•
•
.
.
.
.Flora sedang termenung sembari menatap langit gelap yang di halangi oleh kaca dari sebuah jendela yang berada dekat dengan tempat tidurnya, gadis itu sedang bersandar pada tembok kamarnya yang memiliki warna cat pink pastel, dari kaki sampai pinggang di tutupi oleh selimut berbahan tebal yang biasa menjadi teman tidurnya, di samping keberadaan nya terletak sebuah nakas yang di atasnya terdapat beberapa jajanan ringan dan sebuah cangkir yang berisi susu cokelat panas kesukaannya.
Terdengar suara petir yang menggelegar dengan kencang nya, membuat banyak anak kecil ketakutan dan tak berani untuk mandi hujan, di luar sana sudah terjadi hujan badai yang sangat amat dahsyat, langit tak henti-hentinya memberikan rezeki kepada para petani akan turun nya hujan, memberi kan kenyamanan untuk tumbuhan liar, dan tentunya menjadi bentuk rasa sayang yang di kirimkan oleh tuhan.
Tangan Flora meraih pegangan cangkir yang berisi susunya, gadis itu mulanya hanya menatap sejenak minuman panas itu lalu mulai menyesap nya sekali-kali agar rasa panas yang di berikan berubah menjadi hangat yang menenangkan.
Flora tentunya tak ingin kenikmatan ini berakhir dengan cepat, gadis itu menaruh cangkir miliknya kembali ke nakas setelah meminum hampir setengah susu yang berada di dalamnya.
Pikiran Flora menjadi lebih jernih, tangan nya dengan lembut merosot ke bawah untuk mengambil benda yang mengganjal di antara kedua pahanya.
Benda itu lembut dan mempunyai bulu yang tipis, aromanya tentu mirip dengan Flora karena setiap ingin tidur gadis itu pasti akan memeluknya.
Tentu, jawabannya adalah boneka kesayangan gadis itu.
Flora segera memeluk boneka yang ia beri nama Kiyo: boneka beruang berwarna coklat yang selalu menjadi teman nya setiap hari baik suka maupun duka, Kiyo juga adalah boneka tersayang yang Flora miliki.
Terkadang jika merasa lelah akan hidup, Flora akan terus memeluk boneka itu dan manangis dalam diam sembari menenggelamkan wajahnya di perut maupun leher Kiyo.
Selama ini ia hidup dalam keterpurukan, cocok sekali akan cuaca saat ini, jika hujan Flora biasanya akan tertidur dan memulihkan energi sosialnya tetapi saat ini gadis itu malah lebih memilih untuk menikmati hujan dan menyebarkan hawa negatif dari dalam dirinya.
Sangat lega, Flora baru saja merasakan ketenangan yang luar biasa, rumah ini memang sepi tapi Flora tak pernah bisa tenang, tapi sekarang? Mungkin saja karena dirinya telah melupakan semua masalah yang melanda kepala mungil nya.
Flora menghembuskan nafas pelan, tangan nya bergerak naik lalu menyentuh lembut dadanya, detak jantung nya terasa lembat, suara hujan tak luput dari indra pendengarannya, gadis itu mendongakkan kepala nya ke atas dengan posisi masih mengelus dada nya.
Salah satu tangan nya menarik selimut itu agar semakin merapat dengan tubuh si mungil, hawa dingin dari luar mulai masuk ke dalam sana, membuat Flora agak menggigil saat merasakan rasa dingin yang tiba-tiba.
Susu yang tadi sudah ia habiskan dalam sekejap, matanya mulai tertarik dengan permen berbentuk dinosaurus yang sore tadi ia beli di toko swalayan yang jarak nya tidak jauh dari rumah.
Flora mengambil permen yang masih terbungkus oleh kemasan nya, dengan lihai ia membukanya lalu langsung membuang sampah plastik itu ke sembarang arah dan memasukkan permen itu ke dalam mulut kecilnya, tekstur kenyal dan di tambah rasa buah-buahan yang segar membuat Flora tak henti-hentinya berhenti untuk mengunyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT FREFLO
Short StoryOs FreFlo, up kalo ada waktu. Di sini tempatnya Fredom jadi bagi yang suka Flodom bisa minggat. 100% Fiksi