Nae Chamchi (1)

111 14 2
                                    

Kim Seokjin, seorang pemuda tampan berkisar umur 20-an yang punya hobi memancing. Dia terlahir dari keluarga berkecukupan yang tinggal di pesisir pantai. Berkat hal itu, ayah dan ibunya yang memang memiliki jiwa wirausaha tinggi, mendirikan badan usaha yang beroperasi di bidang jasa penyewaan kapal serta Tour Guide/ Tour Leader untuk pariwisata di pulau sekitar.

Selain memiliki keluarga yang mapan, dia juga memiliki seorang sahabat sekaligus tetangga yang rumah mereka hanya di pisahkan oleh sebuah jalan. Dan dengan demikian, Seokjin yang memang sedari kecil sudah terbiasa di tinggal sendirian di rumahnya, otomatis lebih sering menghabiskan waktunya bersama dengan Lee Jaehwan, sahabatnya.

Dulunya mereka berdua seolah tak terpisahkan. Dimana ada Seokjin, di situ pasti ada Jaehwan. Begitu pula sebaliknya. Sehingga di mata orang-orang, Seokjin kecil pasti tidak pernah merasa kesepian meskipun kedua orang tuanya jarang ada di rumah bersamanya.

Atau memang begitulah kehidupan bahagianya yang ingin Seokjin tunjukkan pada semua orang. Karena sedari kecil dia benci dikasihani oleh orang-orang, dia juga benci menyusahkan orang lain, dan terlebih lagi, dia sangat benci jika kedua orang tuanya di salahkan oleh orang-orang sebab lebih memilih bekerja daripada mengurus anak semata wayangnya.

Maka dari itu, meski Seokjin selalu merasa ada kekosongan yang nyata didalam hatinya, dia tidak pernah mengeluh. Dia selalu mencoba tersenyum bahagia dan berbaur dengan semua orang saat ada acara maupun perayaan, meski sebenarnya dia tidak merasakan kegembiraan yang sama dengan mereka.

Sering kali di tengah hiruk pikuk kebisingan yang terjadi di sekitarnya, Seokjin masih merasa kosong dan kesepian. Dia selalu merasa terasingkan seolah-olah, kehadirannya tidak pernah sedikitpun menjadi bagian dari keriuhan tersebut.

Hingga di umurnya yang kelima belas tahun, Seokjin yang diam-diam menyelinap pergi dari festival bahari yang diadakan oleh himpunan nelayan dan pedagang kecil di daerahnya, tanpa sengaja bertemu dengan seorang kakek tua.

"Hei nak, kenapa kamu termenung sendirian disini?"

Saat Seokjin tengah asyik menikmati pemandangan kilau cahaya bulan yang terpantul dari riak permukaan air laut pasang, dia dikejutkan oleh sebuah suara serak yang tiba-tiba terdengar dari arah belakang tubuhnya.

 "Woh ho oh..." Dia yang memang duduk di atas salah satu pasak besi yang ada di pinggir dermaga, hampir terjatuh karena kaget. Untungnya refleknya cepat, jadi Seokjin bisa kembali menyeimbangkan kaki dan tangannya supaya tertambat lagi pada bollard bolder (tali) yang menghubungkan pasak-pasak tersebut.

"Huft... Selamat." Ucapnya sebelum menoleh ke belakang untuk melihat sang empunya suara.

Namun karena angin yang berhembus dari arah laut sangat kencang, helaian rambut Seokjin berterbangan menutupi matanya hingga membuatnya kesulitan membukanya. Jadi sambil sedikit mengomel, Seokjin berbalik dengan hati-hati untuk turun dari pasak.

Dan setelah kakinya berpijak di tanah dengan sempurna, akhirnya Seokjin bisa melihat dengan jelas sosok laki-laki tua yang sangat asing di matanya. Jadi Seokjin pun menyimpulkan, beliau pastilah bukan penduduk asli di daerahnya. Mungkin beliau adalah salah satu wisatawan yang datang untuk menyeberang ke pulau sekitar atau hanya sekedar melihat-lihat acara festival.

Lalu dengan dahi berkerut, Seokjin bertanya. "Apakah kakek terpisah dengan rombongan? Mau saya antar untuk menemukan mereka?"

Alih-alih menjawab, pria yang umurnya berkisar antara 60-70 tahunan itu malah tersenyum sambil berjalan mendekat ke arah Seokjin. Lalu meskipun sedikit kesulitan dengan perbedaan tinggi badan mereka, beliau mengulurkan tangannya ke atas kepala Seokjin seolah ingin mengelusnya.

Seokjin tentu saja menghindar pada awalnya. Namun karena Seokjin berpikir jika memang terpaksa terjadi suatu perkelahian diantara mereka setelah kakek itu mencoba untuk berbuat macam-macam padanya, kekuatan kakek yang sudah berumur itu pastilah tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dirinya yang masih muda. Iya kan?

TwisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang