapanku.

"Biarkan aku menjelaskannya," Lily memaksa, tapi Genny tetap diam menangis.

Aku menggeleng. "Genny butuh waktu sendiri. Dan kumohon, Lily, tinggalkan kami berdua," pintaku sopan.

"Genny? Ia mengizinkanmu memanggilnya Genny?"

Genny melepaskan pelukanku, lalu berteriak keras sambil menutup telinganya. Ia berlari ke kamarnya, meninggalkan aku dan Lily bingung. Lily berdiri, berniat mengejarnya, tapi aku menarik tubuhnya.

"Jangan!" Teriakku. "Genny butuh waktu sendiri terlebih dahulu, Lily,"

"Maafkan aku, Harry, maafkan aku," ia terisak sendiri.

"Kenapa kau meminta maaf padaku?"

"Karena kau ada disaat aku tidak ada untuknya. Ginny.... ia tidak pernah membiarkan siapapun memanggilnya Genny selain ayahnya. Kau pasti amat baik sampai ia mengijinkanmu,"

Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain merasa panas mengalir ke wajahku. Aku menunduk, lalu memutuskan pergi ke kamar Genny. Ia memang butuh waktu sendiri, tapi ia pasti butuh seseorang untuknya.

"Kumohon jangan ganggu Genny dulu," pintaku. "Genny... ia amat polos dan aku tahu hatinya hancur melihat kau dan laki-laki itu. Ia amat mencintai ayahnya dan kau, tapi semoga saja ia bisa kembali seperti biasanya,"

Lily mengangguk. Tapi sebelum aku berjalan ke kamar Genny, ia menarik tanganku. "Tolong jangan sakiti Genny. Aku sudah menyakitinya berkali-kali, dan kuharap aku bisa mengandalkanmu,"

Aku mengangguk. "Tidak akan,"

Aku berjalan ke kamar Genny, mengetuk pintunya sebentar. Ia tidak membalas, tapi aku bisa mendengar isak tangisnya dari dalam. Aku membuka pintunya, menemukan ia sedang menggulung badannya dengan selimut di ujung kamarnya. Aku menutup pintunya, lalu berjalan ke arahnya. Hatiku sakit saat melihatnya menangis seperti ini. Satu tetes air matanya terasa seperti satu cambukan di dada. Genny pantas menerima kebahagiaan, tapi selalu ada yang mencoba merenggut itu darinya.

"Genny?" Aku mengelus rambutnya. Ia masih terisak. "Maafkan aku. Maaf. Aku harap aku bisa mengambil semua rasa sakit ini darimu,"

Ia tetap terisak, dan aku tidak mengharapkannya untuk bicara. Aku hanya ingin ia mendengarnya.

"Kau seharusnya mendapat segala kebahagiaan, Genny, bukan seperti ini," lanjutku. "Kau pantas mendapatkan cinta dari semua orang, seperti aku mencintaimu,"

Ia menarik selimutnya, lalu aku bisa melihat wajah cantiknya dari balik selimut itu. Matanya merah dan wajahnya basah karena air matanya yang terus-terusan mengalir. Bibirnya bergerak, tapi aku menghentikannya dengan menempelkan bibirku ke bibirnya. Aku tidak berharap ia membalasnya. Aku hanya ingin ia mengetahui kalau aku mencintainya dan akan selalu ada untuknya.

"Shhh," kataku saat aku menarik ciumannya. "Kau tidak perlu menjawab semua perkataanku. Aku hanya ingin kau mendengarku. Aku hanya ingin kau mengetahui kalau aku mencintaimu, dan aku akan selalu ada untukmu. Andai aku bisa menarik perasaan sakitmu, Genny. God, melihatmu menangis seperti ini amat menyakitkan bagiku,"

Aku menariknya ke dadaku. Aku membiarkannya menangis di pelukanku. Aku merasa seragamku basah karena tangisaannya, tapi aku tidak bergerak. Genny selalu menahan perasaannya sendiri. Ia butuh orang untuk menenangkannya. Ia butuh orang untuk bisa berada untuknya saat ia butuh seseorang. Ia butuh orang yang bisa membuatnya tertawa, berada untuknya saat ia menangis, dan mencintainya sepenuh hati.

Dan aku akan berusaha sebisa mungkin untuk menjadi orang itu untuknya.

~~~~~~
Aw
Aw
aw
Gue jadi merasa ngenes.

Dan sumpah ini lucu banget astoge

Do you ship Henevieve?

GATAU KNP INI LUCU BGT ASLI GABOONK

VOMMENTS YA DAN update when:

30votes+++ 10comments yay

Genevieve (Harry Styles) ●ON HOLD●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang