9.

2.7K 263 8
                                    

Enjoy dan hope you like it my book. Vomments guys☺.

--------------------------------

Selama 1 jam mereka berbincang-bincang, dan akhirnya waktu yang diberikan oleh management sudah habis. Hingga Zayn sampai meminta nomor telepon Aisyah.

"Ummm... hey Aisyah. Bolehkan aku meminta nomormu?" Ujar Zayn dengan percaya diri. Lalu, memberikan ponselnya kepada Aisyah.

"Thanks, aku harap kita akan bertemu lagi" Ujar Zayn seraya memberikan senyuman terindahnya kepada Aisyah.

"Ku harap begitu" ucap Aisyah membalas senyuman Zayn. Aisyahpun keluar dari backstage.

[Chatrine's POV]

Aku mulai melangkahkan kakiku keluar dari backstage dengan Ashly dan pastinya Nath. Menyetop sebuah taxi lalu menaikinya.

Kenapa Niall tidak mengantarkanku?

Tidak.. tidak. Aku tak mau merepotkannya, sudah cukup aku membuatnya repot hanya untuk mengantarkanku. Sangat tidak baik.

Senang. Bahagia. Sedih. Takut. Cemburu? Eh- apa ini? tidak! ini tidak boleh terjadi. Tapi, mungkin saja aku cemburu. Uhhh, entahlah.

Mungkin aku cemburu karena Niall lebih dekat dengan Emily Griffin. Gadis yang dipilih Niall saat- uhhhh sudahlah aku tak ingin menceritakan tentangnya.

Aku merasa tak dianggap saat Niall dan Emily sedang mengobrol.

*flasbackon*

Aku duduk disamping Niall dan didepan Niall adalah Emily. Ku rasa akan menyenangkan jika bergabung bersama mereka. Kita bisa mengobrol, tertawa, dll. Tapi ternyata tidak dengan hal itu. Justru aku merasa tidak dianggap ada oleh Niall. Menoleh dan berbicara denganku saja TIDAK! WTF! Aku seperti orang gila yang hanya bisa mendengarkan mereka berbicara dan tersenyum. Ini sungguh gila.

"Kau tau tidak jika ada orang yang mungkin saat ini sedang marah-marah didalam hatinya?" Tanyanya pada Emily sambil tertawa. Damn! Sepertinya itu untukku.

"Siapa?" Jawab Emily.

"Someone. Mungkin hatinya sedang meledak-ledak" Right! Itu benar untukku.

"Sepertinya aku tau siapa yang kau maksud. Yahh, dia sepertinya sudah gila memikirkan ini. Hahahaha" ucap Emily dengan tawanya yang pecah. Dan lihat, Niall juga tertawa.

Aku tetap saja tak memperdulikan mereka. Hanya sibuk dengan Iphoneku dan mendengar mereka tertawa bahagia mentertawakan aku. MENTERTAWAKAN AKU.

Damn! Itu sungguh sakit sekali. Aku yang tak tahan dengan ini, langsung melangkahkan kakiku keluar dari backstage dan mengajak Nath dan Ashly pulang.

"Nath. Ashly. Let.Go.Home." kataku berdiri dari sofa empuk ini dan menekan kata Let.Go.Home.

Nath dan Ashly hanya mengangguk dan menuruti perintahku. Ohh.. aku sungguh tidak sanggup jika harus mendengar pembicaraan Niall dan Emily lagi. That's enough.

*flashbackoff*

"Chat? Kau ini kenapa?" Tanya sahabatku. Yap, Ashly.

"Tak apa" jawabku pada Ashly yang masih sibuk memakan coklat pemberian Bryan. Kekasihnya itu.

"Uhh.. ay..olah.. kau..cer..i..takan pada..ku" ujarnya masih dengan mulut penuh dengan coklat.

Sumpah demi apa, itu sangat menjijikkan. Ku rasa jika ada contest makan coklat, aku akan mengikutkan Ashly dalam contest tersebut.

Be Mine [Niall Horan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang