Begin Again (2)

348 24 4
                                    

Seokjin meneriakkan nama Taehyung didalam tidurnya, bahkan dia juga menangis, meraung, meratap dan memohon agar Taehyung tidak meninggalkannya.

Namun semua itu sepertinya dia lakukan tanpa sadar, karena begitu terbangun dari mimpi buruknya, Seokjin menolak membicarakannya meski kakeknya sudah memaksa.

Dan itu aneh menurut beliau, karena Seokjin sudah tidak pernah seperti itu lagi sejak empat tahun yang lalu.

Berkat usahanya yang tidak main-main, cucunya itu berhasil terlepas dari bayang-bayang gembel parasit (Taehyung) yang selalu menempel padanya ketika dia masih kuliah.

"Lalu kenapa sekarang Seokjin tiba-tiba teringat lagi padanya? Apa, tanpa sepengetahuan ku mereka telah bertemu lagi?" Pikirnya.

Untuk mengetahui kepastiannya, beliau sengaja mengutus mata-mata untuk mengawasi segala gerak-gerik Seokjin.

Meski pada kenyataannya tidak ada hasil yang didapatkan karena Seokjin memang tidak berhubungan lagi dengan Taehyung.

Kesehariannya tetap sama, dia pergi bekerja di siang harinya dan bersenang-senang dengan Jimin pada malam harinya.

Ngomong-ngomong soal Jimin, kakek Seokjin memang tidak keberatan jika cucunya berhubungan dengan Jimin.

Karena meski sekarang kelihatannya pemuda itu kerjaannya cuma main-main, Jimin memiliki usaha pakaian online yang sangat maju.

Lagipula orang tua Jimin adalah salah seorang pejabat yang berpangkat cukup tinggi, jadi beliau merasa tidak keberatan jika akhirnya Jimin dan Seokjin akan menikah.

"Kakek, saya akan pergi keluar kota selama beberapa hari untuk menghadiri asosiasi pengusaha."

Ketika Seokjin sedang sarapan berdua saja dengan kakeknya, dia sengaja memberitahu kakeknya kemana dirinya akan menghilang selama beberapa hari ke depan.

Bukannya Seokjin harus meminta ijin pada beliau terlebih dahulu atau apa, dia hanya merasa tidak suka jika kakeknya mengirim utusan untuk memata-matai nya selama acara itu berlangsung.

Karena Seokjin merasa, akhir-akhir ini dirinya sedang diawasi oleh orang-orang suruhan kakeknya, dan dia pun tahu kalau itu semua gara-gara mimpi buruknya tentang Taehyung yang kembali lagi.

Kakeknya terdiam selama beberapa saat, garpu dan sendok yang awalnya berada di sela-sela jarinya kini berpindah ke atas piringnya.

Serbet yang berada di pangkuannya pun beliau angkat untuk menghapus serpihan makanan yang mungkin saja menempel di sudut bibirnya (jika itu memang ada).

Seokjin memutar bola matanya setiap kali melihat etiket makan kakeknya yang begitu sempurna, yang menurutnya hanya cocok dilakukan untuk acara formal, bukan ketika makan berdua saja dengan cucunya seperti ini.

"Ya, tentu. Hati-hati saat di sana sayangku." Jawabnya dengan sesungging senyuman setelah memutuskan kalau tidak mungkin Taehyung yang gembel itu akan ada di asosiasi pengusaha yang hanya dihadiri oleh para pemilik perusahaan.

Lagi-lagi Seokjin memutar bola matanya, dia hanya berharap semoga kakeknya benar-benar tidak mengirimkan seseorang untuk membuntutinya.

Dia kan bukan lagi anak kecil yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri ataupun mengambil keputusan dengan tepat, jadi rasanya sungguh berlebihan jika kakeknya terus-terusan mengirimkan orang untuk mengawasinya.

.

.

.

.

.

Keesokan harinya, setelah menempuh perjalanan kira-kira selama dua jam setengah, Seokjin tiba di hotel tempat pertemuan asosiasi pengusaha di selenggarakan.

TwisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang